webnovel

Angkasa dan Lily

Simpan dulu di coll kalian, siapa tahu suka^^ 18+ di vol2 * Kamu tahu? Lily itu gak akan bisa tumbuh di Angkasa. Kenapa? Karena Lily gak diciptakan untuk Angkasa. Aku tahu, Lily memang gak bisa bertahan hidup di Angkasa. Dan Lily memang gak diciptain buat ada di Angkasa. Tapi Lily akan buat Angkasa jadi milik Lily. Mereka adalah dua hal yang sangat tidak mungkin untuk bersama, namun takdir menjadikan mereka bertemu dan menjadi dekat. Lalu menjauh dan menjadi dekat kembali. * Jika kalian suka cerita yang ringan, silahkan mampir ya :)) Ini cerita remaja yang dibumbui dengan bumbu istimewa atau tidak biasa Dan merupakan cerita pertama yang aku terbitkan di Webnovel Vol 1 : 1-295 Vol 2 : 296-sekarang Cover by apgraphic_ Terima kasih! mohon dukungannya! Chuuby_Sugar

Chuuby_Sugar · Teen
Not enough ratings
443 Chs

72. Jangan menerima tamu saat sendirian (bukan horor)

Lily menahan urat-urat kemarahannya sembari mengintip diantara celah tangannya. Memeriksa apakah Angkasa sudah keluar dari kelasnya atau masih duduk disampingnya.

Ini keterlaluan, teman-temannya membicarakan Lily bahkan saat Lily ada disana dan ada Angkasa juga. Jika Angkasa sampai membongkar identitasnya demi melindungi Lily, maka Lily akan merasa bersalah akan hal itu.

Lily tahu Angkasa hanya menginginkan kehidupan nyaman, yang kehidupan sekolah dan pekerjaannya tidak tercampur. Lily takut akan merusak itu.

Lily melihat langkah Angkasa yang sempat terhenti dan beberapa temannya mulai berbisik karena itu. Oh ayolah, cepatlah keluar dari sini dan jangan dengarkan ocehan mereka.

Saat melihat Angkasa pergi keluar dari kelasnya. Lily mengangkat kepalanya secara perlahan. Kepala pusing akibat kurang tidur ini rupanya harus sedikit menahan sakit sebentar saja.

"Ah, ngeselin banget."

Semua teman-teman yang berada didalam kelas terkejut melihat Lily terbangun dari tidurnya.

"Kalian ini ngeselin banget tahu gak sih, gue kira kita udah bisa temenan baik-baik. Tapi masih aja suka ngurusin hidup gue."

"Ly, maafin kita." Ujar salah satu teman Lily yang duduk tak jauh dari Lily.

Lily berdiri dari duduknya, tersenyum getir pada temannya yang meminta maaf, kemudian tatapannya beralih pada seluruh ruang kelasnya.

"Gue minta tolong, berhenti komentarin hidup gue dengan omongan menyakitkan kalian!" Ucap Lily sesaat sebelum kakinya melangkah pergi dari kelasnya.

Kaki Lily menendang tong sampah yang ada didepan kelasnya dengan keras. Membuat semua sampah yang ada didalamnya berantakan tanpa berniat membersihkannya. Kesal, saat ini Lily sangat kesal karena ulah teman-temannya yang tidak pernah membiarkan hidupnya tenang sedetikpun.

Lily pergi dengan hati yang bergemuruh. Kakinya melangkah membawanya menuju kantin sekolah, dipintu kantin Lily bisa melihat Angkasa dan teman-temannya sedang bercanda bersama.

Lily takut menjadi penghalang bagi Angkasa. Lily takut jika dirinya menghalangi langkah Angkasa. Lily tidak ingin menjadi beban untuk Angkasa. Lily ingin senyum itu tetap ada diwajah Angkasa, tapi bagaimana jika Lily menjadi penyebab Angkasa merasa kesulitan?

Lily melangkahkan kakinya pergi dari sana. Lebih baik Lily mencari tempat ternyaman di sekolah ini dimana Lily bisa tidur sepuasnya.

UKS. Lily datang.

Mari segarkan otak dan fikiran yang sudah kalut ini dengan sebuah tidur siang yang berkualitas.

*

Angkasa berlari dengan kencang keseluruh penjuru sekolah demi mencari keberadaan Lily. Menurut perkataan teman-teman Lily, setelah Angkasa meninggalkan kelas mereka, Lily juga ikut meninggalkan kelas. Anehnya mereka semua meminta maaf pada Angkasa tanpa alasan yang jelas, ketika Angkasa datang mencari Lily.

Pasti Lily sudah melakukan sesuatu pada teman-temannya hingga mereka meminta maaf pada Angkasa. Apa yang sudah dilakukan gadis kecil itu sehingga semua temannya meminta maaf pada Angkasa? Mungkin Lily mendengar apa yang dikatakan teman-temannya saat Lily tertidur tadi.

Angkasa hampir gila, karena tidak bisa menemukan Lily. Mereka sudah berjanji untuk pulang bersama, tapi Lily malah menghilang tanpa jejak. Yuli juga sudah membantu Angkasa dengan mengecek toilet perempuan, tapi tidak juga menemukan Lily disana.

Kemana anak gadis Nyonya Desi ini? Angkasa geram karena tidak bisa memikirkan dimana keberadaan Lily dengan cepat.

