Alzyas meletakkan ponselnya di atas meja setelah menghubungi sahabat nya Narina, helaan nafas Alzyas terdengar lelah menarik perhatian mereka semua yang juga ada disana.
" gimana? Narina bisa dateng? " Sammy memberikan jus alpukat pesanan Alzyas dan juga Aditya karena sekarang mereka berkumpul di rumah Sammy.
" Dia bilang nggak bisa katanya ada acara keluarga " jawab gadis itu sambil mengambil gelas jus nya
" Gue perhatiin sekarang kita susah banget yah ngajak Narina kumpul, nggak kayak biasanya dia selalu semangat kalo di ajak jalan ataupun kumpul kayak gini " gumam Shasa
" guys gue penasaran deh sebenernya ada hubungan apa antara Narina sama cowok yang namanya Dikta? " seru Alzyas
Sammy dan Joko hanya saling lirik, mereka tidak mungkin mengatakan yang sebenarnya apa yang terjadi karena mereka berdua tidak memiliki hak untuk memberitahukan yang sebenarnya.
" Jo! Lo kan yang paling deket sama Narina apa Lo tau sesuatu? " Arga melempar kulit kacang kearah Joko
" mana gue tau!! " Joko mendengus keras melirik Arga dengan jengkel, bibir Sammy berkedut menahan tawa
" Lo tanya Sammy tuh! " tunjuk Joko
" lah kok gue, Lo yang ditanya malah lempar ke gue " gerutu Sammy
" ngomong-ngomong soal Narina, selama gue kenal dan deket sama dia kok gue nggak pernah liat orang tuanya ataupun saudaranya deh di rumah " pikiran Alzyas menerawang jauh
" nggak mungkin kan di rumah sebesar itu dia cuma tinggal sama art nya doang " lanjutnya
" orang tuanya ada kok, cuma emang mereka nggak tinggal bareng aja dia juga punya kakak cewek yah bisa dibilang mereka kayak ada jarak gitu "
Alzyas langsung menoleh kearah Shasa setelah mendengar apa yang dikatakannya, Sammy dan Joko mengeram pelan bisa-bisa gadis itu keceplosan, Shasa yang merasa mendapat tatapan tajam dari Joko dan Sammy langsung mengutuk dirinya sendiri setelah menyadari dengan mulusnya dia mengatakan tentang keluarga Narina.
" Astaga Shasa mulut Lo kok lemes banget sih " desis Sammy
" kalo Narina tau, abis muka Lo dicakar " lirih Joko
" maksud Lo? " Alzyas mengerutkan keningnya mencoba untuk mencerna ucapan Shasa begitupun juga dengan Arga dan Aditya
" ee eng-nggak bu-bukan apa-apa kok " cicitnya dengan menunduk
" nanti aja kita bahas soal Narina dan cowok yang namanya Dikta itu, sekarang gue tanya sama kalian udah pada pilih kampus belom? " Shasa merasa lega setelah Arga mengalihkan topik pembicaraan mereka
" udah, gue sama Alzyas udah pilih salah satu universitas terbaik di Jakarta dan kita akan ambil jurusan yang sama disana " Aditya merangkul Alzyas yang memang duduk disampingnya lalu tersenyum manis pada kekasihnya itu.
" kalian sendiri? " Alzyas menatap Joko, Sammy, Arga dan Shasa
" gue mau kuliah di salah satu universitas di Yogyakarta, karena kebetulan bokap gue pindah dinas kesana dan Arga juga mau nya satu kampus sama gue jadinya kita juga akan satu kampus deh " jawab Shasa dengan antusias
" ututututuyu tayanggggg " Arga berlagak gemulai sambil menangkup wajah mungil Shasa dengan penuh sayang
Sammy dan Joko hanya menatap mereka berdua jengah
" ngintil Mulu Lo! " Joko menoyor kepala Arga pelan, sedang pemuda itu hanya cengengesan
" bucin!!! " ejek Sammy
" eh jangan Lo pikir gue nggak tau yah, Lo batalin kuliah di Swiss cuma demi bisa sama Milly!! bucinan siapa??? " seru Arga tersenyum puas melihat Sammy yang langsung terdiam melirik Alzyas.
Alzyas dan Aditya hanya terkekeh mendengar hardikan Arga pada Sammy yang memang benar adanya. Sammy memilih melanjutkan pendidikan nya di tanah air dari pada di tanah kelahirannya demi bisa bersama Milly padahal orang tuanya sudah meminta agar pemuda bule itu kembali kesana.
" jadi Milly sama Sammy beneran udah jadian? " tanya Shasa dengan cengo nya
" nggak dapet kakaknya, adeknya pun jadi " sindir Joko telak membuat mereka semua tertawa.
