webnovel

ANGGITA and HER STORIES

Patah hati berulang kali tidak membuat Anggita putus asa mencari pengganti. Sampai akhirnya, kedua orang tuanya menjodohkannya dengan Alfa, sang pangeran es di sekolahnya. Namun, hubungan Anggita dan Alfa yang masih seumur jagung harus terusik karena hadirnya mantan pacarAlfa, yaitu Venus. Hingga suatu hari, Anggita bertemu dengan Afkan, si cowok tengil, baik hati yang selalu ada untuk Anggita.Tanpa direncanakan keduanya mulai dekat. Gara-gara Afkan, perlahan Angita bisa melepaskanAlfa. Masalahnya, saat Anggita mulai terbiasa dengan Afkan, Afkan justru pergi meninggalkannya dan Alfa mulai mengejarnya. Haruskah Anggita kembali lagi pada Alfa? Atau ia tetap hidup dalam bayang-bayang Afkan?

BebbyShin · Teen
Not enough ratings
26 Chs

Dua puluh Enam - Ending dari Segalanya

Happy Reading All :)

🌻🌻🌻🌻🌻

Semua akan indah pada waktunya ❤️

🌻🌻🌻🌻🌻

Apa yang kalian ketahui tentang penyakit hemofilia? Sudah pernah mendengarnya? Atau sama sekali tidak tahu? Jawaban atas pertanyaan itu dijawab oleh Gita dengan jawaban tidak tahu.

Gadis berambut panjang itu menatap nanar tanah basah yang di atasnya ditaburi kelopak bunga di hadapannya. Airmatanya bahkan sudah habis untuk keluar dari rongga matanya. Tubuhnya lemah, kakinya lemas, ia bisa berdiri atas bantuan topangan tubuh jangkung yang senantiasa memeganginya.

Semua terasa bagai mimpi bagi Anggita. Gadis kelas sebelas Sekolah Menengah Atas itu mendapatkan ujian yang cukup berat. Kisah cinta yang mengenaskan sepanjang sejarah percintaannya.

Pacarnya, Afkan Angelo telah pergi untuk selama-lamanya. Bukan! Ini bukan prank, bukan juga bualan semata. Ini adalah kenyataan pahit yang harus ditelan oleh Anggita dan keluarga besar Afkan.

Gita sendiri gak pernah membayangkan jika kehidupan percintaannya akan berada di fase seperti ini. Tidak pernah! Sama sekali tidak.

Hemofilia adalah suatu  penyakit yang menyebabkan gangguan perdarahan karena kekurangan faktor pembekuan darah. Akibatnya, perdarahan berlangsung lebih lama saat tubuh mengalami luka.

Afkan ternyata menderita penyakit hemofilia kategori berat. Ia mengalami pendarahan di dalam tengkorak kepala.  Beberapa hari lalu, ia sempat jatuh di kamar mandi rumahnya dan Afkan mulai merasakan gejala sakit kepala serta muntah, tapi cowok itu menganggapnya hanya benturan ringan yang tidak menyebabkan luka di kulitnya, hanya memar.

Namun, saat Afkan mau pergi ke sekolah semakin lama rasa sakit kepalanya bertambah. Ia jatuh tidak sadarkan diri dan dilarikan ke rumah sakit oleh keluarganya. Di Rumah Sakit setelah menjalani serangkaian pemeriksaan, Afkan dinyatakan menderita hemofilia berat dan koma.

🌻🌻🌻🌻🌻

Gita pikir Alfa hanya becanda atau sekedar melakukan prank untuknya. Tapi melihat cowok setegar dan sedingin Alfa menangis, rasanya gak masuk akal cowok itu bercanda. Begitu juga ngeliat Amel yang nangis sesegukkan.

Toa pengumuman sekolahannya pun mengabarkan hal serupa seperti yang keluar dari mulut Alfa. Rasanya dunia Gita jadi gelap gulita. Ia melepas pelukan Alfa dan mundur perlahan dengan lelehan airmata tanpa suara.

"Gak mungkin! Afkan gue baik-baik aja. Pacar gue cuma sakit kepala, bukan meninggal. Bercandaan kalian gak lucu, garing tau gak!" ucap Gita menolak menerima kenyataan.

