webnovel

Anakku Anak Adik Iparku

Apa jadinya jika saat remaja, hamil di luar nikah dan ternyata sang lelaki tidak mau bertanggungjawab. Ketika orangtua remaja perempuan itu mengetahuinya, ia lalu diasingkan. Kemudian melahirkan anaknya dan merawatnya dengan kasih sayang. Empat tahun kemudian, mereka bertemu kembali, namun kedua remaja yang telah beranjak dewasa itu kini berhadapan sebagai adik dan kakak ipar! Akankah lelaki itu mengenali wanita di hadapannya juga anaknya itu? Karena penampilannya sudah banyak berubah.

Serenity_Lee · Urban
Not enough ratings
4 Chs

Alya Azzahra Maharrani

"Hai Nabi, katakanlah kepada isteri-isterimu, anak-anak perempuanmu dan isteri-isteri orang mukmin: "Hendaklah mereka mengulurkan jilbabnya ke seluruh tubuh mereka". Yang demikian itu supaya mereka lebih mudah untuk dikenal, karena itu mereka tidak diganggu. Dan Allah adalah Maha Pengampun lagi Maha Penyayang." (QS. Al Ahzab: 59)

"Katakanlah kepada wanita yang beriman: "Hendaklah mereka menahan pandangannya, dan kemaluannya, dan janganlah mereka menampakkan perhiasannya, kecuali yang (biasa) nampak dari padanya. Dan hendaklah mereka menjulurkan khimar kedadanya…" (QS. An Nuur: 31)

Demikian pembuka isi mata kuliah Agama yang sedang  diikuti dan disimak oleh para mahasiswa dan mahasiswi di pagi hari itu. Kemudian sang dosen melanjutkan kuliahnya dengan menjelaskan tentang hijab, arti hijab[1], kriteria hijab[2] dan wajibnya seorang wanita untuk mengenakan hijab ketika ia baligh—yang ditandai dengan keluarnya darah haid.

Alya Azzahra Maharrani namanya, biasa dipanggil Alya oleh teman-teman kampusnya. Mahasiswa tahun pertama dan baru beberapa bulan berkuliah di salah satu Perguruan Tinggi di Kota Hujan. Alya sendiri tinggal di Depok. Di Kota Hujan ini Alya tinggal di kos-kosan. Dan pulang ke rumahnya sepekan sekali.

Hari itu mata kuliah Pendidikan Agama Islam adalah mata kuliah pertama yang dia ikuti. Setiap mahasiswi yang mengikuti mata kuliah wajib tersebut, wajib mengenakan pakaian yang sopan, menutup aurat, dan tentu saja berjilbab. Dan terkhusus untuk mata kuliah Agama ini, bangku mahasiswa dan mahasiswi dipisah.

Namun, Alya belum terketuk hatinya untuk mengikuti jejak teman-teman perempuannya untuk mengenakan jilbab. Bagi Alya, mengenakan penutup kepala itu membuatnya gerah dan menutupi keindahan rambutnya. Membuatnya tidak cantik dan menarik. Itu menurut pandangannya saat ini. 

Mata kuliah itu akhirnya selesai, Alya kembali melepas jilbabnya, melipatnya dan memasukannya ke dalam tasnya. Hanya pada hari itu Alya mengenakan pakaian panjang. Di hari lain, Alya memilih mengenakan pakaian yang masih memperlihatkan lengan dan kakinya. Setelah merapihkan rambutnya yang dibiarkan tergerai, ia pun bersiap menuju kelas berikutnya.

Adalah Aishah, teman satu jurusan Alya yang sudah terlebih dahulu mengenakan jilbab sejak pertama kali mereka berkenalan, tak henti-hentinya memberikan nasihat agar temannya itu mau mengenakan penutup kepala. Aishah sendiri sudah berjilbab sejak masih usia belia. Jilbab yang dikenakannya pun sepanjang pakal pahanya dan juga lebar. Pakaian dan jilbab yang dikenakannya selalu longgar. Berwarna gelap, seperti biru dongker, marun, coklat, atau hitam. Warna-warna yang tidak menarik, menurut Alya.

Akan tetapi berkali-kali Aishah menasihatinya dengan baik-baik, berkali-kali itu pula Alya hanya meresponnya dengan senyuman. "Belum dapet hidayah," dalih andalannya yang kerap dilontarkannya.

Berbeda dengan dua temannya yang lain, Laila dan Eva. Setelah beberapa bulan mengikuti kuliah Agama, mereka pelan-pelan mengubah penampilannya. Dari hanya mengenakan kemeja lengan panjang dan celana jeans khas mahasiswa, mereka kini telah mengenakan jilbabnya. Meski masih sebatas menutup rambutnya saja. Dan pakaian yang dikenakannya masih memperlihatkan lekuk tubuhnya. 

