webnovel

Bab. 17 ||Pandangan dunia Elvano||

Bab. 17

Yang tidak diketahui Aleta adalah saat dia mengingat masa lalu dikehidupan sebelumnya Elvano yang belum pergi untuk pulang berdiri diam di pintu mobil Aleta sambil menatap Aleta yang sedang dalam kepala tertunduk dengan emosi aneh dimatanya. Sebelum Elvano pergi dia melirik mobil Aleta lalu membuang muka.

Melihat motor yang seperti baru didepannya Elvano mencerutkan bibirnya dengan enggan setelah memikirkan motor ini yang Aleta ganti rugi untuk memperbaikinya membuat Elvano merasa kesal tapi pada akhir Elvano menyerah dan menaiki sepeda motor nya. Saat dalam perjalanan pulang pikiran Elvano mulai berkeliaran, bahkan jika dia sedang dalam perjalan menggunakan motor dijalan dengan sedikit ugal-ugalan dan terkadang pengguna motor dan mobil dijalan memarahinya tapi Elvano tidak mendengarkan dan mengabaikannya dan menggunakan intuisi untuk melewati jalan-jalan yang asing didepannya untuk kembali pulang.

[Jika...]

Apa yang kamu pikirkan?

Uh... Mungkin memikirkan kapan dia bisa hidup bersama?

???

Mungkin?

Aneh, kenapa kamu tidak memaksanya?

Jika kamu ingin lakukan.

Tingkah laku mu menjadi membingungkan Elvano.

!!!

Bisikan-bisikan yang selalu terdengar ditelinga Elvano kini berbisik dengan bingung dengan tingkah Elvano yang tidak biasanya karena jika itu sebelumnya dia pasti akan melakukan sesuatu yang tercela seperti penculikan, jadi setelah itu mereka mulai berbisik akan masa depan Elvano dengan cepat.

Mata Elvano kini memancarkan cahaya karena pikiran salah satu dari mereka yang membuatnya bersemangat.

[Jika aku bisa hidup bersama]

Pikiran ini membuat Elvano sangat bersemangat tapi dengan cepat cahaya dimatanya meredup karena Aleta masih penuh dengan kewaspadaan terhadapnya.

Untuk apa kamu menyerah.

Ya, kenapa kamu tidak datang kerumahnya, tinggal bersama.

Atau pikirkan agar Aleta menurunkan kewaspadaannya, buat dia merasa kasihan padamu. Apa usulan ku sangat bagus Vano~ (meminta nada pujian).

[Ya! Sangat bagus!]

Cahaya dimata biru langit Elvano menjadi sangat terang dan pikiran yang berkeliaran kini kembali yang membuatnya tersadar bahwa dia sudah sampai didepan rumahnya.

Elvano menyalakan klakson motor didepan gerbang yang dengan cepat dibuka oleh Pak Suryano.

"Tuan kembali."

"Ya."

Elvano meletakkan kunci motornya ditangan Pak Suryano dan berjalan menuju rumahnya.

-

-

Larut Malam.

Elvano menatap langit-langit ruang tidurnya dengan kosong lalu menyipitkan matanya dengan sedikit ketidaknyamanan yang terlintas dimatanya.

Elvano meringkuk diranjang besarnya dan menutup matanya,setelah beberapa detik Elvano duduk dengan kesal. Alis Elvano berkerut dengan ketidaksabaran yang membuat suasana hatinya menjadi buruk.

01.15

Melirik jam yang masih menunjukkan jam satu pagi, Elvano berdiri dan berjalan menuju kamar mandi. Lima belas menit berlalu, Elvano menatap pria yang ada di cermin dengan mata hampa dan dingin jika seseorang melihatnya sekarang mereka mungkin akan bergidik ngeri dan ketakutan dengan matanya yang sangat gelap seolah-olah semuanya tidak akan pernah ada yang bisa masuk kedalam dunianya bahkan cahaya yang membuatnya terlihat tidak seperti manusia.

Tangan yang tergantung disisinya kini menyentuh ujung matanya dan menggosoknya dengan lembut. Melihat warna biru langitnya yang seterang langit biru yang penuh perasaan vitalitas, luas, bebas dan cerah dimatanya dengan linglung karena warna ini tidak akan pernah sama dengan warna mata dikehidupan sebelumnya dikehidupan sebelumnya karena warna matanya selalu sama dengan suasana hatinya yang selalu suram dan gelap meskipun warna matanya berwarna biru laut yang indah tapi tidak akan pernah memiliki kilau indah yang seharusnya ada. Dan wajahnya yang tampan dan dingin kini kaku seperti patung yang indah jika tangannya tidak menggosok ujung matanya pasti dia akan seperti patung sungguhan jika berdiri diam dan tidak bergerak.

"Apa yang harus aku lakukan...?"

