webnovel

Alsa Bagian 46-50

Bagian 46

Lorong Gelap

Kejadian kemarin membuatku tak ingin melewati jalan itu lagi. Kejadian kemarin sungguh menyeramkan. Terlihat sangat gelap, Dan kerap benar benar menguras semua tenaga hingga sebagian badan dan kepala.

Tercengang melihat jalan yang dapat aku lewatkan. Namun di balik itu semua. Aku tak pernah dapat lari dari pikiranku. Pikiranku merekam semua kejadian dalam gelap itu. Meskipun tak semuanya gelap. Namun pada di ujung, Terlihat kegelapan itu mengikutiku. Ia tetap di belakang dalam ceritaku. Lorong gelap tak akan pernah pergi dalam pikirku, Meskipun aku sudah dapat melewatkannya.

Terkadang aku hampir terjebak di dalam pikirnya. Mataku tak dapat lari darinya. Tanganku gemetar melihatnya setiap kali datang. Ia tak pernah benar benar menjemputku dan membawaku pulang. Ia hanya datang sekedar berkunjung lalu meninggalkan tempat tersebut.

Bagian 47

Jadi Manusia Yang Gapapa

     Manusia yang selalu gapapa. Manusia yang selalu ceria. Manusia yang selalu terlihat baik baik saja. Manusia yang kuat dengan berdiri dan merangkak dengan kakinya sendiri. Manusia yang patah.

     Pada akhirnya, Dunia akan tetap ngebuat kita kecewa. Manusia sekitar pun turut melihatnya. Namun tak ada satupun manusia yang mampu memahaminya. Mengapa? Karena mereka tak merasakan. Dunia akan tetap selalu kejam, Dunia akan selalu tak pernah adil. Dunia akan selalu begitu. Dunia dunia dan dunia. Meski di lihat tak adil, Namun ada manusia yang selalu terlihat bahagia akan dunia. Ia mampu menikmati dunianya sendiri. Tak ada jalan menang  tanpa harus melewati sebuah kegagalan dan kegelapan. 

     Terbiasalah kecewa karena kita hidup di dunia. Selalu berputar semestinya, Kecewa dan bahagia. Jadi biarlah semua berjalan semestinya. Terkadang rencana yang kita punya saja bisa berakhir tak bahagia.

Bagian 48

Dari Hari Itu Aku Sadar

Siapa yang memintamu untuk mengulurkan tangannya. Siapa yang ingin menolongmu? Kamu haus tak ingin minum, Tak tau arah namun tak mau bertanya. Bahumu terlalu kuat, Sulit tuk ku tompang.

Pada kali ini kita bertemu kembali, Bersemayam tenang bagai tak ada satupun gangguan. Dulunya kita berdua berkelana ntah kemana saja. Setelah semuanya berakhir akhirnya salah satunya mengalah tuk kembali. Tuk menghias suatu yang pernah benar benar ia tinggalkan, Mungkin merusaknya. Tak di sangka aku bisa melihat keindahanmu untuk kedua kalinya.

Tak meminta apapun kali ini, Jika memang benar bisa bersama aku tak akan bersusah payah untuk memintamu menetap, Aku akan tetap tinggal melihat hujan di kaca jendela. Sembari menunggu, Kau akan pergi ataupun pulang.

Bagian 49

Dia Engga Tau Cara Buka Pintu

Terlepas dari rintik hujan di sore itu. Dari semua hal yang pernah terpikirkan olehku, Seakan aku tak berharap lagi, Namun sang langit tetap mengingatkanku pada keindahan senja di sore itu. Meski hari itu hujan.

Mau bagaimana? Mau siapa lagi yang mengalah? Mau siapa lagi yang di anggap keras kepala? Mau siapa lagi yang di anggap salah? Apa semuanya tak cukup? Apa semuanya terlalu berlebihan? Mau diam dan tak bergerak?

Lalu siapa yang akan mengetuk? Siapa yang akan berkata "Permisi". Bagaimana lagi ya? Apa tak lelah terus berlari? Apa tak patah tak pernah berhenti? Bagaimana? