webnovel

amarah bahagia

Ruangan khusus 18+, dibawah itu author tidak bertanggung jawab yeah. Bagaimana rasanya saat anda seperti Reinkarnasi dari seseorang tanpa di lahirkan kembali? Yang lebih mengejutkan ternyata tahun, bulan, bahkan kalian di lahirkan di hari yg sama? Namun di belahan negri yg berbeda? Kalian bukan saudara kembar lahir dan di besar kan dalam lingkungan yg saling bertolak belakang. Itu lah yg di alami Fauziah Arzanetta, dia merasa kan sebuah kejadian yg tak tertuga, mimpi aneh serta merasa pernah berada di situasi yg bahkan belum pernah ia jejaki, itu bukan sebuah DeJavu semata? Mengejutkan Fauziah bahkan di pilih sebagai pewaris sah dari seseorang yg tidak dia kenal, di penghujung usianya orang itu menyebut namanya sebagai pewaris tunggal semua harta yg dimilikinya padahal mereka belum pernah saling mengenal. Kesamaan wajah keduanya seolah yg telah tiada hidup kembali bahkan mereka mencintai pria yg sama, namun sang pria hanya mencintai salah satu di antara mereka. Bagaimana cinta lain turut andil mengacaukan cinta sejati Fauziah menjadi cinta yg bukan segitiga lagi namun segi empat? Penasaran yuk, Happy Reading.

Fitri_Dwyta · Teen
Not enough ratings
555 Chs

Menggalau merisau.

Alvino pungut, wajah karismatik itu terlihat mengusut seperti layangan putus tali, dia tidak pernah membayangkan hal yg sangat ingin di raihnya namun pupus ketika mengetahui kenyataan.

Impian lamanya pergi saat dia kembali, sungguh membuat gundah gulana.

"Ok! semuanya beres, kerja yg bagus Leena, kamu boleh pergi sekarang"Perintah Alvino muda terhadap sekretaris sexi nya.

Leena pergi melenggok lenggok bak model Red Karpet dia atas heels yg meruncing seperti paku beton.

Tidak jangan pikir dia masih menggoda Alvino muda dan berusaha mendapatkan CEO tsb, dia sudah berubah sekarang, menjadi wanita yg lebih mahal dan bergengsi, sangat mahal.

"Eh....Adikku, why?"Bani mengernyit meski sibuk sekilas dia melihat sang Alvino pungut yg terlihat lemas dan tak bersemangat.

Namun Alvino muda sepertinya tidak begitu kepo dg apa yg sedang di alami sang adik, dia kembali sibuk merapikan dan memeriksa kertas2 kerja yg ada di mejanya saat ini.

"Ha...Gue pengen pulang, there's no reason to stay here"ungkap Alvino pungut ngasal, nadanya terdengar lesu dan tak bersemangat.

"What?"Bani melotot tajam dan menghentikan pekerjaannya, sang adik pun bergidik menatap Bani saat ini.

"Sorry gue bercanda"elaknya kemudian lalu mengukir sebuah senyum pahit di wajah tampannya.

"Kembali ke tempat lu sekarang"titah Bani yg hampir saja emosi itu, kelakuan Alvino pungut belakangan membuat nya kesal dan mengeluarkan jurus api dalam menghadapi adiknya itu.

"Ya....Gue balik"Alvino pungut berbalik badan mempunggungi sang kakak, geraknya menciptakan seperti seseorang yg sedang putus asa.

"Tapi kapan sekretaris gue balik?"Dia kembali berbalik, bertanya dan memelas.

Alvino muda terkesiap, dia sendiri bahkan tidak tau pasti apakah kekasih nya akan kembali tau tidak, yg jelas saat ini pria tampan bak Kaisar Korea itu mencoba menghabiskan waktu menyibukkan diri dg pekerjaannya demi bisa melewati waktu tanpa kekasihnya itu.

"Lu benar, gue sangat merindukannya" gumam alvino muda, sang adik mendengar nya cukup samar2 antara hilang dan timbul.

"Apa? Lu bilang apa?"Alvino muda mengernyit.

Bani pun tersentak, tak seharusnya berkata demikian itu justru akan membuat kecurigaan sang adik.

"Oh gak ada apa apa, gue juga gak tau kapan dia balik, entah balik lagi atau tidak, kalau lu mau lu boleh kok mintak tolong Leena, dia tidak akan menolak lu"elak Bani, matanya terlihat kurang fokus.

"Kalau itu sih gue juga tau, tapi hati gue, harapan gue? Cinta gue?"Batin Farel, Lidah nya tak terangkat untuk mengungkapkan hal demikian.

Akhirnya Alvino pungut melangkah pelan keluar dari ruangan itu tanpa menjawab sang kakak, Bani hanya terdiam tidak juga ingin melanjuti semuanya.