Sammy tidak berbohong waktu itu saat dia mengatakan memang menyukai Alzyas, tapi dia lebih dulu memilih untuk mundur sebelum perang karena tidak ingin bersaing dengan sahabat nya sendiri.
********
Aditya menepikan mobilnya di parkiran halaman rumah sakit, karena orang tua Jassie menghubunginya karena gadis itu terus menanyakan keberadaan nya.
Dengan langkah kaki yang santai Aditya memasuki gedung utama rumah sakit, tangannnya terus menggenggam jari-jemari lentik Alzyas yang juga ikut bersamanya untuk menjenguk Jassie.
Marina tersenyum senang melihat kedatangan Aditya, dia menyambutnya dengan sangat ramah begitupun pada Alzyas.
" maafin Tante yah Aditya, karena terus merepotkan kamu " ujar Marina yang tidak enak hati
" nggak apa-apa kok Tante, Jassie juga sahabat Aditya " Aditya tersenyum dan terus menggenggam tangan Alzyas
" Jassie dari kemarin nanyain nak Aditya terus, Tante sampe kewalahan jawab pertanyaannya " Marina tersenyum masam mengingat putrinya yang terus menanyakan Aditya.
Alzyas sedikit tercubit mendengar perkataan ibu Jassie apalagi tatapan Marina pada dirinya yang sulit untuk diartikan. Marina menahan Alzyas yang juga hendak masuk bersama Aditya.
" boleh bicara sebentar nak Alzyas " ajak Marina, Alzyas melirik Aditya sebelum mengangguk setuju
Marina tersenyum kemudian membawa Alzyas pergi menuju taman rumah sakit setelah Aditya masuk kedalam kamar rawat untuk menemui Jassie.
" Tante minta maaf yah, kalau Tante sudah menganggu kalian " ujar Marina dengan sangat hati-hati, Alzyas hanya mengangguk dan tersenyum.
" Tante boleh minta tolong sama kamu nak Alzyas? " Marina sebenarnya tidak sampai hati meminta sesuatu yang memang bukan menjadi milik putrinya
" minta tolong apa Tante, kalo Zyas bisa pasti Zyas bantu " jawab Alzyas tanpa ragu dan menaruh curiga.
Marina menatap lekat wajah cantik Alzyas, demi putrinya yang sedang sekarat dia harus melukai Alzyas karena tidak ada pilihan lain.
" boleh kah Tante meminta, agar Aditya kembali dekat dengan Jassie "
Alzyas diam terpaku tubuhnya menegang saat Marina langsung menggenggam kedua tangannya dengan erat.
" maaf jika Tante terkesan memaksa tapi ini semua demi Jassie hidupnya sudah tidak akan lama lagi, sudah beberapa hari ini dia tidak mau meminum obatnya karena Aditya sudah jarang menemui nya lagi " Marina tidak bisa membendung air matanya lagi, jujur sebenarnya dia juga malu dan tidak tega pada Alzyas.
" Tante minta tolong sekali ini saja, tolong biarkan Aditya kembali dekat dengan Jassie seperti dulu lagi "
Alzyas langsung mengusap airmata nya yang tiba-tiba saja menetes tanpa permisi, gadis itu tersenyum kecut baru saja dirinya dan Aditya berdamai kini harus kembali berjarak.
Setelah berpikir panjang Alzyas tersenyum gamang menatap Marina lalu mengangguk, Marina yang mendapat persetujuan Alzyas langsung memeluk gadis itu dan berkali-kali mengucapkan terimakasih padanya.
******
" aku nggak setuju!!! kamu apa-apaan sih "
Aditya langsung menghentikan laju mobil yang dikendarai nya saat mendengar permintaan Alzyas yang menurutnya sangat tidak masuk akal dan terkesan dipaksakan.
" aku udah pernah bilang sama kamu kalo aku nggak akan mungkin dan nggak akan pernah balikan lagi sama Jassie karena dia hanya masa lalu!! aku udah punya kamu!! " Alzyas hanya menunduk tidak berani menatap wajah Aditya yang marah dan di selimuti kekecewaan
" seharusnya kamu tanya dulu sama aku, bukan langsung terima aja permintaan Tante Marina!! dia nggak berhak maksa kamu!! " Aditya menyugar rambutnya dengan frustasi
" aku bukan barang yang bisa dia pinjam seenaknya!! dan parahnya lagi pacar aku sendiri dengan sukarela menerima permintaan nya " Aditya menggeleng dengan raut wajah kecewa yang ketara
" maaf " lirih gadis itu yang masih menundukkan kepalanya
Aditya tidak menanggapi permintaan maaf dari Alzyas dia benar-benar kecewa dengan apa yang sudah dilakukan oleh kekasihnya, Aditya kembali melajukan mobilnya membelah jalan ibukota.