Alfa tertunduk sambil menyeka airmata yang jatuh di wajahnya dan berusaha menegarkan dirinya menatap Gita.

"Git, please... lo gadis kuat!" ucap Alfa parau.

Gita menggeleng dan berjongkok sambil memukul-mukul dadanya. Sesak! Gadis itu menangis pilu, semua teman-temannya yang berada di perpustakaan ikut merasakan kesedihan Gita. Amel berlari memeluk erat sahabatnya itu dengan tangisan yang sama.

Satu sekolah terkejut, gak terkecuali Alfa. Cowok itu juga kacau perasaannya. Afkan sosok cowok yang sangat baik dan mungkin sempurna untuk Gita menurut Alfa sendiri, sang rival terselubung. Ia bahkan merasa akan tetap menjadi seorang pecundang jika Afkan tidak mengajaknya bertemu dan ngobrol.

🌻🌻🌻🌻🌻

Sudah tiga hari Gita bolos sekolah. Gadis itu masih dalam keadaan berduka. Hal yang dilakuin Gita hanya diam dan melamun. Baik Amel, beberapa teman sekelasnya yang lain serta orangtuanya udah coba ajak berbicara gadis itu, tapi tetap hasilnya nihil. Gita mengunci mulutnya rapat.

Alfa sengaja memberikan waktu ke Gita untuk menyendiri, kini ia sudah tidak tahan untuk menemuinya. Bagaimana pun, ia sudah berjanji pada Afkan akan selalu berusaha buat Gita bahagia.

Alfa mengetuk pintu kamar Gita yang sebenarnya tidak terkunci. Cowok itu melebarkan pintu dan seketika menemukan Gita sedang duduk bersila di lantai menyandarkan kepalanya di ranjang. Gita melamun, seakan tidak peduli dengan kehadiran Alfa di sana.

"Mau sampai kapan kamu duduk diam di sini? Kamu masih punya kehidupan yang harus dilalui," kata Alfa yang mengambil tempat duduk di sebelah Gita, duduk di lantai.

Gita bergeming, menutup rapat mulutnya dari pertanyaan yang diajukan oleh Alfa. Tapi, Alfa tidak menyerah begitu saja.

"Sebelum Afkan pergi, dia mengajakku ketemuan dan bicara dulu," Alfa menghela napas sebelum melanjutkan ucapannya.

"Afkan memintaku untuk menjagamu dengan baik dan menitipkan ini untuk aku kasih ke kamu kalau dia pergi," Alfa menyodorkan sebuah amplop putih ke depan Gita.

Gita berubah wujud jadi zombie. Kantung matanya menghitam dan wajahnya lusuh sayu. Gadis itu mengambil amplop putih dari tangan Alfa dan membukanya dengan tangan gemetar.

Hallo Anggita,

Janji sama gue, sebelum lo lanjut baca surat ini, lo gak boleh nangis dan gak boleh marah. ( Gue yakin elo bakal nurut kok, apa kata gue ini )

Okay, lanjut ya.

Nggi, gue cuma mau bilang makasih banyak sudah nerima gue jadi pacar elo. Gue bahagia banget bisa berkesempatan buat ngebahagiain elo secara langsung, meskipun akhirnya gue jadi cowok terbrengsek yang bikin hati elo ambyar, acak-acakan.

Gue tau, seharusnya dari awal gue gak begini. Ngedeketin elo terus matahi hati elo kayak sekarang. Gue harap elo bisa maafin gue ya. ( elo kan baik hati )

Gue mau kasih tau satu rahasia sama elo. Gue udah naksir elo sejak kelas sepuluh. Waktu kita jadi pasangan random di acara kemah. Di mata gue, elo sosok cewek yang apa adanya banget, yang selalu berani terus ceria. Gue saat itu lagi ngerasain down karena tau punya penyakit yang kayak sekarang. Tapi karena gue naksir elo, gue jadi semangat buat sembuh. Yash, elo yang bikin gue jadi Afkan yang kuat dan hebat di mata orang lain.

Gue bahkan sempet mikir, kalo gue udah pergi duluan belum sempet bilang suka ke elo, gue bakal gentayangi elo mulu. Tapi ternyata dewi fortuna berbaik hati sama gue. Gue dikasih kesempatan buat jadian dulu sama elo. Gue sujud syukur di kamar kalo lo mau tau.

