webnovel

Hari Pertama

Hari ini adalah hari pertama aku berkerja, aku diterima di perusahaan kemarin dan menempati sebagai sekertaris manager dikarenakan penampilan dan kecerdasaan otakku. Aku diterima tanpa pertimbangan.

Hari pertama aku berkerja, sudah disuguhkan tugas yang begitu banyak. Ya namanya berkerja memang begitu, aku selesaikan semua pekerjaanku hari ini.

"Bu, tolong selesaikan hari ini ya" ujar managerku.

"Iya pak, saya usahakan selesai hari ini"

"Terimakasih bu, saya pergi dulu ada meeting"

"Silakan pak"

Aku pun mengerjakan semuanya, tak terasa waktu sudah larut malam. Untuk saat ini jam sudah menunjukan pukul 11 malam dan pekerjaanku akhirnya telah selesai.

Seusai berberes, aku meninggalkan kantor tersebut untuk memesan taxi online.

Aku menunggu di pinggir jalan, agar sang pengemudi tidak susah untuk mencariku.

Tiba-tiba....

"Tolong.....Tolongg...Tolong" ujarku berteriak.

Tasku dijambret oleh seseorang, aku pun hanya terdiam dan menangis karena tidak ada seorang pun yang menghampiriku. Didalam tasku ada uang dan kartu-kartu, aku binggung harus bagaimana.

Aku hanya bisa menangis dan terduduk diam.

Tak lama kemudian, datang seorang laki-laki menghampiriku lalu berkata.

"Lain kali hati-hati kalo bawa barang bawaan, ini udah malem" ujarnya sambil menjulurkan tas.

Aku pun menengok dan ternyata itu adalah nico, dia yang mengejar jambret tersebut.

"Nico"

"Ini ibukota, jangan sembarangan berdiri dipinggir jalan"

Menjulurkan tas kepadaku, lalu ia pergi meninggalkanku. Ternyata ia mengendarai sepeda motor.

Aku tidak pernah menyangka nico akan menolongku, aku sudah pasrah dengan keadaanku. Namun tuhan masih memberikan kebaikan kepadaku.

Tak lama kemudian, datanglah taxi online menghampiriku dan aku pun masuk kedalam mobil tersebut.

"Kenapa dia sebaik ini sama aku, setelah semua yang ku perbuat kepadanya" fikirku.

Aku harus mencari Nico, aku harus minta maaf kepadanya.

Aku sempat berpikir bahwa aku adalah orang yang paling di benci oleh Nico, namun kenyataanya ialah orang yang membantuku.

Aku tidak akan melupakan kejadian kemarin, akan ku kenang semua jasa-jasa nico. Aku harus berubah tidak meninggikan sifat egoisku.

Belajar dari nico, bahwa seseorang yang pernah membuatmu hancur dimasa lalu jangan engkau balas dengan kejahatan dimasa kini. Bagaikan malaikat tanpa sayap, sosok nico membuat kekaguman pada diriku dan membuatku malu dengan sifatku kepadanya dahulu.

Sesampainya di kantor, aku di perkenalan oleh seseorang bernama meyra. Ternyata dia sama sepertiku yaitu sekertaris manager, ia kemarin ditugaskan keluar dan belum sempat menemuiku.

"Pagi ibu" ujar meyra.

"Pagi juga bu" ujarku.

"Perkenalkan ibu natasyah, ini ibu meyra dia adalah sekertaris saya dan mulai hari ini kamu dengan dia sudah menjadi patner. Saya harap kalian bisa akur" ujar managerku.

"Iya pak" ujarku

"Aku meyra" ujar meyra.

"Aku natasyah" ujarku.

"Yaudah, kalian berdua saya tugaskan untuk menyalin berkas. Saya tinggal dulu"

"Siap pak" ujar meyra.

Sang manager pun meninggalkan kita berdua dan keluar dari ruang kerjaku.

"Salam kenal ya, kamu asalnya dari mana?" ujar meyra membuka obrolan.

"Salam kenal juga, aku dari yogyakarta"

"Oh, jogja. Aku juga ada temen kok dari jogja"

"Oh siapa itu?"

"Ada deh pokoknya, hehehe"

"Kamu keliatannya senyum, senyum gitu. Pasti dia special ya buat kamu"

"Hehehe, dia beda dari yang lain. Sudahlah ayo kita kerjakan tugas dari pak manager nanti siang kita makan bareng ya dikantin"

"Oh iya benar juga, yaudah nanti siang ya aku tunggu disini"

"Iya aku mau masuk ruanganku dulu ya"

Akhirnya aku mendapatkan teman disini, menurutku meyra cukup asik orangnya. Aku memang satu patner dengan dia namun beda ruangan, ditakutkan jika kita berdua disatukan tugas tidak akan selesai karena keasikan mengobrol.

Aku mulai mengerjakan tugasku, tak terasa waktu begitu cepat dan sudah waktunya makan siang.

"Hai, natasyah" ujar meyra menghampiriku.

"Kamu sudah selesai?" ujarnya.

"Hai, meyra. Belum nih dikit lagi, kamu sudah selesai?" ujarku.

"Aku sudah selesai, yaudah kamu selesaikan terlebih dahulu. Aku tunggu disini"

"Iya sebentar ya"

Aku pun mengerjakan tugasku agar segera beristirahat, perutku sudah mulai lapar.

Sesudah menyelesaikan tugasku, aku menghampiri meyra untuk pergi kekantin.

"Hai, aku sudah selesai nih"

"Oh sudah, yaudah ayo kita kekantin"

Kami berdua pun jalan menuju kantin dan memesan makanan, aku mencari tempat duduk untuk tempat kita makan.