Dia sendiri sedang risau, desahan nafas yg begitu kasar terdengar dari seorang Alvino muda yg hampir frustasi dg kenyataan ini.

Alvino muda lantas memeriksa ponsel nya, tidak ada satupun notifikasi yg menunjukkan kabar mengenai sang gadis pujaan, semakin membuat nya terbentur tembok sebuah goresan luka yg cukup membekas.

Bani memanggil kontak Fauziah, sial juga Nomor nya tidak aktif, ponsel yg sudah merata dg aspal mana mungkin bisa berfungsi kembali itu lah yg mengakibatkan nomor Fauziah tidak bisa di hubungi lagi.

"Apa aku sudah benar2 kehilangan kamu, sayang?"Batin Bani, dia menatap potret sang kekasih yg tersenyum manis disana.

Apa semua baik baik saja, tentu tidak, karna Fauziah terbelenggu dalam sebuah kesalahpahaman yg di ciptakan entah oleh siapa.

Telepon yg tergeletak manja di atas meja sang CEO berdering dg sigap Bani menjawab nya.

"Hallo"jawab Bani tegas cenderung terdengar dingin, itulah ciri khas dia kalau berada di kantor dan berhadapan dg para karyawan.

Jangan harap dia akan terlihat friendly, yg ada tegas, berwibawa tapi tetap sopan, yg paling menggemaskan itu cool boy seperti es batu.

"Maaf pak saya dari Bindari IO, Bindari sedang dalam masalah, client kita komplen, dan membatalkan kerjasama secara sepihak, kerugian kita cukup signifikan kali ini dan gaji karyawan bulan ini juga belum di bayarkan, mohon bapak bisa periksa sendiri kondisi disini"seseorang berbicara serius di balik tlp itu, Bani terperangah, Bindari perusahaan Ivent Organizer yg selama ini pengolahannya di bawah naungan Bani sendiri.

Ada sebuah kisah kenapa Bani bisa menjadi pemilik Bindari IO, yg jelas ini berkaitan dg AA Company.

Dg di dapatnya kabar demikian maka tuan muda Alvino akan semakin sibuk, di tambah jadwal AA yg semakin padat, apakah kondisi ini bisa membuat kegundahan hatinya sejenak terhindarkan?

"Ya sudah, saya akan mengirimkan asisten saya kesana secepat nya"jawab Bani kemudian.

"Baik pak, terima kasih"jawab seseorang itu.

Bani menghela nafas dg kasar, lantas dia beranjak dari singgasana nya itu dg tergesa gesa.

Tanpa mengetuk pintu terlebih dahulu Bani menerobos ruangan manager sekaligus wakilnya, yg sedang menggalau di dalam pun terjingkat nyaris melompat dari kursi kebanggaanya.

"Tu kan? Gak pernah ngetok dulu, selalu begini?"Ucap Farel,cseraya mengelus dadanya yg sesak entah karna Bani entah pula karna sekeretaris nya yg tiba2 menghilang .

"Lu ke Bindari ya..?"Perintah Bani, membuat Farel kembali terjingkat kaget dan melebarkan mata.

"Apa? Gak gue gak mau, gue gak mau terlibat hal hal yg tabu, itu cukup menyeramkan dan gue sangat menghindari hal2 seperti itu, lu udah tau kan dari dulu gue selalu menghindar dari Bindari IO itu, mending gue disini meskipun otak gue terkuras setidak nya hati gue nyaman"tolak Farel dg keras, disana jelas Bindari memiliki latar belakang yg aneh dan entah bagaimana cerita nya perusahaan IO yg cukup terkenal itu menjadi urusan Alvino.

Yg jelas Alvino muda ternyata benar2 kaya, kaya raya sejagat raya dia bukan hanya pemilik perusahaan multinasional AA, tapi juga IO kenamaan seperti Bindari.

Apa ada lagi yg di sembunyikan CEO tampan ini? Dan kenapa Bindari hal yg tabu bagi Farel? Hanya waktu yg akan menjawab semuanya.

"Apa salahnya sih? Sebentar aja tolong gue, Bindari sekarang juga sudah aman kok, lu gak bakal kenapa kenapa disana, percaya sama gue gak ada orang lain yg gue percaya melebihi lu, ayo lah kali ini aja bantu kakak lu ini, pekerjaan di sini sangat menumpuk tidak mungkin gue juga harus ngurusin Bindari, lu cukup pintar dan gue yakin Bindari akan bisa baik2 saja kalau di tangani sama lu, Bindari sedang krisis Rel ayolah hilangkan sikap parno lu itu jadilah Rasional ya"bujuk Bani, membuat Farel berfikir keras, lama sekali Alvino pungut memikirkan itu semua, serasa nungguin gaji bulanan.

"Ha baiklah..."Akhirnya Alvino pungut menyerah di hadapan sang kakak, meski berat dan kurang yakin dia bisa berhasil atau tidaknya dg Bindari IO itu.