Nggi, gue gak pernah pengen putus dari elo. Sama sekali gak pernah mau. Tapi Nggi, sekarang kita udah beda alam. Gue di mana elo di mana. Ini berat banget buat gue, tapi gue mau bilang lewat surat ini. "Nggi, kita putus. Mulai detik elo baca deretan kalimat ini, kita udah resmi jadi mantan. Lo bebas buat pacaran sama orang lain,"

Gue ikhlas, asal elo janji, elo harus bahagia. Gue lebih seneng kalo lo balikan sama kak Alfa sih. Gue yakin, dia bakal pegang teguh amanah dari gue. Gue ngerasa gue cowok jahat banget emang, mutusin elo lewat surat. Tapi gue yakin elo bakal maklumi gue.

Nggi, terima kasih ya, elo udah jadi matahari di kehidupan gue yang sebentar ini. Terima kasih sudah kasih gue kenangan indah sebelum akhirnya gue tidur panjang. Terima kasih untuk semuanya, Nggi. Untuk dua bulan lebih ini kita sama-sama.

Masih banyak yang harusnya gue tulis, tapi seenggaknya lo udah tau inti dari isi hati gue paling dalam.

Janji sama gue ya, Nggi. Elo gak bakal nangisin gue terus. Elo harus bahagia. Elo harus bersyukur karena kesempatan hidup lo masih panjang dan elo harus manfaatin semua itu dengan hal-hal positif dan berguna. Kalo elo bimbang buat nentuin sesuatu, elo harus tanya sama hati kecil elo sendiri, di sana jawabannya.

Anggita, gue sayang elo sama kayak gue sayang sama diri gue sendiri. Gue sudah berusaha untuk hidup lebih panjang buat nemenin elo, tapi ternyata gue sudah habis masanya. Gue yakin elo cewek kuat.

Gue pamit pergi, tolong ikhlasin gue yah. Biar gue gak tersiksa di sini. Elo mau lihat gue bahagia kan di sini, jadi tolong lo juga harus bahagia.

Last words. Gue cinta elo, Nggi.

Dari Mantan pacar elo, Afkan Anggelo.

Gita sesegukan membaca surat Afkan yang dititipkan pada Alfa. Gadis itu tidak menyangka kalau Afkan sudah menyiapkan kata-kata sedemikian rupa untuknya. Gita memukul dadanya yang terasa sesak.

"Ma- maafin gue, Kan. Gu-gue sa-sayaang elo. Afkan, ma- maaf..." Gita mengucapkan kata maaf berkali-kali dengan terbata-bata.

Alfa menarik tubuh lemah gadis itu ke dalam pelukannya. Ia tahu, bagaimana hancurnya hati Gita sepeninggalan rivalnya, Afkan.

"Gu- gue ja- jahat banget sama Afkan, Kak. Gue ja- hat...," Gita menyalahkan dirinya sendiri.

"Kamu gak salah apa pun, Git. Semua ini sudah rencana indah yang Tuhan kasih untuk umatnya. Kamu harus relain. Mungkin dengan begini, Afkan tidak merasakan sakit lagi," nasihat Alfa. Gita terus menangis dan Alfa membiarkannya sampai Gita kelelahan.

🌻🌻🌻🌻🌻

Lima bulan setelah Afkan pergi untuk selamanya. Gita sudah berangsur kembali menjadi Gita yang dulu. Ia menjalankan amanat Afkan untuk bahagia dan mengikhlaskan mantan pacarnya itu, meski pun itu adalah yang berat.

Selama lima bulan terakhir ini juga, Alfa senantiasa berada di samping Gita. Cowok itu berusaha untuk berubah. Bukan karena pesan Afkan melainkan dari kesadaran dirinya sendiri. Semua orang satu sekolah menyangka jika Gita dan Alfa pacaran lagi, tapi nyatanya belum.

Alfa sudah dua kali mengajak Gita balikkan, tapi ditolak mentah-mentah. Alasannya karena Alfa belum pantas jadi pacarnya. Gita ingin Alfa merasakan berada di posisinya dulu, selalu diabaikan kehadirannya.