"Kamu sudah lama dijakarta?" ujarku sambil memakan makananku.

"Hmm, sudah setahun lebih. Kalo kamu?"

"Aku baru, sekitar seminggu ini"

"Kamu lulusan mana nat?"

"Aku lulusan UGM, kalo kamu?"

"Aku kebetulan lulusan UI"

"Wah pinter banget dong ya"

"Ah kamu bisa aja, kamu juga pinter pasti"

"Ah engga biasa aja"

"Kalo ga pinter, ga mungkin keterima sebagai sekertaris dong"

"Hehe bener juga ya"

"Oiya, ngomong-ngomong kamu udah  calon suami atau pacar gitu?"

"Ha?"

"Iya kamu udah punya calon suami atau pacar gitu"

"Hahaha meyra-meyra, ngomongin calon suami. Pacar aja aku gapunya"

"Orang secantik kamu gapunya pacar? Jangan bercanda deh"

"Beneran, masa aku boong. Emang kamu udah punya?"

"Hmmm.... Adasih tapi aku malu mau cerita sama kamu"

"Malu kenapa?cerita aja. Mulai hari ini kita jadi teman baik ya"

"Iya kamu jadi teman baikku juga ya, jadi aku ada kenalan sama cowo. Jadi dulu ceritanya pas aku ngelamar kerja aku sempat kecopetan dan binggung mau pulang udah gaada uang, aku bener-benar udah pusing yaudah aku putusin buat jalan aja. Tiba-tiba ada cowo yang hampir aja mau perkosa aku, posisinya itu udah malem juga. Aku ditarik-tarik mau diperkosa tiba-tiba dateng seseorang menyelamatkanku, dihajar abis sama dia tapi dia babak belur juga"

"Terus gimana?" ujarku penasaran dengan cerita tersebut.

"Setelah itu aku bawa dia ke rumahku untuk mengobati lukanya, kebetulan dia bawa sepeda motor jadi aku gonceng dia deh, setelah aku obatin lukanya akhirnya kami kenalan dan sekarang dia deket sama aku tapi kita belum pacaran, tapi aku berharap banget dia jadi jodohku"

"Ih baik banget tuh cowo, pasti dia bakal jadi suami yang baik nantinya"

"Iya bener banget, dia sekarang kerja dibengkel mobil. Kalau malem kadang suka jemput aku, lain kali aku kenalin deh kekamu"

"Bener ya, kenalin ke aku"

"Iya beneran"

Setelah mendengar cerita meyra, aku seperti sedang mendengarkan kisah novel. Aku tidak menyangka semulus itu perjalanan cintanya.

Aku sendiri juga belum pernah pacaran, karena memang dari kecil sudah menjadi anak rumahan dan tidak mengerti pergaulan. Tapi walau aku tidak mengerti pergaulan aku tau ko pergaulan karena belajar dari cerita teman-temanku.

Hari ini adalah hari pertama kali aku libur, karena sudah 2 minggu ini aku dikebut dengan pekerjaanku. Ini adalah salah satu uji tes ku, apakah aku layak mendapatkan posisi disini.

*****

Setelah melalaui proses yang amat panjang. Ternyata aku layak ditempatkan posisi ini.

Aku putuskan untuk pergi ke salah satu pusat perbelanjaan di jakarta, aku pergi sendirian. Sudah aku coba mengajak Meyra, namun ia sedang ada urusan yasudah.

Didalam perjalanan, mataku terfokus pada satu pria. Dari belakang kulihat dia membantu seseorang yang sedang kesulitan membawa barang bawaan ibu-ibu lalu ia membantunya kemudian sang ibu itu memberikan upah kepada dirinya namun ia seakan menolak pemberian itu, namun sang ibu terus memaksa akhirnya pria tersebut menerimanya. Setelah menerima uang itu, sang pria memberikan uang tersebut memberikan kembali kepada anak kecil yang meminta-minta atau bisa disebut pengemis lalu adzan pun berkumandang, pria tersebut berjalan memasuki masjid.

Alangkah indahnya pemandanganku di kemacetan ini, sulit untuk mendapatkan pria tersebut dizaman ini.

Walaupun jika suatu saat nanti, aku diizinkan untuk bertemu sosok pria itu. Mungkin saja aku tidak akan berjodoh dengannya dikarenakan tuhan kami berbeda.

Entah kenapa perasaanku, seakan-akan tergoyah sehingga menimbulkan perasaan yang begitu luar biasa. Sepertinya rasa cinta.

"Kenapa perasaanku begini ya?apakah aku mencintainya? Apakah aku boleh mencintainya walaupun tuhan kita tak sama?" fikirku dalam hatiku.

Sesampainya ditempat perbelanjaan, akupun berbelanja sesuai kebutuhanku. Setelah selesai aku mencoba mencari rumah untuk tempat tinggalku.

Berputar-putar cukup lama, akhirnya aku mendapatkan rumah yang cukup untukku. Dan untuk sisa uang yang diberikan ibuku akan kubelikan mobil agar mempermudah semua urusanku.

Aku bergegas pulang untuk membereskan semua barang-barangku, hari ini hari sabtu dan esok, aku harus bangun pagi-pagi untuk beribadah.

Aku putuskan untuk mampir kesalah satu sorum mobil terlebih dahulu dan memilih mobil untukku.

Ku lihat-lihat apa saja yang ada ditempat tersebut, hatiku berminat kepada mobil honda civic. Aku putuskan untuk membelinya secara kontan, karena aku tidak mau pusing dengan cicilan. Syukurnya uangku masih cukup untuk 2 bulan kedepan dan akupun setiap bulan menerima gaji.