Mendapati sang gadis telah terlelap dalam pelukannya, Alvino muda beranjak, menyelimuti gadis itu dan mencium keningnya.
"Good night, sayang, sesekali coba lah untuk bermimpi indah, Fauziah atau Bindari, siapapun kamu, tidak sepantasnya menderita dg kesalahan yg tak pernah kau lakukan."
*
"Kemana saja kau tuan, aku sampai berjamur disini nungguin kamu?"Kencana mengerucut berdiri dg memangku tangan ke dada.
"Maaf habis dari tempat Fauziah aku, tadi he?"Dg polos tanpa rasa bersalah, Alvino muda malah cengegesan.
Seketika mata Kencana membulat sempurna.
"Apa? Kau? Kau gila ha? Mau rencana kita gagal ha?"Tanduk tanduk nona durga mulai
mencongol.
"Tenang nona, semua aman, kau jangan khawatir ok!"sang kaisar menjawab enteng saja.
"Awas saja kalau rencana kita gagal hanya karna kamu tidak bisa mengontrol diri seperti tadi"
"Iya Kucay yg bawel, tapi manis"goda sang kaisar.
"Ha, sudahlah kau tidak mempan padaku simpan saja untuk para bunga bunga yg akan kita temui nantinya "
"Tidak Cay, jangan, aku tidak menyukai yg begituan"
"Tidak suka kau bilang? Tapi memberi mereka duit, berdalih sedekah, dasar cowok modus"
Kencana dg santai nya mengendarai mobil di malam yg sepi dan senyap itu.
"Itu bukan modus nona tapi kebaikan hati seorang pria sejati haha"Bani mendorong pelan tengkuk wanita itu.
"Ih nanti aku bisa nabrak, kau ini?"Mata Kencana membulat lagi, bibir sexi itu mengerucut dia semakin terlihat imut.
"Siapa suruh nyetir sendiri, kamu menghancurkan naluri kelakian ku nona"Bani menepuk dadanya pelan.
"Hah? Haha...Masak, biarin i don't care, you know?"Kencana tertawa nyaring, Bani beralih mengerucut.
"Kalau kau ketawa lagi, jangan salahkan aku?"
"Ha apa? Kenapa? Apa aku terlihat sempurna tuan kalau lagi tertawa begitu kah? Ha? Ha.. Ha..."gadis ini benar benar rajanya jahil, dia semakin melebarkan tawanya.
Alvino muda menutup mulut gadis itu dg tangannya, tapi di balas dg sebuah gigitan ngeri.
"Aaaakh....Cay...Kau gila...."pekik sang kaisar sembari mengibas tangannya yg kesakitan, lalu meniupnya.
"Fuuh, fuh...Rabies, Rabies"
"Apa kau bilang?"Si Kucay melotot tajam, tanduk nya benar benar muncul kali ini, habislah sang kaisar.
"Cay awas Cay, di depan ada hantu Cay"Alvino muda berusaha mengendalikan kemarahan gadis itu, sontak si Kucay memandang ke depan.
"Mana?"
"Udah pergi ke Durga House, liat aja nanti banyak tu pasti"
"Ha kau ini, sekarang aku harus fokus nyetir dulu, nanti di rumah habis kau ku buat tuan, jangan kira ini berakhir ha"ancam gadis itu, gigi giginya sampai mengatup geram.
"Baiklah aku tunggu"jawab sang kaisar pelan, nyaris tak terdengar.
Senyum sang kaisar tertahan, dia manis kala menahan tawa seperti ini.
"Kau benar mau menantang ku?"Meski pelan nyatanya gadis ini memilik telinga angin dia bisa mendengarnya.
"Oh tidak, sudah fokus, nanti nabrak apalagi jalanan kecil lagi gelap"
"Kau takut ?"
"Tidak, kau tau nona aku bahkan belum pernah ke Bar sekalipun, apalagi dg wanita seperti dirimu? Ini pertama kalinya aku jalan malam2 ke tempat seperti itu, ya walaupun ini bukan Bar tapi sama aja tempat hiburan malam juga jatuhnya nih"
"Oh ya, kalau Lounge hm bagaimana dg itu, kau pebisnis kan, apa kau tidak pernah sekalipun menemui client di tempat seperti itu ha?"Sindir si Kucay, bola mata gadis itu berputar putar manja menggoda sang fartner.
Bani terkesiap seketika melintas sebuah ingatan di masa lalu.
"Ban...Tolong aku...Panas, Ban...Aku ingin membuka semua pakaianku? Ban, tolong aku.."Sepintas seorang gadis memohon pada sang kaisar, mata gadis itu menggelap seperti di penuhi rasa aneh yg menggrogoti tubuhnya, rasa ambigu tak dapat di ungkapkan tak dapat di jelaskan, sekilas gadis itu seperti Fauziah.
"Jangan Bin..Aku mohon..Ini tidak benar...Bin sadar istighfar Bin, tolong" Wajah Alvino muda di Landa kecemasan waktu itu, dia panik gusar tidak tau harus berbuat apa terhadap gadis cantik yg ada di hadapannya.
Semakin panik lagi gadis itu perlahan melucuti dres mewah kelas atas yg membungkus kesempurnaan tubuhnya.
