webnovel

Anak asuhku Anakku

mei_yama · Teen
Not enough ratings
53 Chs

27.

Gelak tawa terdengar dari dalam mobil. tiba tiba Bimo mengetuk jendela mobil untuk menurunkan majikanya.

*Elah, lama banget dramanya. Sampek abis aku di gigitin nyamuk dari tadi nunggu di belakang mobil. Emang kalau orang kaya mah bebas*

Juno menaiki kursi roda dengan bantuan Bimo kemudian Lily yang mendorongnya masuk ke dalam rumah. Bimo mengedipkan matanya sambil meledek Lily yang baru saja menerima ungkapan perasaan majikanya.

🌺🌺🌸🌼🦜🏵️

"Sandra, jangan Sandra. sisakan sedikit untuk ku makan" Teriak nyonya Kim saat Sandra menyita semua barang berharga miliknya.

"Dengar nyonya Kim yang terhormat. Perjanjian kita sudah jelas. Jika kamu bisa menjadikan aku sebagai istri sah dari Juno Mahendra. Maka saya Sandra Sutedjo Hardjo akan memberikan apapun yang anda minta. Tapi kamu tau, anakmu itu sudah cacat. Aku tidak berselera bahkan hanya untuk melihat wajahnya lagi" Ucap Sandra sambil berdiri dengan acuhnya.

"Kasihani aku Sandra, kasihani aku" Ucap nyonya Kim yang menangis meringkuk memegangi kaki Sandra.

"Cih, kasihan? Terhadap perempuan sepertimu? sepanjang usiaku, ini kali pertama aku mendapati ada seorang ibu sepertimu. Tidak mengasuh bahkan meninggalkannya, lalu, setelah dia kaya dan tampan. kau manfaatkan ketampanannya untuk sedikit keuntunganmu ini?"

"Hhh aku tak habis fikir betapa mirisnya kau ini. Sungguh wanita yang mengerikan. Bahkan aku pun sekalipun aku ini wanita rusak yang memiliki anak tanpa ayah pun. Dengan segenap jiwa dan raga aku menyayangi anakku. Dan kau? ku rasa kita tidak setara" Ucap Sandra sambil memakai kacamata hitamnya dan melenggang pergi.

"Ini, untukmu. segera pergi dan berkemaslah. Sebentar lagi penghuni apartemen yang baru akan datang" kata Sandra sambil melemparkan sejumlah uang kepada nyonya Kim yang tengah menangis di lantai.

Semua fasilitas dan kebutuhan nyonya Kim selama ini adalah berkat bantuan Sandra. Tentu tidak cuma cuma, ada perjanjian di antara mereka. Secara bahasa kasar nyonya Kim rela menjual anaknya kepada Sandra. Sandra yang dulu putus asa dan pergi ke Korea kembali bertemu dengan nyonya Kim dan berhubungan baik. Hingga kemudian Sandra hamil dan laki laki yang menghamilinya tidak mau bertanggung jawab. Mendengar kabar meninggalnya Namira membuat nyonya Kim kembali memikirkan keuntungan yang bisa di dapatkan ya.

Tawarannya ternyata cukup menggiurkan untuk Sandra kembali hadir dan menggoda Juno. Namun siapa sangka rencana yang di buatnya tak berjalan seiring dengan takdir yang Maha Kuasa.

🌺🌺🌸🌸

"Kakek nya bernama Abdullah dan neneknya bernama Siti. Golongan darahnya A+. Umurnya 24th sekarang. Para tetangga tidak pernah tau asal usul orang tuanya." Laporan dari seseorang di balik panggilan telepon.

"Bagus, cari tahu lagi. Tidak ada seorang pun di dunia ini yang lahir tanpa mengetahui asal usul orang tuanya" perintah nyonya Mella optimis.

"Ada tanda lahir di sikunya" ucap nyonya Mella sambil menyeka air matanya dan menutup panggilannya.

"Berhentilah ma, mama sudah mencarinya selama 24 tahun. Kondisi mama akan semakin lemah jika terus begini." ucap Nando menenangkan Mama Mella.

nyonya Mella mengangguk mendengarkan ucapan Nando.

"Ada dua tugasmu sebelum ke pergianku, menikah dan temukanlah adikmu" ucap Mama Mella dan menatap lekat Nando lalu memeluknya.

"Iya ma, aku tak butuh apa apa. Aku hanya butuh doamu dan kesehatanmu yang lebih berharga ma" jawab Nando sambil mengelus punggung sang Mama.

