webnovel

ENAM

Cinta memang butuh perjuangan. Tanpa sebuah perjuangan cinta tidak akan berarti.

Anonymous

***

Aluna masih bergelung dengan selimutnya, matanya mengerjap ketika matahari pagi menyinari wajahnya. Meraba ranjang disampingnya. Kosong. Tangannya meraba lagi. Tetap kosong. Kini matanya terbuka sepenuhnya. Matanya tidak melihat siapapun di sampingnya. "Apakah semalam aku bermimpi?" tanya Aluna lirih kepada dirinya sendiri.

"Kamu sudah bangun?" Aluna menoleh kearah suara. Matanya melotot. Bayangkan, matanya diberi pemandangan sebegitu seksinya dipagi hari. Aluna bukan gadis yang lugu. Dia juga senang melihat tubuh seksi seorang pria. Tapi yang ada di depannya kali ini adalah pemandangan seksi dari orang yang dicintainya.

"Tutup bibir seksimu itu Love! Lihatlah air liurmu menetes." tanpa sadar Aluna mengusap bibirnya. Kynan tetawa melihat tingkah konyol Aluna. Aluna yang merasa dipermainkan segera turun dari ranjang dan berlari ke kamar mandi. Baru tiga langkah kakinya melangkah, Kynan memeluknya dari belakang membuat tubuh Aluna menegang.

"Please forgive me. Aku terlalu picik selama ini. Ma'afkan aku yang selalu membuat hatimu terluka. Please stay with me." Kynan memeluk erat tubuh Aluna seakan takut jika tubuh itu menghilang tiba-tiba.

"Tolong jangan pergi. Ma'afkan aku karena selama ini selalu membuat hatimu terluka." kali ini Kynan mengecup rambut Aluna. Aroma Aluna membuatnya tergila-gila sejak semalam. Memeluk Aluna bisa menenangkan hatinya. Entah sejak semalam dia merasakan damai saat berada di dekat Aluna. "Tolong beri aku kesempatan sekali lagi. Aku tidak akan mengulangi kesalahan yang sama. I'm promise!"

Kynan merasa khawatir Aluna dari tadi hanya diam. Apakah permintaan ma'afnya tidak diterima?

"Aku tau selama ini perbuatanku terlalu jauh menyakitimu. Tapi aku mohon, beri aku kesempatan sekali ini saja."

Tetap dalam posisi memeluk tubuh Aluna dari belakang, Kynan terdiam menunggu jawaban yang keluar dari bibir mungil Aluna. Aluna yang sangat kaget dengan pernyataan Kynan masih terdiam karena dia terlalu kaget. Setelah beberapa lama, Aluna menghembuskan nafas pelahan, menetralkan detak jantungnya yang berpacu cepat. Membalik tubuhnya untuk menatap Kynan.

"Apa jaminan kakak agar aku percaya kepada kakak? Rasa sakit yang kakak goreskan disini masih belum kering." ucap Aluna sambil menyentuh dadanya. Kynan meringis merasa sangat bersalah.

"Kakak tidak bisa memberi janji apapun padamu Lun. Tetapi, kakak akan dengan sepenuh hati berusaha untuk membahagiakanmu." mata Kynan menatap pasti kearah mata Aluna menyakinkan.

Kynan bersujud di kaki Aluna. Aluna kaget dengan apa yang dilakukan Kynan. Seorang Kynan bisa bersimpuh di kaki seorang Aluna.

"Kak! Tolong jangan seperti ini. Kak... Berdiri kak!" pinta Aluna sambil mencoba mengangkat tubuh Kynan. Kynan menggeleng. "Jika kamu tidak mema'afkan aku, aku akan tetap seperti ini." ucap Kynan penuh keyakinan.

Aluna mengikuti Kynan duduk didepan Kynan, mereka saling bersimpuh. Aluna memegang tangan Kynan dan menggenggam erat.

"Oke kak kita mulai dari awal. Jangan seperti ini. Luna tidak suka melihat kakak seperti ini." mata Kynan langsung menatap kearah mata Aluna, mencari kebohongan yang mungkin Aluna buat untuk mengelabuhinya.

"Sungguh? Kamu mema'afkan kakak?" Aluna menganggukkan kepalanya sambil tersenyum. Kynan memeluk Aluna erat. "Thank you, love! And sorry." Kynan memeluk erat tubuh munhil Aluna sedangkan Aluna yang baru mendengar panggilan Kynan kepadanya sedikit terkejut.

"Love?" ulang Aluna kepada Kynan. Kynan tersenyum dan juga mengangguk.

"Mulai detik ini, you're mine, and i'm yours." putus Kynan sepihak.

"Kak... Bukannya kita memulai semuanya dari awal dengan bersahabat?" tanya Aluna sedikit takut, wajah Kynan terlihat menakutkan, pria itu menatapnya tajam dan rahangnya mengeras.

"NO! you're mine. Just mine! No body els can having you as a girlfriend." kekeh Kynan memepertahankan keinginannya. Ya. Kynan memang seperti ini. Jika itu keinginannya, dia akan terus memaksa sampai bisa dimilikinya.

Aluna menghembuskan nafas perlahan.

"Hm oke. Kita coba." pasrah Aluna. Benteng pertahanannya jebol, dia memang masih sangat mencintai pria gila didepannya ini.

Kynan tersenyum dan mengecup bibir Aluna.

"Iuh kak! Aku belum gosok gigi!" Alena memberontak saat Kynan berkali - kali mengecup bibirnya. Kynan terkekeh melihat wajah Aluna yang tiba-tiba berubah warna menjadi merah.

"It's oke, Love. And you have to call me Love too. No OBJECTION!"

"Okeeee"

"Oke what?"

"Oke, Looooovveeee!!" kynan tersenyum bahagia mendengar panggilan Aluna untuknya.

"Sekarang kamu mandi, kita cari sarapan. Aku lapar sekali, dari kemarin belum makan sama sekali." ucap Kynan dan langsung mendapat pelototan maut dari Aluna.

"Bagaimana kakak bisa seceroboh itu sih?" omel Aluna.

"Love. You forget something? Kamu memanggilku kakak lagi aku akan langsung menciummu, dimanapun dan kapanpun." ancam Kynan tegas.

"Oke! Oke! ma'af." Aluna mengerucutkan bibirnya. Kynan menatap gemas bibir manyun Aluna. Kynan merasa hatinya berbunga-bunga. ada rasa nyaman yang memang benar-benar baru dia rasakan.

"Cepat mandi sana! Apa mau aku mandiin, Love?" goda Kynan sekali lagi.

"Tidaaaakkkk!!!" Aluna berlari kekamar mandi sambil berteriak, Kynan yang melihat tingkah lucu Aluna tertawa terbahak sambil memegang perutnya.

***

Next chapter