Mata Angkasa menangkap sosok tak asing yang pernah membantu Lily saat Lily kesulitan bernafas beberapa waktu lalu.

"Reza!" Yang dipanggil hanya menoleh sekilas dan pergi dari sana.

"Reza! Berhenti dulu." Teriak Angkasa sembari berlari mengejar Reza dengan langkah besarnya. Aksi mereka bagaikan adegan yang sering muncul pada film bollywood.

Angkasa menghentikan langkahnya saat Reza berhenti didepan sebuah ruangan dan membuka pintu itu.

"Lily disini." Terang Reza membuat Angkasa khawatir apabila Lily melukai dirinya lagi.

"Di uks? Dia sakit lagi?"

"Lo tenang aja, dia cuma bolos pelajaran. Mending lo suruh dia pergi, gue mau kunci pintu terus pulang." Angkasa menghela nafas lega. Tanpa memedulikan Reza yang terlihat terburu-buru, Angkasa melangkah masuk secara perlahan.

"Ly." Panggil Angkasa, namun tidak mendapat jawaban dari orang yang tertidur sangat nyenyak itu. Angkasa mengusap lembut keringat didahi Lily.

"Ly, bangun." Lily yang terusikpun akhirnya membuka matanya. Hal pertama yang Lily lihat adalah makhluk tuhan paling tampan namun tertutup debu. Apakah nyaman?

"Pulang yuk, udah ditungguin Reza tuh, ntar kita dikunciin." Dengan sempoyongan Lily bangkit dari tidurnya, Lily hampir terjatuh tapi dengan sigap Angkasa menangkap tangan Lily agar berpegangan padanya.

*

Lily membuka pintu rumahnya dan segera mempersilahkan Angkasa masuk.

Tangan Lily dengan terampil menyingkirkan benda-benda yang berantakan. Angkasa tertawa melihat Lily kelabakan, padahal Angkasa sudah terbiasa melihat sisi Lily yang berantakan.

Terbongkar sudah bahwa Lily sosok pemalas saat berada didalam rumah.

"Duduk sini Sa. Mau minum apa?"

Padahal Angkasa sudah sering masuk kerumah Lily terlebih saat Angkasa masih tinggal bersama Nyonya Ida disamping rumah ini. Tapi sikap Lily sekarang bagaikan kedatangan presiden negara.

"Mama sama Aster gak ada dirumah?"

"Mama kan biasa pulang malem, kalau Aster kan latihan basket kalau sore."

"Kalau gitu aku langsung pulang aja ya?" Lily yang kebingunganpun hanya bisa mengikuti Angkasa yang berjalan keluar dari rumah Lily.

"Loh, kenapa Sa?" Angkasa tersenyum penuh arti dan mengusap kepala Lily dengan lembut.

"Ya gak apa-apa, besok lagi jangan bukain pintu buat orang lain kalau lagi dirumah sendiri." Lily hampir lupa bahwa dirinya pernah hampir celaka karena membukakan pintu ke sembarang orang. Tapi inikan Angkasa.

"Siap pak bos." Lily tetap mengacungkan kedua jempolnya kehadapan Angkasa.

Saat Lily sibuk memperhatikan Angkasa yang memakai helmnya kembali dan hendak menyalakan motor, sebuah taksi berhenti tepat di depan rumah Lily.

"Mama." Lily menghampiri taksi itu dan membukakan pintu untuk mamanya.

"Mama sini." Desi tersenyum, belum mengerti kenapa anaknya menyeretnya cepat-cepat turun dari taksi.

"Ma, Angkasa mau main kerumah. Tapi gak mau kalau gak ada mama atau Aster dirumah. Ini mama udah pulang berarti Angkasa boleh main ya?" Senyum Desi yang sempat hilang kembali terbit saat melihat wajah cerah Lily.

"Boleh kok. Ajak masuk aja. Mama juga kebetulan mau ngomong sama Angkasa."

Dengan cepat Lily menggandeng tangan Angkasa, menuntun laki-laki itu kembali memasuki rumahnya.

"Ly, helm aku." Lily tertawa terbahak-bahak saat menyadari Angkasa masih memakai helmnya ketika Angkasa sudah duduk diruang tamu.

"Ly, buatin minum dulu."

"Nggak usah repot-repot tante."

"Sama sekali enggak. Saya juga mau minum soalnya. Sekalian mau ajak bicara dua mata sama kamu." Dengan berat hati Lily melangkahkan kakinya menuju dapur, meninggalkan mamanya bersama Angkasa.

Apa yang hendak mama Lily katakan hingga ingin mengatakannya hanya berdua saja? Bahkan meminta Lily untuk pergi dengan alasan membuat minuman. Ini mencurigakan.

Desi memperhatikan Lily sampai anaknya itu benar-benar pergi dari ruang tamu.

Desi berdeham karena Angkasa menatap Lily hingga sosoknya hilang memasuki dapur dengan lekat. Angkasa yang menyadarinyapun segera mengalihkan pandangannya pada wanita paruh baya dihadapannya ini.

"Ada apa ta..?"

"Jangan temui Lily lagi." Ucapan Angkasa terpotong oleh ucapan Desi yang tiba-tiba.

Aku lagi rajin update nih.. harus kasih power stone!

Btw, author lagi ultah nih.. ada yg mau kasih ucapan atau kado? (ngarep)

Jangan bosen baca cerita ini ya

Thanks

Chuuby_Sugarcreators' thoughts