45 menit sebelum bocoran soal terjadi,
Pukul 06.15,
Masih terlalu pagi untuk menuju sekolah namun tidak seperti biasa Iqmal sudah berada di gang arah sekolahnya. Dia berjalan lambat mencoba mengulur waktu namun tidak berarti banyak, gerbang sekolah masih ditutup walau sebenarnya petugas kebersihan dan security sekolah sudah berada didalam melakukan bersih-bersih atau apapun yang bisa dikerjakan. Iqmal ingin masuk namun dia urungkan "Didalam gua mau ngapain? Belajar? Biasa juga nyontek." Gumamnya
Kruk..kruk..
Perut Iqmal berbunyi minta diisi karena tidak mau masuk kedalam dia memutuskan untuk mencari makanan saja, Iqmal berjalan lurus melewati sekolah masuk kedalam sebuah gang kecil yang berada disebelah sekolah, Iqmal masih berjalan lurus gang tersebut menembus ke sebuah tanah kosong yang hanya diisi oleh sebuah warung kecil, Iqmal duduk disana memesan makanan, jalan lurus dari warung kecil tesebut menembus bangunan sekolahnya yang terlihat megah dari luar. Ini adalah sisi lain dari sekolah favoritnya tidak banyak orang yang mengetahui rahasia ini.
"Anak jaman sekarang tuh kalo makan selalu bersisa, buru-buru banget hidupnya. Kayak ketinggalan kereta aja." Omel ibu warung saat membersihkan meja disebelah Iqmal yang masih banyak tersisa.
"Siapa bu?" tanya Iqmal basa-basi.
"Itu siswi sekolah kamu" jawab Ibu warung sebelum pergi membawa piring dan gelas ke dapur
"Siswi? Cewek, tumben banget anak cewek datang kesini" gumam Iqmal seorang diri.
***
15 menit kemudian, para siswa-siswi mulai berdatangan satu-persatu memenuhi setiap sudut sekolah, dari yang berlarian seakan dikejar monster hingga berjalan santai. Iqmal telah berada didalam ruangan tempat dia akan melaksanakan ujian, dia tengah duduk dibangku ujiannya untuk seminggu kedepan.
"Woi Mal Tumben lu udah datang?" tanya seorang pria dengan rambut ikal kepada Iqmal
Hm
"Woi lu lagi nonton apaan? Bokep ya?" Pria berambut ikal yang bernama Sodikin mengambil handphone milik Iqmal tanpa merasa bersalah. Sekilas dilihatnya layar di handphone tersebut dengan mimik wajah malas dia mengembalikannya "Kirain lagi lihat apa". Sodikin duduk dibangkunya yang berada didepan Iqmal. "Belajar woi, ngeliatin itu foto gak bikin lu jadi pinter" Nasihat Sodikin sok bijak, padahal dia sendiri sedang berselancar dijejaring sosial media miliknya. Iqmal hanya diam tidak menanggapi ucapan temannya tersebut. 5 menit menjelang ujian, kebanyakan para siswa sudah berada didalam ruangan ujian duduk dibangku mereka masing-masing, memfokuskan diri untuk belajar lalu sebuah broadcast masuk ke hp para siswa terutama bagi siswa yang menggunakan hp model blackberry, Iqmal mendapatkan broadcast yang sama seperti yang lainnya. Satu sekolah menjadi gempar dengan isi broadcast tersebut yang mengatakan jika soal ujian telah bocor, dalam broadcast menunjukkan sebuah foto brankas tempat penyimpanan dokumen soal ujian yang telah rusak.
"Ini beneran?" tanya Sodikin kepada Iqmal yang duduk dibelakangnya. Iqmal mengangkat bahu tidak tahu.
"Iqmal lihat, siswa yang lain pada keluar kelas" ujarnya memberitahu
Iqmal menoleh mengikuti arah pandang temannya tersebut. Para siswa berhambur keluar kelas mempertanyakan kebenaran tentang berita yang mereka dapatkan tak terkecuali ruangan yang ditempati Iqmal dan temannya.
***
Ujian sekolah sementara ditunda guru-guru melakukan rapat untuk menyelesaikan permasalahan dan mencari siapa dalang dibalik bocoran soal yang terjadi, sementara para murid disuruh menunggu dan tidak diperbolehkan pulang bahkan alat komunikasi yang mereka bawa terpaksa disita sementara oleh para wali kelas. Awalnya mereka melakukan protes karena handphone mereka disita namun mau tidak mau merekapun terpaksa menyerahkannya.
"Segitunya orang pengen pinter, nyampe pake jalan yang tidak halal" papar Sodikin kepada teman-temannya
"Katanya yang peringkat satu seangkatan bakalan dapat reward" sahut Agnes pria berwajah asia timur dengan mata sipit dan kulit putih yang kadang suka diledekkin 'Pria Cantik' karena wajahnya memang tidak ada macho-machonya justru terkesan cute.
"Yang bener? Apa rewardnya?" berondong Sodikin mulai heboh mendengar kata 'reward'
"Bantuin guru bikin soal, mau?" ucap Iqmal dengan ekspresi bercanda
"Dihh.. ogah mending gua main fb kenalan sama cewek cantik" tolak Sodikin mentah-mentah. Iqmal hanya terkekeh mendengar jawaban tersebut.
Diruangan kelas 01 IPA-1, para murid tengah mengobrol berbagai macam topik diantaranya topik yang tengah heboh dan populer belakangan ini. Ada yang membicarakan tentang group band asal negeri ginseng yang akan mengadakan konser, membicarakan pria tampan dari sekolah lain lalu membandingkan dengan sekolah mereka dan tiba-tiba merasa iri kenapa mereka dulu tidak memilih sekolah disana, atau membicarakan potongan rambut mohank sebelah yang tengah tren dan yang menjadi trending topik nomer 1 adalah perihal 'Kebocoran Soal Ujian' yang terjadi hari ini.
"Susah payah gua belajar eh ada yang mau enaknya aja"
"Pasti ada orang dalam, gak mungkin dia bisa masuk kalo gak ada orang dalam"
"Kok bisa sih brankasnya sampai rusak begitu"
"Gila! Niat banget tuh orang nyuri soal"
Blablabla
Elsa duduk dilantai persis berhadapan dengan pintu dan hanya mendengarkan semua obrolan tersebut dia tidak berkomentar apapun. "Sa, Yuki gak masuk?" tanya salah seorang teman membuyarkan keseriusan Elsa menyimak. Elsa hendak menjawab namun sebelum dia berkata terlihat Yuki dari kejauhan tengah berlari-lari kecil menuju kearahnya.
"Tuh lagi jogging" celetuk Elsa. Teman yang menanyakan itu hanya ber-oh mengakhiri percakapan singkatnya, diapun kembali nimbrung ke temannya yang lain kali ini obrolannya berubah mereka membahas tentang teman dari kelas yang berbeda mendapatkan juara pertama sebuah perlombaan melukis.
"Darimana aja?" tanya Elsa sesaat setelah Yuki tiba dihadapannya.
"Ada, nanti gua ceritain. Jadi gimana ujiannya?"
"Diundur" jawab Elsa singkat, Yuki menghembuskan napas pelan dia tahu peristiwa ini akan terjadi dan sesuatu yang lebih mengerikan akan terjadi lagi, disekolah tercinta ini.
"... Tapi semua guru lagi rapat diruangan" sambung Elsa sesaat setelah mereka terdiam.
"Sa tolong bantu gua" pinta Yuki sembari menunjukkan buku cokelat usang miliknya
***
Kantin sekolah dipenuhi oleh para siswa-siswi dari junior hingga senior, berhubung pihak sekolah tidak membolehkan para siswa untuk pulang dan tidak adanya pelajaran pada hari ini sebagian siswa memutuskan untuk menikmati fasilitas sekolah sembari menunggu hasil rapat yang terjadi. Iqmal dan teman-temannya memutuskan berada dikantin setelah lelah bermain bola dilapangan, mereka memesan beberapa menu makanan dan minuman yang tersedia disana.
"2 bakso, 1 mie ayam, dan 3 es teh manis. Silahkan" ucap Ibu kantin menaruh pesanan diatas meja mereka.
"Makasih bu" jawab kami bersamaan.
"Gimana ujiannya?" tanya Ibu kantin setelah meletakkan semua pesanan kami
"Ancur bu, belum mulai udah ketahuan ada yang curang" jawab Sodikin dengan santainya
"Jadi beneran soal ujian bocor?" tanya Ibu kantin lagi penasaran
"Begitulah" sahut Sodikin singkat sembari mengaduk mie ayamnya
"Wah yang dikasih tahu sama Pak Eko jangan-jangan bener lagi" ujar Ibu kantin dengan sebuah kode agar kami penasaran lalu bertanya 'Emang Pak Eko ngasih tahu apa?' Pak Eko merupakan salah satu petugas kebersihan disekolah kami.
"Emang Pak Eko ngasih tahu apa?" tanya Agnes sesuai dengan keinginan Ibu kantin.
"Jadi gini.." Ibu kantin mulai bercerita dia duduk disebelah Sodikin yang membuat pria berambut ikal tersebut menggeser posisinya
"Tadi pas bersihin kelas Pak Eko katanya lihat ada orang yang masuk ke ruang kepala sekolah, tapi waktu Pak Eko periksa ternyata gak ada orang" jelas Ibu kantin
"Beneran?" tanya Agnes tidak percaya
"Iya bener, Pak Eko sendiri yang cerita" jawab Ibu kantin yakin
"Terus Pak Eko liat brankasnya rusak gak?" tanya Agnes penasaran dengan cerita Ibu kantin sekolah berbeda dengan Sodikin dia sudah asyik dengan mie ayam kesukaannnya.
"Wah kalo itu ibu gak tahu, Pak Eko cuman ceritanya sampai situ doang" ujar Ibu kantin membuat Agnes kecewa dengan jawabannya. Iqmal menyimak pembicaraan tersebut dia teringat ucapan ibu warung yang berada dibelakang sekolah jika ada seorang siswi yang datang terlebih dahulu sebelum dirinya namun karena Iqmal belum mengetahui kebenarannya dia memilih untuk diam.
Di toilet wanita.
Seorang siswi dengan gelang pink dipergelangan tangannya tengah berada disalah satu bilik, ditangan kirinya terdapat sebuah benda strip plastik yang tergenggam dengan sangat erat tatapannya tajam menatap kebawah sedangkan tangan kirinya tampak meremas seragam sekolahnya. Beberapa menit saat dia hendak keluar segerombalan siswi masuk kedalam bercengkrama dengan sesama, siswi yang berada didalam bilik itu hendak keluar dan tidak peduli dengan semua obrolan mereka namun sebuah obrolan membuat dia mengurungkan niatnya.
"Bagaimana dengan bocoran soal itu? Apa kita akan ketahuan?" tanya salah satu siswi berjaket putih yang baru masuk wajahnya tampak cemas
"Bukan kita yang membocorkan, lagipula guru itu yang akan membereskannya" jawab siswi dengan rambut dikepang satu kebelakang.
"Tapi.. kita mendapatkan jawabannya, jika ini diselidiki kita bisa juga ketahuan" ujar siswi yang lain memakai jaket putih
"Diamlah! Jika kalian mengoceh terus kita akan ketahuan" perintah seorang siswi yang terlihat dominan dari yang lain, dia memandangi wajahnya dicermin seraya merapikan rambut yang tidak berantakan
"Tapi.."
"Lu takut?" sergah siswi tersebut menatap temannya tajam membuat mereka semua terdiam
"Jika kalian tetap diam kita tidak akan ketahuan. Mengerti?" ucapnya tanpa bisa di lawan membuat semua temannya terdiam, setelah mengatakan itu mereka semua keluar dari toilet tanpa disadari jika sedari tadi siswi bergelang pink tersebut masih berada didalam bilik salah satu toilet mendengarkan semua percakapan mereka.
***
"SERIUS? JADI YANG LAKUIN ITU SI Heummm...." Yuki menutup mulut Elsa sebelum sahabatnya tersebut membuat gaduh
"Jangan kenceng-kenceng Elsa, nanti ada yang denger" ujar Yuki masih berusaha menutup mulut Elsa
"Iya, iya sorry" sesal Elsa setelah Yuki melepaskan tangannya "Jadi itu beneran?" tanya Elsa sedikit berbisik
"Dibuku ini tertulisnya begitu sih"
"Lu kayak ragu gitu, why?"
"Entahlah Sa, gua rasa ada yang salah dengan ingatan gua" keluh Yuki
"Jika lu berhasil apa itu akan berpengaruh ke masa depan? Atau mungkin ada sebuah resiko yang harus ditanggung?" tanya Elsa khawatir
"Resiko?"
"Iya, setiap keputusan pasti ada resikonya kan? Lu gak tahu resiko yang lu hadapin?" Yuki menggeleng pelan sebagai jawaban, dia tidak tahu apakah keputusan yang dia lakukan saat ini benar atau salah
"Oke, kalo gitu apa rencana lu?" tanya Elsa mengalihkan topik dan fokus tentang kejadian hari ini
"Ruang guru"
***
Yuki dan elsa berada didepan pintu ruang guru mereka berdua diam-diam masuk, didalam tidak terlihat satupun guru padahal jika hari biasa para guru sudah menempati mejanya masing-masing sibuk dengan bahan meteri yang akan mereka ajarkan atau sibuk bercerita tentang kelakuan ajaib para murid didalam kelas, sama hal dengan murid yang bergosip tentang guru mereka saat dikelas.