Hijrah[3] memang memiliki proses, lama kelamaan penampilan Laila dan Eva pun berubah. Mulai mengganti pakaian mereka dengan rok dan gamis. Mengulurkan jilbabnya hingga menutupi dada. Benar-benar sudah mulai seperti penampilan Aishah. Karena itu pula, Aishah, Laila, dan Eva tak pernah bosan mengajak Alya untuk menjemput hidayah. Bukan hanya diam terpaku menunggu hidayah itu datang. Seperti yang biasa Aishah lakukan yaitu mengajak teman-temannya mengikuti kajian yang selalu diadakan rutin sepekan sekali, tak terkecuali mengajak Alya ikut serta. Namun, lagi-lagi selalu ada alasan yang terlontar dari Alya. Bahwa di akhir pekan dia harus pulang ke rumahnya, di Depok. Sehingga tidak mungkin baginya untuk ikutan acara kajian itu.

***

Alya adalah anak kedua dari dua bersaudara. Kakak perempuannya bernama Kirana Aulia Humaira. Telah menikah dan memiliki seorang putri berusia 1 tahun—Annisa. Berbeda dengan Alya, Kirana telah mengenakan jilbab sejak usianya belum baligh. Semua itu tidak lepas dari pengajaran bude dan pakdenya sejak Kirana kecil—dirinya juga anak yang mudah menerima nasihat, dan kemudian Kirana pun memilih untuk masuk pondok pesantren yang ada di Solo, setelah lulus sekolah dasar. Belajar tentang Islam lebih dalam. Sejak masuk pondok pesantren itu pula, Kirana makin dekat dengan bude dan pakdenya. Bahkan suaminya, Haris dia kenal melalui perantara pakdenya. Benar-benar tanpa melalui proses pacaran.

Perbedaan mencolok ini memang tidak lepas dari prinsip yang orang tua Kirana dan Alya pegang. Orang tua mereka memberi kebebasan untuk memilih, namun demikian tetap mereka harus siap dengan tanggung jawab atas pilihannya itu. Prinsip kedua orang tua Kirana dan Alya ini bisa dikategorikan dayuts[4].

Bukan hanya sekali Kirana menasihati juga adiknya itu untuk mengenakan jilbab. Namun karena sejak menikah Kirana harus ikut dengan suaminya, tinggal di Solo. Maka tidak banyak hal yang bisa Kirana lakukan untuk membuat adiknya sadar bahwa pilihannya salah. Kecuali sesekali menasihati via telepon atau saat Kirana pulang ke Depok saat Ied. Namun hal itu tetap belum membuat Alya berubah. Tetap memegang prinsipnya, 'tidak berjilbab tidak apa-apa asal hatinya baik'.

Hubungan pertemanan Alya dengan lawan jenis pun tidak lepas dari kebebasan yang diberikan oleh orang tuanya. Meski Alya belum menceritakan tentang hubungan spesialnya dengan seorang laki-laki di kampusnya.  Menurutnya belum saatnya orang tuanya itu tahu, tho dirinya masih ingin berkuliah dan menyelesaikannya tepat waktu, lulus, kemudian bekerja, baru menikah. Menikah adalah prioritasnya yang kesekian, namun mengambil jalan lain agar bisa dekat dengan lelaki yang disukainya. Yang menurutnya selama ini Alya berpacaran tidak kelewat batas. Hanya jalan berdua, makan berdua, sesekali menonton film kesukaan mereka, ntah di koskosan mereka atau pergi ke bioskop.

***

"Yang, kamu di mana? Aku udah beres kuliah, nih." Alya terlihat sedang menghubungi seseorang.

"Bentar lagi aku ke sana. Baru beres," jawab suara laki-laki di seberang telepon.

Sepuluh menit kemudian datanglah seorang remaja laki-laki menghampiri Alya yang sedang duduk di depan ruang kuliahnya sambil memainkan ponselnya.

Melihat Fikri, kekasihnya sudah datang, Alya pun pergi dari kampusnya. Berjalan berduaan saja.

Tampak Aishah memperhatikan mereka berdua dari kejauhan.

***

[1] Secara bahasa, hijab artinya penutup.

Secara istilah, hijab adalah segala hal yang menutupi sesuatu yang dituntut untuk ditutupi atau terlarang untuk menggapainya. Diantara penerapan maknanya, hijab dimaknai dengan as sitr (penutup), yaitu yang menghalangi sesuatu agar tidak bisa terlihat. 

[2] (1) Menutupi seluruh tubuh kecuali yang tidak wajib ditutupi 

(2) Tidak berfungsi sebagai perhiasan

(3) Kainnya tebal tidak tipis

(4) Lebar tidak ketat sehingga menampakkan bentuk tubuh 

(5) Tidak diberi pewangi atau parfum 

(6) Tidak menyerupai pakaian lelaki 

(7) Tidak menyerupai pakaian wanita kafir 

(8) Bukan merupakan libas syuhrah (pakaian yang menarik perhatian orang-orang)

[3] Hijrah maknawi (dengan hati), yaitu berpindah dari maksiat dan segala apa yang Allah larang menuju ketaatan.

[4] Barangsiapa mengetahui ada keburukan pada keluarganya, istrinya atau anaknya, tetapi dia membiarkannya dengan alasan cinta atau lainnya, maka ia adalah dayuts. Dayuts termasuk orang yang tidak akan dilihat oleh Allah Subhanahu wa Ta'ala pada hari kiamat.

***

Mohon maaf part yang ini ada revisi ya. Semoga tidak membuat bosan hehe...

Serenity_Leecreators' thoughts