1 Prolog

Pukul 04.30

Hayya 'ala sholaah... Hayya 'ala sholaah...

Suara adzan subuh telah berkumandang di berbagai masjid. Gadis itu terbangun dari mimpi indahnya dan langsung mencari benda pipih. Di lihatnya benda pipih tersebut dan ternyata hasilnya mengecewakan. Tak ada notif dari kekasihnya. Ia menyimpan kembali hp nya di atas nakas lalu beranjak ke kamar mandi dan segera melaksanakan sholat.

Saat sedang menilep mukena, tiba tiba saja terdengar suara ketukan pintu dan diiringi oleh teriakan seorang pria.

Took ... Took ... Took ...

Suara pintu di ketuk. "Deek woy bangun jangan ngebo mulu lu." teriak seorang lelaki berbadan kurus dan berlesung pipi yang berada di balik pintu.

Sebenarnya, ia mendengar teriakan kakaknya itu hanya saja berpura pura tidak mendengarnya. Dikarenakan tak ada jawaban dari sang adik, akhirnya Daniel  memutuskan untuk masuk dan mengecek adiknya.

Cklek

Suara pintu terbuka dan Daniel  pun mulai melangkahkan kakinya ke dalam. Lagi lagi ia harus berteriak. "Driz ayo wake ..." ucapan nya terhenti karena melihat adiknya yang sedang duduk sambil tertawa. "Bhahaha gua udah bangun kali bang,, gua juga udah sholat." ucapnya sambil melanjutkan tawanya.

Daniel berjalan menghampiri adiknya. Ia sudah sangat geram pada adik perempuan nya ini. Daniel duduk di samping adiknya lalu mencubitnya.

"Drizzle Anastasya Richard  Lo itu adik perempuan gue yang paling paling nyebelin tau gx heuh." ucap Daniel yang masih mencubit pipi Drizzle. Drizzle yang merasa sakit pipinya di cubit oleh Daniel  akhirnya kembali mencubit bedanya, Drizzle mencubit pinggang Daniel yang membuat empunya merasa geli

Daniel menggeliat ke kanan dan ke kiri untuk menghindari cubitan adiknya sambil meminta ampun pada Drizzle. "Aaa iya iya hahaha ampun dek hahaha geli dek ih iya ampun." Daniel terus meminta ampun pada adiknya agar tak mencubit pinggang nya terus menerus. Berhubung Drizzle telah puas membuat kakaknya geli jadi ia akhiri mencubit Daniel.

"Makanya jangan jail Bang." ucap Drizzle lalu memalingkan wajahnya berpura pura ngambek.

"Ish iya iya maaf atuh dek." ucap nya dengan lembut. Jika Daniel  sudah menggunakan bahasa 'dek' ataupun menggunakan bahasa kamu-aku itu tandanya ia sedang serius.

"Iya iya Ade maafin." ucap Drizzle tak kalah lembutnya.

"Kita joging yu udah lama gx joging kan??" ajak Daniel pada Drizzle. Drizzle nampak berfikir sejenak benar ucapan Daniel ia sudah lama tak melakukan joging dan ini bisa melupakan Devan sejenak.

"Ayo bang gue siap siap dulu ya." ucap nya dengan senyum. Daniel tau senyum yg di berikan Drizzle bukan lah senyum yg sesungguhnya seperti nya adiknya sedang ada masalah.

"Yaudah gua tunggu di bawah 5 menit ok klo lebih dari 5 menit ya tetep joging hehehe." ucap Daniel  sambil melangkah keluar dari kamar Drizzle

"Kampret lu bang." ucap Drizzle kesal pada Daniel.

Namanya Drizzle Anastasya Richard. Satu satunya anak perempuan di keluarga Richard Antonio karna semua kakak nya laki laki. Drizzle sangat di sayang oleh ayahnya dan ketiga kakaknya. Ibunda nya telah lama meninggal karna sakit. Nama Drizzle sendiri diambil ketika ia dilahirkan. Drizzle lahir bertepatan dengan turunnya hujan yang tidak terlalu deras dan orang tuanya sepakat untuk memberi nama Drizzle. Kini Drizzle tumbuh menjadi gadis yang galak, cerewet serta manja. Manja disini hanya berlaku kepada orang orang yang sekiranya nyaman bagi dirinya begitu pula dengan sifat cerewetnya.

