webnovel

Anak asuhku Anakku

mei_yama · Teen
Not enough ratings
53 Chs

11.

Bimo belum kembali juga dari kampung. Hari ini adalah jadual Lily berangkat mengisi absen di kelas UTnya. Lily bingung memikirkan bagaimana caranya untuk berangkat. Kemarin kemarin saat ada Bimo Lily bisa dengan mudah berangkat dengan alasan membeli sesuatu. Tapi sekarang, Lily kehabisan akal.

Lily hanya pasrah jika dia akan ijin saja Minggu ini.

"Ly, hari ini kamu gimana enggak berangkat isi absen?" tanya Bimo melalui sambungan telfon.

"Enggak bisa Bim, aku ijin saja. Takut ketahuan boss juga. Kamu juga ijin kan?" tanya Lily.

"Iya, aku ijin dari kemarin. Ya udah kalau kamu ga berangkat. yang penting tugas tugasnya kamu kumpulin. Aku udah suruh si Edi untuk ngambil tugas tugas kamu."

" Makasih banget loh Bim, iya nanti aku chat si edi." jawab Lily sambil setengah berbisik.

"Kamu kenapa bisik bisik, apa pak boss sudah pulang?"

" Udah Bim, tumben hari ini dia pulang cepet. Aku tuh sebenernya ya kamu Taulah gimana"

"Iya ly, aku tau. Ya kamu yang pinter pinter aja dan sadar diri. Aku percaya kok kalau kamu itu profesional."

"Eh, udah dulu. pak boss datang" Ucap Lily yang kemudian menutup panggilan suara itu.

Juno menempatkan bokongnya di kasurnya. Lily dan Embun masih mengungsi di kamar Juno karena perbaikan yang belum selesai.

Embun masih bermain dengan boneka kesayangan yang di gigit gigitnya. Sedang Juno tengkurap di ranjang masih dengan setelan jas hitam yang di pakainya tadi pagi.

Lily sebenarnya risih jika hanya berdua saja bersama Juno. Ya walaupun jika di hitung adalah bertiga beserta Embun. Namun, apapun yang terjadi Embun tetaplah bayi yang tidak akan berpengaruh banyak.

"Saya keluar dulu pak, silahkan jika anda ingin berganti baju" ucap Lily pada Juno yang masih tengkurap.

Tak mendapat jawaban, Lily pun menggendong Embun dengan satu tanganya dan mengajak embun bermain di ruang keluarga. Juno benar benar lelah hari ini sampai untuk mengganti baju pun dia sudah tidak ada tenaga.

"Main sama mbak putri yuk" Lily mengajak bicara bayi yang cantik itu.

" Put....!" panggil Lily yang melihat putri tengah melintas sambil membawa lap pel.

"Iya. ada apa mbak?"

"Kamu masih sibuk ya?"

"iya nih, capek banget soalnya banyak debu yang berhamburan gitu selama pengerjaan atap" jawab putri yang terlihat benar benar lelah.

Akhirnya Lily dan Embun bermain di teras belakang hingga Embun tertidur pulas di gazebo yang berada di halaman belakang. Lily yang merasa kurang vit karena lukanya dan konsumsi obat yang sering sekali membuatnya mengantuk. Sudah bisa di tebak, Lily tertidur di teras sambil memeluk Embun.

Sampai saat sore hari, Juno sudah terbangun. Para pekerja sudah pulang dan rumah menjadi sangat sepi keberadaan Lily dan Embun masih belum di ketahui.

"Ni orang pada kemana ya?" ucap Juno sambil menggeruk garuk kepalanya yang tak gatal.

Juno berjalan ke teras belakang, tapi tidak ada orang. Sampai Juno mendengar celotehan Embun yqng begitu riang.

"Bu .. Bu.. bubu" celoteh embun lantang.

Juno mengikuti arah sumber suara dan benar saja. Lily masih tertidur pulas sambil mendekap Embun.

" Bu Bu belum bisa melek nak. pengaruh obat ini" Lily menerangkan apa yang di rasakannya.

*Bundamu itu masih kelelahan nak. Jangan berisik* Juno membatin dan kemudian mengangkat Embun.

" Pa pa " cletuk embun yang membuat Lily terbangun dan kemudian melihat dengan jelas siapa yang menggendong Embun.

"Maaf tuan saya ketiduran" ucap Lily sambil menunduk.

"ok, nanti saja. sekarang istirahat lah dulu" ucap Juno sambil berjalan membawa embun masuk rumah.

"Oh, oke"

Lily, kembali tertidur pulas dengan posisi miring karena punggungnya benar benar masih sakit.

*Eh, kenapa tadi aku ngrbatin manggil Lily bunda ya? Ya Allah beri aku petunjukMu* Juno berdoa di dalam hati saat mengingat lamunanya tadi yang mengarah pada Lily.

" Embun, Bu Bu mu itu suka bohong sama papa. Bilang katanya udah baikan lukanya. Padahal seminggu aja belum ada. Kenapa juga gitu harus bohong" gerutu Juno yang kesal akan kebohongan Lily.

"Eh, kenapa aku sebel sendiri ya. Yang ngerasain sakit kan dia sendiri kok aku yang repot. Kenapa ini?" Juno bermonolog dengan jiwanya sendiri.

Sampai sore hari akhirnya Lily terbangun karena suara adzan magrib. Juno tengah bersama Embun di ruang sholat. Lily hanya bisa tertawa melihat Embun yang di taruh di baby Walker yang di ikat dengan kaki meja sedang papanya menunaikan ibadah sholat. Tatapan embun seperti meminta tolong untuk di gendong pada Lily.

Lily memegang mukenanya dan berlutut bermain bersama Embun walau hanya berbisik bisik karena takut berisik. Juno telah selesai dan melihat Lily yang membawa mukena tapi tidak segera bergabung menjadi makmumnya membuat Juno langsung menegur Lily.

"Ly, kenapa enggak langsung gabung jadi makmum ku tadi?" tanya Juno sedikit keras pada Lily yang malah asik ngobrol Dudu dada bersama embun.

"Ah, aku tadi ga sengaja lewat pak liat embun di sini jadi nemenin dia sebentar. kasihan dia kalau sendirian" jawab Lily polos.

"Nanti pas sholat isya, aku mau kita jamaah. Embun biar seperti ini juga. Sekalian membiasakan embun melihat sholat jama'ah. Biar ada semangat untuk Embun agar selalu berjamaah saat sudah baliq nanti" perintah Juno yang sekaligus menerangkan pada Lily tentang pentingnya sholat berjamaah.

Sebenarnya Lily juga tau akan hal itu, tapi Lily berbohong karena malu jika harus sholat bersama majikan. Menjadi makmum tapi hanya dia saja. Karena kebetulan putri adalah orang Kristen jadi mereka hanya berjamaah berdua. Saat kamar tidak sedang di perbaiki biasanya Lily selalu beribadah di dalam kamar sambil menjaga Embun.

"Iya pak" jawab Lily singkat yang kemudian pergi mengambil wudhu.

Akankah mereka berdua jadi sholat isya berjamaah?