"Ini kali ketiga aku ngajakin kamu buat balikan. Aku mau pergi ke Inggris, Git," ucap Alfa saat mereka berada di bandara.

Hari itu adalah hari keberangkatan Alfa ke Inggris untuk melanjutkan kuliahnya di sana. Kedua orangtua Alfa dan Gita sepakat untuk melanjutkan perjodohannya jika Gita menerima cinta Alfa lagi.

"Ya bodo. Sana pergi, yang nyuruh di sini siapa coba?" kata Gita santai.

"Ya sebelum aku pergi, kamu jawab dulu. Kamu mau gak balikan sama aku? Kita pacaran lagi?" tanya Alfa to the point tetap dengan nada datarnya.

"Ngerayu kek, atau mohon-mohon dulu gitu. Ngajak balikan, tapi kayak orang marah-marah," sindir Gita dan Alfa menghela napas beratnya.

Alfa memegang kedua lengan Gita agar wajah gadis itu berhadapan dengannya langsung. Ia menatap lekat kedua bola mata Gita.

"Git, izinkan aku mencintai kamu dengan caraku sendiri. Terima aku apa adanya yang seperti gunung es ini. Aku janji, meskipun dingin, aku tidak akan membuatmu beku,"

"Anggita, kamu mau gak jadi calon istri aku?" tanya Alfa serius dan Gita melotot terkejut.

"Hah?" gumam Gita.

"Kamu mau gak jadi calon istri aku?" ulang Alfa.

"Gila! Kakak waras kan? Pacaran aja aku tolak apalagi jadi istri. Hiih... gak mau lah," jawab Gita tegas sambil melepas pegangan Alfa di lengannya.

Alfa terdiam. Untuk ketiga kalinya dia ditolak Gita. Melihat gadis itu berjalan tiga langkah mundur, Alfa mendesah.

'Karma atas apa yang aku lakuin dulu ke Gita. Ternyata ada, tapi diabaikan itu rasanya sakit,' batin Alfa.

"Ya udah. Aku pergi dulu. Jaga diri kamu baik-baik di sini. Sekolah yang benar, jangan jadi cabe-cabean. See you next time. I'll miss you, Gita," kata Alfa tersenyum sambil berbalik menggeret kopernya.

Gita melambai tangan seperti biasa lalu melakukan sesuatu yang cukup memalukan, khas Gita sekali.

"Alfarabbi Davinci Putra, SI GUNUNG ES!" jerit Gita dan Alfa menoleh begitu pula orang-orang di sana.

"Gue gak mau tau, abis elo kelar kuliah. Lo harus nikahi gue. Titik gak pake koma," ucap Gita keras lalu gadis itu berlari berbalik meninggalkan Alfa yang berdiri mematung.

Alfa mengulum senyum mendengar ucapan Gita. Ternyata gadis itu sekarang penuh kejutan.

"Tunggu aku. Aku bakal balik dan nikahi kamu. Makasih Anggita Adevia Prayetno, jawaban kamu penyemangat sekolahku,"

🌸🌸🌸🌸🌸

The End

*Need more? Tungguin versi cetaknya ya...

Bakal lebih lengkap!!

Mohon maaf kalo gak sesuai dengan ekspetasi kalian yang baca! Author cuma manusia biasa yang gak bisa baca pikiran semua orang 😁😁😁

Love you all ❤️

Terima kasih untuk semua pembaca yang mendukung cerita ini, yang meluangkan waktu untuk ninggalin komentar, vote juga ❤️

Ini novel Teenlit pertama Shin yang berhasil Shin tulis sampe ending. Thank to my self! Ternyata aku masih nyimpen jiwa ABG meski pun sudah kepala 3 😂😂😂

Btw, jangan hapus cerita ini dari library kalian kalo kalian mau dapetin info seputar buku cetaknya.

Terima kasih banyak semuanya ❤️

🌻🌻🌻🌻🌻

Sampaikan kesan kalian buat cerita ini ❤️

Sepanjang mungkin sangat Shin bolehin kok 😘😘

Yang minta ekstra part, mohon maaf gak bisa Shin kabulin. Ending yg lengkap hanya ada di versi cetak seperti cerita2 Shin lainnya. Terima kasih banyak. Sampai ketemu di cerita lainnya. Lafyuall

BebbyShincreators' thoughts