"Semua guru pergi ke ruang rapat" Elsa memperhatikan sekeliling waspada jika tiba-tiba ada yang masuk kedalam, "Ngapain kita kesini?" tanya elsa kemudian
"Mencari barang bukti"
"Brankas tempat soal dan jawaban disimpan ada diruang kepala sekolah bukan di ruang guru" ujar elsa memberitahu
"Gua tahu, tapi bukan itu yang dicari" sahut yuki masih mencari sesuatu diantara meja-meja guru
Elsa menggaruk tengkuk lehernya yang tidak gatal bingung apa yang sebenarnya mereka cari, dia mencoba duduk disalah satu bangku milik seorang guru matematika disana elsa tanpa sengaja menyenggol tempat pensil milik guru tersebut
PRANK
Semua isi didalamnya berserakan dilantai kami buru-buru merapikannya, elsa terlihat panik saat melihat tingkah cerobohnya tersebut. "Maaf, gak sengaja". Aku menenangkan sahabatku yang sudah terlihat pucat "It's okay". Dari kejauhan kami mendengar suara langkah kaki yang semakin mendekat kearah kami berada dengan cepat kami berdua bersembunyi dari balik lemari tempat buku-buku tugas siswa biasa dikumpulkan
Krek..
Suara pintu terbuka dari baik lemari kami bisa melihat jika yang datang adalah seorang wanita, namun karena jarak pandang yang terbatas kami tidak bisa melihat wajah guru tersebut. Aku memperhatikan aktivitas guru wanita yang belum kuketahui wajahnya, dia tengah mengambil sesuatu dari mejanya setelahnya dia pun hendak pergi
Dreet..drett
Aku melotot mendengar suara getar handphone milik elsa, sedangkan sahabatku itu dengan sigap mematikan handphonenya meskipun telat karena guru sudah mendengarnya. Guru wanita itu berbalik saat mendengar sebuah suara dari dalam lemari, dia berjalan mendekati lemari tersebut tangannya hendak membuka lemari
"Bu, kepala sekolah sudah nunggu" desak seseorang dari balik pintu. Mendengarnya membuat guru wanita itu bergegas keluar meninggalkan rasa penasarannya. Kami keluar dari lemari bernapas lega.
Selepasnya pergi yuki memperhatikan tempat sampah yang berada disudut ruangan dekat dengan lemari tempat mereka bersembunyi. Dia mengambil sebuah kertas yang berada didalam tempat sampah tersebut.
"Elsa" serunya riang menunjukkan kertas tersebut kepada sahabatnya.
***
Kehebohan bocoran soal masih berlangsung para murid masih menunggu hasil rapat dan meminta handphone mereka untuk dikembalikan. Guru kesiswaan meminta murid untuk menunggu dan bersabar dan juga meminta mereka untuk tetap berada diarea sekolah. Guru kesiswaan sebelumnya juga meminta security sekolah untuk menjaga pintu keluar yang berada didepan maupun dibelakang memastikan tidak ada siswa yang kabur
"Jika para murid keluar dan memberitahu orangtua mereka maka kita akan lebih diprotes kembali, kita tidak bisa membuat murid keluar sebelum pelaku tertangkap"
"Kita gak bisa menahan murid lebih lama Pak, lagipula jika pelakunya tidak tertangkap hari ini kita juga gak bisa buat murid untuk menginap"
"Kalo begitu temukan orang itu"
Kehebohan juga terjadi didalam ruang rapat, menimbulkan banyak spekulasi dan perdebatan diantara para guru. "Periksa CCTV sekali lagi apa ada yang mencurigakan" Kepala sekolah mengusap wajahnya. "Jika tidak ada kabar baik, bubarkan semua siswa dan pastikan berita ini tidak tersebar keluar" perintah Kepala sekolah
Didalam kelas iqmal tengah tertidur dimejanya disaat teman-temannya tengah berencana melakukan acara demo iqmal tetap santai tidak peduli Toh bocoran soal sama aja dengan menyontek pikirnya. Langkah kaki terdengar berirama seperti ada ketukan disetiap langkahnya, beberapa orang yang berada didalam kelas memperhatikan dua orang siswa yang seharusnya tidak ada didalam kelas mereka. Dua wanita tersebut berhenti didepan sebuah meja dengan pemiliknya yang tengah tertidur dengan bersila diatas meja dan kepala yang ditumpukan diatas tangannya.
Tuk..tuk..
Salah satu wanita tersebut mengetukkan meja dengan jari telunjuknya membuat pemilik meja tersebut bereaksi.
"Apa sih, kalo udah boleh pulang baru bangunin gua" keluhnya karena tidurnya diganggu.
Tuk..tuk..
Wanita tersebut melakukan gerakannya diawal namun kali ini ketukannya lebih keras
"Woii berisik tahu!" kesal dia terbangun mengangkat kepalanya dan mendapati dua orang wanita tengah berdiri didepannya
"Hai partner" sapa wanita tersebut tersenyum manis."