"Semuanya membosankan... Keluarga baru yang baru saja aku dapatkan membuatku sedikit panik dan tidak nyata."

Elvano yang berdiri didepan cermin menundukkan kepalanya sambil bergumam. Keadaan, lingkungan, dan orang-orang disekitarnya sekarang membuat pria yang selalu hidup dalam kebosanan, penghianatan, pembunuhan, dan kekacauan dalam keadaan panik dan tidak jelas setelah dia merasa sangat serakah pada apa yang ada didepan dan sekelilingnya tapi dia juga selalu gelisah, ketakutan dan paranoid jika dia hanya keberadaan yang lewat dalam hidup mereka setelah pemilik tubuh ini yang bisa kembali kapan saja dan mungkin saja mereka tidak akan pernah tahu akan keberadaannya yang berada ditubuh ini.

Dia tidak mau, dia tidak pernah ingin menjadi pengganti sementara untuk pemilik tubuh ini sebelumnya karena dia sekarang merasa serakah akan kasih sayang yang mereka berikan padanya dan dia masih bisa melepaskan mereka untuk pemilik tubuh ini,  tapi dia tidak ingin Aleta-nya menjadi milik pemilik tubuh ini dia sangat serakah, serakah karenanya, toleransinya, emosinya, dan segala sesuatu dari Aleta-nya meskipun mungkin dia akan disebut munafik karena dia tidak pernah tahu apa yang namanya cinta hanya untuk perasaan dan emosi dari Aleta tapi dia hanya ingin bersama Aleta selamanya dan perasaan cinta itu mungkin akan datang terlambat karena dia adalah orang gila yang ekstrim yang tidak pernah mengerti akan perasaan meskipun EQ nya yang tinggi.

Elvano tidak ingin seseorang mengambil Aleta darinya, memikirkan Aleta yang bersama orang lain dan hidup bersama membuatnya merasa sangat marah dan tidak nyaman, perasaan sesak didadanya membuatnya tidak tahu harus melampiaskan kemana bahkan bernapas pun menjadi sulit.

Elvano tidak akan pernah khawatir akan apa yang bukan miliknya bahkan terlalu acuh dan dingin untuk apa yang bukan miliknya tapi jika sesuatu yang dia miliki dia akan melindunginya, menyayanginya dan menjaganya dengan paranoid dan posesif yang ekstrim bagaikan harta tak ternilai harganya didunia dan layak dihargai dan dicintai yang coba dia sembunyikan tanpa seorang pun yang tahu, seperti seorang anak kecil yang tidak pernah ingin mengalah, mengakui kekalahan dan menunjukkan hartanya dari seseorang yang selalu ingin merebut harta berharganya.

Keluarganya tidak akan pernah bisa bersamanya selamanya, teman-teman yang mungkin dia dapatkan didunia ini tidak akan pernah bersamanya, kepercayaan yang akan dia temui tidak akan pernah bisa bersamanya. Mereka juga akan berpisah darinya karena waktu, kesibukan, mereka juga memiliki keluarga mereka sendiri, kebutuhan mereka sendiri atau yang lain-lainnya dan mereka tidak akan pernah bisa bersama selamanya. Hanya Aleta yang bisa masuk dimatanya dan hatinya yang membuat Elvano merasa panas yang selalu datang didadanya saat bersama Aleta, itu tidak memancarkan panas yang  membakar yang hanya menyala sesaat dan bisa padam tapi panas yang selalu ada dihatinya berlama-lama dengan kehangatan yang membungkus hatinya membuatnya sedikit serakah tidak, dia sangat serakah akan kehangatan itu dia ingin kehangatan itu selalu ada untuk menghangatkan tubuh dan hatinya yang dingin. Karena Elvano terlalu mendapatkan sangat sedikit, apa pun yang dia inginkan dihatinya dengan harapan yang tulus selalu tidak pernah mereka berikan untuknya, yang dia dapatkan adalah cambukan dan sikap acuh yang membuat tubuhnya penuh luka dan pikiran dan perasaannya yang terpendam membuatnya semakin acuh tak acuh terhadap dunia dan orang dan membuat keadaan mentalnya menjadi menyimpang dan terdistorsi dari cahaya yang ingin dia dapatkan dan rasakan.

Jadi Aleta menjadi pengecualian untuk Elvano dan keberadaan yang memiliki arti khusus dihatinya. Dia bahkan rela mempertaruhkan kebebasannya dan nyawanya, dia akan membuat rantai dan kandang untuk dirinya sendiri  agar dia orang gila yang tidak pernah waras yang pikirannya tidak pernah sejalan dengan orang normal tidak lagi memiliki kebebasan untuk bermain secara tidak bermoral dan sewenang-wenang.

Aleta miliknya hanya miliknya.

Itu khusus untuknya.

Orangnya.