Drizzle satu sekolah dengan Daniel yaitu di SMA Nusa bakti hanya saja Daniel kelas XII IPS 4 sedangkan Drizzle kelas XI IPS 4. Drizzle dan Daniel merupakan adik kakak yang mempunyai segudang prestasi tak heran jika banyak yang mengagumi mereka. Eits,, jangan salah meski banyak yang mengagumi ada saja yg tak menyukai mereka. Di karenakan Daniel dan Drizzle orang yang cuek jadi mereka membiarkan omongan omongan yang gx penting itu.    

Jika Daniel terkenal dengan most wanted, maka Drizzle  terkenal dengan kegalakan dan ketegasan nya di kelas sehingga banyak yang tak berani dengan nya apalagi menyangkut kedamaian kelas. Dan satu hal lagi yang perlu diingat Drizzle tidak menyukai seseorang yang suka membully jika ada yang ketahuan mereka membully Drizzle tak pernah segan segan untuk menskors siswa ataupun siswi tersebut karna sebenarnya Drizzle dan Daniel adalah anak dari pemilik sekolah ini. 

Drizzle telah siap dengan kaos dan celana training nya. Ia mengambil ponselnya diatas nakas lalu memasukkan nya ke dalam saku celana nya. Drizzle pun segera keluar dari kamarnya untuk menemui Daniel.

Drizzle menuruni anak tangga satu persatu dan nampaklah Daniel  sedang bercanda bersama kakak kakaknya yg lain. Drizzle langsung menghampiri mereka.

Drizzle berjalan dan berhenti tepat di samping Arkan kakak pertamanya. "Bang ayo berangkat." ajak Drizzle pada Daniel yang duduk di sebelah Arkan.

"Ayo let's go." ucapnya sangat bersemangat

"Hay putri kecil Abang,, hati hati di jalan yaaa." pesan Haris kakak kedua Drizzle.

"Siap Bang." jawab Drizzle lagi lagi ia memberikan senyum palsu nya.

"Yaudah yu berangkat." ajak Daniel  yang sudah mendahului Drizzle.

"Woy,, tungguin ngapa curang lu." Drizzle mengejar Daniel sambil berteriak

Mereka berdua pun segera melakukan joging. Drizzle kira ajakan dari kakak nya bisa membuatnya lupa dari bayang bayang seorang Devan Prasetyo namun ternyata ia salah. Bayang bayang mukanya selalu muncul dalam otaknya membuat Drizzle susah konsentrasi.

Daniel yang diem diem memperhatikan adiknya langsung mengajak Drizzle taman. Adiknya pasti sedang memikirkan sesuatu karna dari tadi Drizzle selalu ingin jatuh saat berlari.

Mereka telah sampai di taman. Daniel langsung menyuruh adiknya untuk duduk. Banyak keringat dan peluh yang bercucuran membasahi tubuh gadis cantik ini. Drizzle menuruti perkataan Daniel  ia duduk sambil menyeka keringat nya yg membasahi wajahnya. 

"Lo mau ngomong apa??" tanya nya yang masih sibuk menyeka keringat

"Lo lg ada masalah sama Devan ya??" tanya Daniel  curiga. Saat Daniel membicarakan Devan tiba tiba saja Drizzle memalingkan wajahnya.

"Gx usah bahas Devan lg!!!" jawabnya dingin. Benar dugaan nya bahwa Drizzle sedang ada masalah dengan Devan.

"Kamu bisa bohongin orang de,, tapi kamu gx bisa bohongin Abang yang notabene nya kakak kandung kamu sendiri." ucap Daniel  tegas. Ucapan Daniel  membuat air matanya berhasil lolos.

"A ... Ade sakit bang cuma karna telat 5 menit dia nuduh yang engga engga dan Ade udah jelasin tapi dia gx percaya." ucap Drizzle yang spontan memeluk Daniel.

"Ssst... Udah jangan nangis dan jangan terlalu di pikirin, lagi pula semalem kamu kan nonton nya sama ketiga Abang kamu sendiri udah ya jangan nangis lagi hati Abang sakit klo liat adik yang paling Abang sayang nangis karna cowok egois." ucap Daniel seraya mengelus lembut pundaknya membuat Drizzle merasa lebih tenang.

"Makasih ya bang,, Abang selalu ada di samping Ade saat Ade senang maupun susah." Drizzle berterima kasih pada Daniel  dengan senyum yang sesungguhnya tak seperti tadi.

"Abang akan selalu disamping kamu sayang jangan takut ya." Daniel mengelus rambut adiknya sesekali mengacak acak rambut Drizzle membuat sang empunya kesal.

"Iiih gx usah ngacak ngacak rambut gue juga kudanil heuh." sifat galak Drizzle kini telah kembali membuat Daniel  tersenyum lebar.

"Alhamdulillah sifat galak adik gue udah balik lagi." ucap Daniel sambil menengadahkan tangannya.

Drizzle memukul pelan lengan Daniel  karna kesal. "Apaan sih Lo bang." Drizzle berbicara sambil memalingkan wajahnya

"Hehe ampun ampun." Daniel meminta ampun pada adiknya.

Kruyuuk... Kruyuuk...

Suara perut mereka berbunyi. Sepertinya cacing cacing dalam perut nya sudah melakukan demo. Drizzle dan Daniel saling tatap dan mereka memutuskan untuk pergi ke warung bubur Bu Inah yang tak jauh dari taman.

Drizzle dan Daniel  segera bangkit dari duduk nya dan berjalan ke arah warung Bu Inah. Mereka berdua bergandengan tangan layak orang berpacaran membuat siapa saja yg melihat nya merasa iri.

Sekarang, mereka berdua telah sampai di warung Bu Inah. Drizzle duduk di kursi sedangkan Daniel memesan dua porsi bubur ayam.

Daniel  menghampiri Bu Inah yang berada di gerobak. "Bu Inah!!! Saya pesan 2 porsi bubur ayam yaaa."Daniel sengaja berteriak karna ingin melihat Bu Inah kaget. Huh dasar jail.

Bu Inah yang sedang membuat pesanan orang lain pun terlonjak kaget. "Eh copot copot." latah Bu Inah lalu menoleh ke sumber yang mengagetinya. "Ealah kang Daniel  ngagetin ibu aja untung jantung ibu gx loncat loh yaa." ucapan Bu Inah membuat semua pengunjung tertawa. Ah ada ada saja Bu Inah ini

"Hehehe... Maaf Bu oh ya saya pesen 2 porsi ya Bu." ingat Daniel kembali 

"Iya di tunggu ya." jawab Bu Inah sambil tersenyum pada Daniel

Daniel kembali menemui adiknya dan duduk tepat berhadapan dengan Drizzle. Banyak yang mengira mereka pacaran. Sambil menunggu pesanan Drizzle mengambil ponselnya yang ada di dalam saku celana nya. Dari pagi hingga sekarang Devan tak mengabarinya. Kemana dia??? Apa masih marah dengan nya??? Aaargh ini benar benar menyiksa batin nya.

Daniel yang melihat adiknya galau merasa tak tega. Ingin rasanya ia memarahi Devan namun pasti Drizzle akan marah padanya.

Bu Inah pun mengantarkan pesanan Daniel  dan Drizzle. Saat Drizzle ingin mengambil mangkok yang berada di tangan Bu Inah, tiba tiba saja seorang lelaki  mengambil mangkok tersebut dan memakan bubur milik Drizzle.

"Heh main makan bubur orang aja ini kan punya gua!!!" ucap Drizzle kesal lalu mengambil bubur miliknya

"Serah gue lah perut gue laper." jelasnya pada Drizzle.

"Klo laper pesen lah jangan ambil punya gue Lo tuh ngeselin amat." Drizzle sangat geram pada Alex

"Gue gx bawa uang gimana gue bayarnya." Drizzle menghela nafasnya dan memijat pelipisnya.

