webnovel

ANJELINA : QUEEN AND MAFIA

Ini kelanjutan dari Buku Ana And Book of Secret ... aku pisahkan tersendiri ... Anjelina perempuan spesial dengan banyak keturunan di darahnya. Dan kini mewarisi klan Mafia Italia ... bagaimana kehidupannya sebagai Ratu kecantikan, Mafia juga? dan lika-liku kisah cintanya, adakah lelaki mampu meluruhkan hatinya? ... di baca saja dijamin seru ...

pangeran_Biru · Urban
Not enough ratings
18 Chs

Bagian Sebelas

MAKAU, MOSKOW, TOKYO .... DAN KARTAGO !

Setelah puas berkeliling, Alena tiba-tiba menantangku bermain judi. Aku pun menolaknya.

"Kenapa? santai aja! lo harus tunjukan kemanpuan lo itu! bukankah lo seorang Lady Mafia? sebagai seorang Lady harus tahu tentang Casino atau permainan perjudian! karena banyak sekali perampok profesional yang sengaja datang ke Casino-casino seluruh dunia! mereka sengaja mengeruk keuntungan dengan cara-cara licik! bisa dengan teknologi, magic atau kecurangan lainnya! aku selalu begitu untuk menjegal kelompok itu kita harus lebih pintar !" jelas Alena, di angguki oleh Zalena, Akio dan Marcello.

Aku tidak mau, bukan karena tidak bisa. Ayolah, untuk apa aku keturunan Mafia dan mempunyai Hotel Casino kalau aku tak tahu tentang perjudian. Aku sudah tuhu sejak berumur 10 tahun. Justru papaku lah yang mengajari semuanya tentang perjudian. Kok tahu? iyalah mereka selalu menghadiri acara-acara keluarga kakekku, dan setiap ketemuan pasti ada permainan judi. Walau itu hanya untuk bersenang-senang.

Dan tahukah papa selalu menang! mereka curiga dia memakai ilmunya, karena tahu siapa papa. Tapi papa mengatakan dia memang memakai ilmunya tapi bukan magic atau sihir. Ilmunya belajar dari sebuah buku dengan judul Dewa judi. Disana di ungkap semua trik dalam permainan judi dari yang sederhana atau judi jalanan. Contoh permain bola kecil di sembunyikan dalam tiga buah gelas. Itu adakah yang paling sederhan. Di dalam buku Dewa Judi dan entah siapa penulisnya, konon papaku membeli buku itu di pasar dunia kegelapan. Lebih tepatnya di toko loak, yang menjual apa pun.

Dalam buku ini ada 10 level yaitu dari level dasar sampai profesional. Papaku tidak mempelajari secara khusus.

"Kalau kamu mau main judi lihat dulu permainannya! apa itu kartu atau angka dan dadu juga lain-lainnya! sebenarnya itu intinya! bukan taruhannya! tapi harus tahu cara bermainnya !" jelas papaku di usiaku 12 tahun! pasti kaget, kok seumur itu udah di ajarin judi. Sepertinya papa sudah menyadari dan tahu kalau suatu hari nanti akan menjadi Lady Mafia.

Makanya aku mempelajari buku itu dan masih aku simpan. Levelnya berapa sekarang entahlah, untuk mengetahui bisa atau tidaknya. Papa sering mengajakku jalan-jalan ke berbagai kasino di Las Vegas. Dari Judi slot yang paling umum di gunakan penjudi sebagai selingan yang paling murah. Sampai permain kartu, angka keberuntungan. Mereka menganggap aku hanya anak kecil yang menemani papanya. Dan boleh percaya atau tidak aku selalu menang.

Akhirnya mama tahu dan dia memarahi papa, kenapa anak kecil di ajari berjudi. Tapi papa beralasan.

"Sayang, dia itu punya darah mafia! kamu tahu kan artinya? apa salahnya dia sedikit belajar tentang judi? agar dia tahu pekerjaannya di kemudian hari! dia berjudi bukan untuk mencari uang tapi bisa menilai setiap orang yang bermain dengannya apa dia penipu atau tidak !" jelas papaku. Dan penjelasan papaku di ungkap oleh kakekku dalam pelajarannya sebagai Lady Mafia. Dan apa yang di katakan Alena sangat betul sekali.

"Oke, aku setuju !" kataku akhirnya. Alena tersenyum.

"Bagus, semua akan ikut juga! dan kita akan melawan penjudi profesional! taruhannya paling sedikit satu juta dollar! apa lo sanggup ?" tanya Alena, aku mengangguk.