"Nak apa ada yang kau sembunyikan dari Mama?" tanya Mama Mella tiba tiba sambil melepas pelukan Nando.

"Tidak ma" jawab Nando gugup sambil mengusap bibirnya dan menopang dagunya.

"Lily, kemarin mama bertemu dengan dia. Dia bersama dengan Embun dan suaminya. Mama tidak ingin kamu merusak rumah tangga orang lain. Berhentilah sekarang juga, tinggalkan dia. Biarkan dia bahagia. Kamu Taukan betapa sakitnya Mama dan sulitnya Mama merawatmu seorang diri? Bahkan saat Mama tengah mengandung adikmu. Ayahmu malah pergi bersama wanita lain. Kau tau dulu Ayahmu pernah berjanji jika dia akan berhenti bermain gila jika Mama mampu memberinya seorang putri." ucap Mama Mella mengenang masa lalu yang menyakitkan.

"Tapi kenyataan itu berkata lain, musibah itu datang. Badai kencang datang memporak porandakan rumah sakit tempat mama bersalin dan adikmu hilang begitu saja. Kau pasti ingat hal ini" Ucap Mama Mella menatap serius putranya.

"Iya ma, sudah jangan di ingat ingat lagi. Mama istirahat dulu. Aku akan menemui pak Burhan untuk mencari petunjuk selanjutnya." Kata Nando sambil membaringkan Mama Mella di ranjang.

🌺🏵️🦜🌼

Ting tung...

Lily membuka pintu sambil menggendong Embun.

"Oom...!" Teriak embun menyambut kedatangan Nando.

"Iya sayang" jawab Nando yang tersenyum menatap Embun dan Lily.

"Masuk kak" Lily mempersilahkan Nando untuk masuk.

"Juno ada?" tanya Nando yang clingukan mencari Juno.

"Ada, lagi di kamar dia kak. Embun anter oom ke kamar papa ya" ucap Lily memberi perintah kepada bocah cilik itu yang hanya di balas anggukan dan segera bergegas sambil menarik telunjuk Nando.

"Papa, oom Ateng" ucap Embun yang belum bisa berucap dengan benar.

*Om Ateng? Ateng siapa?* Juno membatin dan menengok ke arah Embun yang berlari dan naik ke pangkuanya.

"oh oom Dateng? iya!" tanya Juno pada Embun yang sudah ada di pangkuanya.

"Ada apa Ndo, tumben cari aku biasanya cuma cari Lily atau ga Embun" ucap Juno ketus sambil melepas kaca matanya.

"Aku mau cerita nih sob" keluh Nando yang menempatkan bokongnya di sofa sesuka hati dengan raut wajah yang kusut.

"Ada apa? Mamamu lagi?"

"iya"

Nando menceritakan semuanya, ternyata terbalik dari rumor yang beredar. Selama ini Nando terkesan tertutup jika membahas soal mama dan keluarganya. Perih dan luka yang dalam yang membuat Nando selalu menutupnya rapat rapat. Nando hanya ingin semua cepat berlalu. Tapi jika selamanya begitu, bagaimana dengan nasib sang adik yang hilang.

Mungkin hilangnya sang adik masih terkait dengan skandal yang selama ini di tutupinya.

"Ini pertama kalinya kamu cerita sama aku. tau ga kamu selama ini aku sedikit membenci mamamu karena menurut rumor mamamu meminta cerai karena ada pria lain" ucap Juno berterus terang.

"Bahkan media juga meberitakanya seperti itu. Tapi kenapa mamamu hanya diam?" tanya Juno semakin serius.

"Itulah mamaku, yang tak ingin berkoar koar dan memamerkan apa yang di punyanya atau apa yang sedang menyakitinya. Hanya kebahagiaan yang di bagikannya" jawab Nando sambil memandang langit langit dan melonggarkan dasinya.

"Kamu sudah ketemu pak Burhan?" tanya Juno sambil mendekati Nando.

"Sudah, belum ada perkembangan. kasus ini sudah terlalu lama sudah 24th. Tapi belum ada petunjuk" jawab Nando yang mengusap usap kasar wajahnya frustasi.

"Sabarlah" ucap Juno sambil menyodorkan air putih untuk Nando.

"Sampai kapan, Mama ku sudah 5ak memiliki umur panjang Juno. Kau kan dokter dulu, jadi pasti tau lah berapa lama lagi mama bertahan" jawab Nando seperti putus asa dan menatap kosong ke gelas yang di pegangnya.

"Iya, tapi semua itu hanya perkiraan manusia. dan Allah lah penentunya"