"Gx mau tau Lo gx boleh makan bubur gue!!!" ucap Drizel tegas. Alex pun berdiri kembali lalu pergi

"Yaudah bye" Alex pergi dari hadapan Drizel.

"Cowok aneh." gerutu Drizzle. Di karenakan cacing nya sudah demo meminta makanan mau tidak mau ia memakan bubur yang sudah tinggal setengah karna di makan lelaki tadi.

Setelah habis makan bubur, Daniel mengajak adiknya untuk pulang karna ia tau bahwa Drizzle sedang tidak baik baik saja.

Selama perjalanan pulang, Drizzle hanya diam dan terus melanjutkan jalan nya tanpa menghiraukan Daniel  yang sedari tadi bercerita panjang lebar.

Sekarang mereka berdua telah sampai di rumah. Drizzle langsung masuk dan berjalan ke arah kamarnya tanpa mempedulikan orang yang ada di ruang tamu hingga akhirnya Daniel masuk dan duduk di sofa.

"Ade kenapa?? Kok mukanya murung gtu??" tanya sang ayah Richard.

"Lagi ada masalah sama Devan yah." jawab Daniel yang masih mengatur napas.

"Kok bisa??? Emng masalah apa???" kini Arkan yang bertanya.

"Jadi tadi malam kita maraton nonton goblin kan sama Driz,, nah hp nya Driz gx di bawa pas nyampe kamar ternyata ada chat dari Devan dan Driz telat bales chat 5 menit tapi Devan tetep gx percaya klo semalem Driz nonton bareng kita dan sampe sekarang Devan gx ngasih kabar makanya Driz galau banget." semua yang ada di ruang tamu merasa kesal pada Devan. Hanya karna telat 5 menit saja dia seperti ini.

"5 menit???" tanya Richard tak percaya.

"Iya yah 5 menit." Daniel meyakinkan Richard.

"Berani beraninya Devan membuat nangis putri seorang Richard Antonio apa dia tidak tahu sedang berurusan dengan siapa hah???" murka Richard. Beginilah jadinya jika seorang Drizzle Anastasya Richard di bikin galau.

"Udah yah tenang jangan emosi kita selesaiin baik baik,, Arkan mau ke kamar Driz dulu." Arkan bangkit dari duduknya dan langsung pergi ke kamar Drizzle

Arkan pergi ke kamar Drizzle meninggalkan ayahnya dan yang lain. Di ketuknya pintu kamar tersebut lalu masuk ke dalam karna tidak ada jawaban dari sang punya kamar. Arkan mendapati adiknya sedang duduk dan menangis. Ia menghampiri Drizzle lalu duduk di samping nya.

Arkan memegang pundak Drizzle yang membuat empunya merasa kaget. "Eh bang,, sejak kapan Abang disini??" tanya Drizzle seraya menyeka air matanya.

"Barusan aja,, Abang udah denger semuanya dari Daniel  ini bukan salah kamu dia nya aja yang egois,, selalu memikirkan diri sendiri udah ya jangan sedih lagi Abang sakit klo liat Ade sedih apalagi sampe nangis." Drizzle langsung memeluk Arkan sangat erat dan akhirnya air mata Drizzle tumpah di dalam pelukan Arkan.

"Iya bang,, Ade gx sedih dan gx nangis lagi." Drizzle mencoba untuk memberikan senyum pada Arkan.

"Gitu donk itu baru namanya Drizzle Anastasya Richard cewek galak tapi cantik." ucap Arkan sambil mencubit pipi Drizzle.

"Iih gx bang Daniel gx bang Arkan selalu bilang Ade galak sebel deh." Drizzle memanyunkan bibirnya kesal dengan perilaku Arkan.

Perilaku Drizzle memang sangat beda pada Arkan dan Haris di banding dengan Daniel. Drizzle cenderung lebih manja pada Arkan dan Haris di bandingkan dengan Daniel yang cuek dan galak. Meski seperti itu, Drizzle sangat menyayangi mereka semua.

Benar apa yang di bilang Arkan, ia tidak boleh terlalu memikirkan Devan toh tadi malam ia benar benar maraton Drakor bersama ketiga kakaknya. 

Happy reading guys....

avataravatar
Next chapter