"Nah gitu dong! besok malam kita bermain !" katanya.

Setelah itu kami istirahat, keesokan harinya kami sarapan dan berkeliling kota Makau. Kami pun ke berbagai tempat wisata dan makan siang di sebuah restoran terkenal di sini. Setelah puas kami kembali ke hotel. Aku istirahat setelah ke bank untuk mengambil uang dan disimpan di dalam koper. Walau taruhannya paling sedikit Satu juta dollar. Aku mengambil lebih dari itu.

Kami makan malam di kamar masing-masing. Aku sudah berdandan cantik dan anggun. Ada telpon berdering.

"Hallo ?"

"Anjelina sayang, lo sudah siap ?" tanya Alena.

"Tentu sayang! gue siap !" jawabku.

"Oke, akan ada seseorang menjemputmu! kita semua akan datang sendiri-sendiri! untuk menghindari kecurigaan mereka kalau kita saling kenal! karena lawan kita bukan sembarangan! mereka profesional dan kaya raya! satu meja, satu orang dari kita akan melawan mereka! bagaimana ?" tanya Alena.

"Oke, baik! siapa pun lawannya gue hadapi! kalau ada seorang pemain penipu bagaimana ?" tanyaku.

"Lo berikan saja kodennya ke gue !" jawabnya.

"Baiklah !" kataku.

Tak lama pintu kamarku di ketuk, dan ketika di buka ada seorang lelaki yang akan membawaku ke tempat judi. Aku mengangguk, dia mengambil dua tas koperku. Setelah kami berangkat ke lantai paling atas dari hotel ini. Di sana ada ruangan khusus untuk kaum jetset membuang uangnya. Atau pemain profesional yang juga bermain dengan taruhan besar. Aku di pindai untuk memastikan tidak ada alat apa pun untuk berbuat curang. Semuanya sudah datang untuk menonton kami bermain.

Aku memberikan satu buah koper ke front office di sini. Aku menyimpan satu koper dan satu koper aku tukarkan dengan berbagai coin. Tak lama yang lain pun datang, dengan membawa koper masing-masing serta berpakaian rapi. Kami berlima masuk kedalam lagi ada ruangan khusus. Dan berisi lima meja bundar dan sudah ada 7 orang di masing meja, jadi kalau dengan kami semua ada delapan orang. Dan kami semua yang paling muda, di antara semuanya. Yang rata-rata 25 tahun ke atas. Dan mereka semua dari berbagai negara, baik lelaki maupun perempuan.

Aku berada di meja tengah alias ke tiga. Aku duduk dan menatap semuanya. dengan sekilas aku siapa mereka. Ada perempuan cantik dan seksi dengan perhiasan di kalung dan tangannya, pria gemuk, lelaki bertubuh tegap, perempuan angkuh dan lelaki berkaca mata, dua lainnya tampan tapi misterius,

"Waw ... kita akan melawan anak-anak !" ujar mereka.

"Yap, tapi kurasa bukan sembarangan !" kata yang lain

"Selanat datang di permainan judi kali ini! akan ada delapan pemain dari berbagai kalangan! ada juga pemain muda yang ingin belajar atau mencari pengalaman berjudi! yang pertama adalah Miss Alena dia adalah pemilik dari hotel ini! Dan yang lainya adalah teman beliau !" ujar pembawa acara.

"Oh pantes !" kata yang lain.

"Mohon perhatian! kami hanyalah anak orang kaya biasa! yang baru kali ini bermain seperti ini! aku Alena mengucapkan selamat datang kepada semuannya semoga kalian bersenang- senang saja tak usah serius! kami sudah siap menghabiskan uang taruhan kami !" ujar Alena.

"Oh, kami tak keberatan tentang hal itu !" kata seseorang, sepertinya semua pun setuju, akan ada uang tambahan dari kami sebagai pemula.

Dan permainan pun di mulai, ada yang langsung tancap gas, ada yang hati-hati, dan santai dan lainnya! semua bisa menebak karakter teman-temanku. Kecuali Alena dan aku terlihat serius. Semua menatapku, mereka melihat aku dengan berbagai tebakan. Ada seorang pemandu yang membagikan kartu.

Aku pun membuka kartu dan meletakannya di antara kartuku. Mereka mulai menjalankan berbagai strategi dengan tambah koin taruhan. Pegawai memberi tanda apa ada yang ingin membuka kartu. Dan seorang lelaki meletakan kartunya dan lainnya pun melakukan hal sama termasuk aku. Semua tertegun.

-------------------------

Satu persatu, dari mereka memenangkan coin seperti bergantian. Aku selalu kalah, taruhanku cukup banyak. Semua tersenyum gembira. Yang lain terlihat seru dan ramai. Aku pun santai saja, kartu pun di bagikan kembali. Aku menatap kartuku dan tersenyum. Semua menatapku.

"Aku menambah taruhan !" sambil melempar coin. Semua saling tatap. Tapi semua mengikutiku. Kartu pun dibagikan kembali. Aku menatap kartuku, tak lama aku melempar koinku. Semua menatap tajam dan penasaran, apa benar kartuku bagus.

Tak lama memberi kode untuk menghentikan permainan, pegawainya memgerti dan mengangguk, kemudian aku meletakan kartuku di meja. Semua tertegun. Aku mengambil coin, setelah itu aku beberapa kali menang, coinku mulai menumpuk. Yang lain menatapku, kini mereka mulai serius.

Aku menatap kartuku, dan sengaja membukanya di depan mereka agar tahu semua kartuku. Aku melempar coin, sehingga di depan coin cukup banyak. Aku kemudian menutup kartuku. Ada seseorang membuka kartunya dan tersenyum. karena merasa menang, yang lain menahannya ketika membuka kartunya. Tapi kemudian pegawai memberi tanda untuk membuka kartu semuanya.

Dan semua terkejut karena kartuku yang menang, ada setengah yang mereka tahu sisanya tak ada seorang pun. Aku mengambil coinnya.

"Maaf nona, anda curang !" ujar yang berwajah tampan.

"Dimananya aku curang ?" tanyaku santai.

"Semua tahu kartuku, hanya sisanya tak ada yang tahu! apa aku pernah mengganti kartuku ?" tanyaku menatapnya. Yang lain mengangguk setuju.

"Aku rasa anda lah yang curang! tuan !" kataku, dia terkejut.

"Kamu jangan menuduhku sembarangan ya !" ujarnya marah.

"Aku lihat setidaknya ada melakukan perubahan terhadap kartu anda !" aku pun mengusap sebuah kartu sehingga angkanya berubah. Semua terkejut.

"Kamu kali, tak ada buktinya !" katanya, aku melempar kartuku, yang aku menangkan tadi.

"Itu buktinya, aku berterima kasih kepadamu! karena itu kali ini aku menang! coba saja, dari tadi tumpukan kartu itu tak berubah sama saja! kalau lihat ada yang sama di sana! karena tidak bisa berubah! kamu menunggu kartu itu untuk kembali kepada anda! sayang aku menahannya sejak awal !" jelasku, kartu itu pun berubah menjadi kartu lain.

"Bukan hanya anda! setidaknya ada dua orang yang menggunakan kecurangan !" semua tertegun dengan tuduhanku.

"Mau aku jelaskan triknya ?" tanyaku tersenyum. Dan tak lama aku bongkar kecurangannya mereka.

"Masih membantah ?" kataku, semua menatapku tajam.

"Ayo main sekali lagi !" ujar mereka.

"Boleh, aku akan membolehkan kalian melakukan apa pun agar bisa menang! taruhannya semua uang kalian dan uangku !" aku melempar uang dan mendorong koin yang sudah aku menangkan.

"Boleh saja !" kata mereka semua. Aku meminta kartu yang baru. Dan pegawai mengangguk.

"Silahkan simpan coin kalian !" tantangku, semua melakukan yang sama.

Pegawai langsung membagikan kartu dan ketika sudah selesai. Aku meletakan kartuku di meja dan mengambil coinku. Semua terkejut,

"Kenapa ? sudah aku bilangkan? keluarkan trik kotor kalian dan lainnya !" kataku santai dan semua menurunkan kartunya. Ternyata hampir mirip.

"Kalau tidak percaya kartuku! silahkan periksa saja sisa kartunya !" aku pun kemudian menyebutkan kartu sisa dan kemudian di buka satu perasatu. Dan semua benar. Aku meminta kartu baru dan aku memperlihatkan apa yang aku pakai, semua memperhatikanku, aku membagi kartu menjadi dua dan kemudian mengocoknya. Membagi kartunya dan kemudian ku buka kartuku sama. Semua tertegun tak percaya.

"Sudah mengerti? aku perlu trik sihir dan curang !" kataku dan mengambil coin lalu pergi.