"Jangan Bin...."Alvino muda berteriak sekencang kencangnya, namun gadis itu terus mendekati dg dres yg telah lepas tali pengait, sedikit lagi gadis itu nyaris kehilangan semua pakaian yg menutup kemolekan tubuhnya.
Alvino muda terus melangkah mundur hingga tersandung oleh kaki ranjang dan terguling di kasur empuk itu, dilihat dari kemewahan kamar tersebut itu seperti sebuah hotel bintang lima.
Gadis cantik dan sexi dg pakaian yg hampir meluncur turun itupun terus mendekatinya dg ganas dan tatapan kelam, sekelam nya malam saat itu.
"Jangan Bin.....Jangan.."Sang kaisar berteriak sangat keras, Kencana yg ada disamping nya saat ini terjingkat bukan main lagi, gadis itu nyaris melompat dan membanting stir.
"Wooooiiiii, are...Are you crazy....."Gadis itu terengah engah, mobil berhenti seketika.
"Maaf Cay?"Alvino muda merunduk lamunannya kali ini benar benar keterlaluan.
"Maaf kau bilang? Dua kali hari ini kau berteriak gak jelas di mobilku, apa kau gila ha...? Kau bisa membuat kita tabrakan, lama lama aku jantungan juga berteman dg mu"upat Kencana dg keras, gadis ini di buat emosi oleh tingkah aneh sang kaisar.
"Maaf seketika aku mengalami Night Teror gitu iya Cay?"
"Ha, benar benar gak masuk akal, nih orang, kau ganteng ganteng gila tau gak?"
"Ya gimana Cay, Night Teror bisa datang kapan saja bukan?"Elak sang kaisar wajahnya memurung manja semakin membuat nona Durga termakan emosi.
Gadis itu menarik nafas nya dalam dalam dan menghempaskan nya lagi, sebisa mungkin dia mengatur emosi dan kembali fokus mengemudi.
Tanpa sepatah kata lagi, seketika suasana hening hanya deru angin dan suara kendaraan yg saling beradu dalam kesunyian itu.
"Duh Bin, kenapa sih aku tiba tiba ingat hal itu? Memalukan, lagian gadis desa seperti Kencana ini tak bisa diremehkan dia tidak sepolos Fauziah, dia cukup mengerti segalanya"batin Bani, seraya melirik gadis yg sedang fokus mengemudi itu.
"Hmm Cay, kalau boleh tau kamu high school di mana sih?"Bani memecahkan kembali keheningan sesat.
Gadis itu sepintas melirik nya sebelum kembali fokus ke arah depan.
"Ummh, ya aku sekolah disini, di daerah sebrang desa, kenapa?"Kencana berkerut dahi.
"Gak kau cukup keren untuk ukuran gadis desa"Bani tersenyum kecil.
"Oh ya, makasih pujian nya tuan, tapi aku alumni IITB, kau tau? "jawab gadis itu sedikit menyombongkan dirinya dan tersenyum miring penuh ke angkuhan.
"What? IITB?"Alvino muda mengerinyit.
"Lewat jalur beasiswa kah?"sambung sang kaisar kemudian.
"Hmm, tidak nenek buyut asli orang sana, aku ini kaya raya tuan, jangan kau remehkan diri ku ha!"gadis ini semakin congak saja.
"Sepertinya kau bohong nona, kau tau siapa itu Nitin Nohria?"uji sang kaisar kemudian.
"Dia alumni yg cukup terkenal di IITB, dekan ke sepuluh Harvard Bussines School."gadis itu tersenyum miring ke arah Alvino muda.
"Ha kau lihat informasi itu lewat Google ya?"
"Kalau kau tidak percaya, kau tanya saja ibuku, emang kenapa sih? Gak boleh emang nya gadis desa sekolah di luar negri ha?"
"Ya boleh, tapi kau benar, kau berasal dari keluarga yg berjulukan Durga, itu saja sudah membuat ku percaya dg mu nona"Bani tersenyum sangat manis.
"Hmm tapi aku muslim, ibuku muslim, ayah juga, nenek dan kakek yg memulainya, mereka saling jatuh cinta dan akhirnya kakek mengalah tapi nama besar keluarga jangan lah sampai di ubah itu sih setau aku ceritanya, kalau pengen tau detailnya tanya ibu ku saja, sungguh aku sendiri bingung dg silsilah keluarga ku sendiri, haha"gadis itu tertawa renyah, dia tidak sadar menertawakan dirinya sendiri gadis yg aneh Alvino muda sampai menggeleng geleng ke heranan.
"Pantas kau sangat manis, darah mu tidak murni dari desa ini?"Ungkapan apa itu tuan muda Alvino, permainan kata kata yg terdengar aneh.
"Kau tidak curiga pada keluarga mu, ya mana tau kan kakek buyutmu berselingkuh dg orang Korea Selatan sana"
"Haha, patut aku curigai juga tu, iya nanti aku tanya sama mama deh, eh berarti Fauziah juga lah tu ya, apa jangan jangan buyut kami sama?"
"Haha..."Keduanya tertawa renyah.
Menampakan deretan gigi terawatnya, mata keduanya nyaris tenggelam karna tertawa lepas itu.
Fartner yg aneh mereka menertawakan diri sendiri, apa yg lucu coba? Mungkin ini sebuah trik untuk menghilangkan rasa gugup karna Durga House kini terpampang nyata di hadapan mereka, dg segenap gemerlap cahaya, remang remang lampu disko haduh.