Dia tidak akan pernah membiarkan seseorang mengambil Aleta darinya apapun yang terjadi dia akan mempertahankannya dengan keras kepala bahkan jika dia melakukannya dengan cara yang adil ataupun curang.

Elvano adalah orang yang sangat egois dia selalu ingin mendapatkan keuntungan lebih untuk dirinya sendiri dan tidak pernah ingin mendapatkan kerugian, jika dia punya dia akan membuat berbagai kesempatan untuk mendapatkan keuntungan untuk dirinya sendiri.

Mungkin Elvano tidak menyadari bahwa kepemilikannya terhadap Aleta melebihi batas yang bisa ditanggung seseorang, tapi dibalik sikap kepemilikan yang kuat perasaan cinta yang samar dihatinya memang ada meskipun itu samar tapi itu tetap ada dan pasti akan bertunas dan tumbuh yang akan membuatnya mengerti bahwa cinta itu bukan hanya kepemilikan belaka, tapi juga harus memiliki rasa tanggungjawab, kasih sayang, saling menghormati dan menghargai, toleransi, dan saling membantu dan mendukung satu sama lain.

Aleta bagaikan suar cahaya dalam dunianya yang gelap dengan cahaya warna-warni yang menyilaukan yang bisa memperlihatkan dunianya yang busuk, tandus, sunyi, gelap, suram dan dingin membuat hatinya bergetar karena cahaya yang terlalu menyilaukan itu mengoyak penampilan yang selalu tenang dan dingin yang selalu bersembunyi dari kegelapan dan memperlihatkan dunia yang jelek dimatanya secara gamblang kepada Aleta.

Tapi Elvano tidak pernah ingin memperlihatkan sifatnya yang jelek kepada Aleta dan selalu menyembunyikannya dengan tampilan yang kekanak-kanakan, cengeng dan lembut dipermukaan agar mendapatkan simpati dan toleransinya agar membuat Aleta menurunkan kewaspadaan terhadapnya dari berbagai spekulasi yang selalu dia pikirkan.

Ya, Elvano baru tahu bahwa Aleta-nya adalah seorang yang terlahir kembali setelah melihat emosi yang tidak jelas kemarin saat pulang sekolah.

Elvano menurunkan mata biru langitnya dengan ketidaknyamanan dihatinya, bulu matanya bagaikan kipas kecil yang membuat bayangan samar dibawahnya tapi matanya yang terkulai menutupi emosi yang bergejolak dimatanya.

Elvano yang berjongkok dipojok ruangan yang gelap sambil berpikir dengan liar mulai merasa mengantuk yang membuatnya berhenti berpikir dan berdiri tapi karena terlalu lama berjongkok Elvano yang berdiri  terhuyung dan hampir terjatuh jika dia tidak menstabilkan tubuhnya tepat waktu.

Berbaring sambil menatap atap, dengan berlalunya waktu kelopak mata Elvano mulai terkulai dan menutup matanya dengan tenang dan napasnya mulai merata.

-

-

Pagi.

Kring... Kringg...

Elvano membuka matanya dengan bingung kesadarannya masih dalam keadaan kacau karena baru bangun tidur.

Tok... Tok... Tok..

Suara ketukan pintu membangunkannya yang masih dalam keadaan kacau dan bingung. Melirik jam 06.15 Elvano berdiri dan membuka pintu dengan rambut yang masih berantakan.

Nyonya Chelsea menatap anaknya yang membuka pintu dengan rambut berantakan membuatnya sedikit geli dan menepuk kepala Elvano sambil berkata dengan lembut.

"Pagi sayang."

Elvano yang tubuhnya kaku karena tangan yang ada dikepalanya merilekskan tubuhnya dan menatap ibunya dengan senyum kecil dimatanya dan sedikit kehangatan dalam suaranya.

"Pagi Bu.."

"Ayo cepat, bersihkan dirimu lalu makan agar Vano tidak telat seperti kemarin."

"Bagaimana ibu tahu?"

"Gallendra yang menceritakannya pada ibu. Karena kemarin kamu langsung tertidur ibu tidak tega untuk membangunkan anaknya yang tampan."

"Hahaha, Bu kenapa kamu tidak membangunkan ku untuk makan malam Vano belum makan dari kemarin."

Elvano tercengang sejenak lalu tertawa dan mengeluh dengan genit sambil memeluk ibunya. Nyonya Chelsea mengetuk kepala Elvano dengan pelan dan membuat wajah khawatir.

"Sayang kenapa kamu tidak makan bagaimana jika perutmu sakit."

"Uhh.. Vano lupa." Elvano tertegun karena suasana hatinya kemarin sedang kacau yang bahkan membuatnya lupa makan.

"Kalau gitu cepat mandi lalu makan."

"Baik Bu."

Melihat pintu yang tertutup Nyonya Chelsea menghela nafas dan berbalik pergi.

-

-

-

-

[Bersambung....]