"Waw ... lo hebat! Anjelina !" puji yang lain. Dan yang lain pun selesai. Tak ada tindakan apa pun terhadap mereka ini hanya permainan. Aku untung 800 ribu dollar. Tidak banyak, karena mereka pikir aku bisa kalah dan mendapat untung banyak dari 500 ribu dollar yang mereka pegang. Mereka tahu aku dan lainnya membawa satu juta dollar.

"Selamat ya, sayang !" ucap Alena. Ketika kami makan malam di restoran private khusus untuk kita.

"Terima kasih !" jawabku.

"Kok bisa sih lo mengalahkan mereka ?" tanya Zalena, mendapat untung yang tak banyak juga.

"Gue rasa mereka sengaja membawa uang taruhan sedikit! ketika melihat kita membawa uang banyak !" ujar Marcello. Semua mengangguk

"Kalian pun hebat juga !" kataku.

"Tapi gue tak menyangka memakai trik yang tak biasa tapi bisa mengalahkan para penjudi profesional !" ujar Akio.

"Gue di ajari papa! sepertinya dia tahu kalau gue akan menjadi Lady Mafia !" kataku, semua tertegun.

"Papa memberikan buku ini kepada gue untuk mempelajari perjudian !" aku memperlihatkan buku tebal dengan judul Dewa Judi. Semua tertegun. Dan Alena menatap tak berkedip, ketika membuka buku ini.

"Gue pernah dengar ada buku tentang judi !" katanya.

"Beneran ?" kataku. Alena mengangguk, katanya ada buku tentang ini tapi memang itu hanya legenda saja, entah benar atau tidaknya tak ada yang tahu.

"Boleh aku pinjam ?" tanya Alena.

"Silahkan saja !" kataku tak keberatan.

"Lalu lo sudah di level berapa ?" tanya Alena penasaran.

"Baru level delapan !" jawabku, semua tertegun.

"Serius ?" tanya merek.

"Susah tahu! makin lama seperti sulap saja !" aku memberikan contoh dengan mengambil satu kue.

"Ini adalàh judi sederhana dengan menebak di mana benda ini berada kiri atau kanan! kalian tinggal tunjuk saja ya ?" kataku, aku menggerakan tanganku dengan cepat dan semua ada memilih kiri atau kanan. Aku tersenyum. Aku membuka tangan kiri dan kosong kemudian tangan kanan ternyata ada isinya,

"Sekarang lebih susah! guenpunya dadu dan dua mangkuk! permainan ini sering digunakan dari jaman dinasti Tiongkok! dulu menggunakan bijian atau pun bisa juga kacang-kacangan! kalian tingga menebak jumlah dan di mana dia berada! misal, gue masukan satu dadu ke satu mangkuk, satu ke mangkuk lainnya! ketika aku bilang coba tebak yang paling keci! maka kalian tinggal pilih dari dua mangkuk ini! mengerti ?" semua mengangguk.

-----------------

Dan aku mulai menggerakan mangkuk dengan memutarnya. Semua tertegun dan kemudian aku tutupkan di atas meja, begitu pun yang satunya sama.

"Di manakah angka yang paling tinggi !" kataku, mereka mulai memilih. Aku membuka mangkoknya dan yang lain bersorak karena menang dan lainnya kalah.

"Wow ... permainan yang menyenangkan !" seru semuanya.

Dan aku mulai menjelaskan permainan di anggap judi! termasuk kartu. Setelah itu aku yang membayar, anggap sebagai hadiah karena aku menang. Keesokan paginya kami beristirahat di kamar saja. Siangnya kami berjalan-jalan di pasar tradisional Makau. Banyak makanan jalanan. Walau siang menjelang sore, Tiba-tiba aku menunjuk sesuatu, judi tradisional dengan mangkuk dengan taruhan tak besar. Aku mengeluarkan uang 10 dollar dan memilih mangkuk.

"Maaf nona! anda kalah !" katanya. Aku menebak lagi dan begitu seterusnya. Aku kalah 3 kali. Aku mengeluarkan 100 dollar.

"Sekali lagi !" kataku si bandar tersenyum. Dan mempersilahkan memilih. Dan .. aku kalah. Semua penonton berbisik.

"Uangku tinggal 5 dollar! oke aku main untuk penghabisan !" kataku, si bandar tak keberatan.

"Besar !" kataku memilih mangkuk.

"Maaf ... non ?" aku tersenyum, ternyata besar. Si bandar membayar.

"Aku bertaruh 10 dollar! untuk mangkuk ini ... kecil !" kataku. Dan ... menang lagi. Para penonton kagum. Si bandar tertegun, tak percaya. Apa ini keberutunganku ?

Bersambung ....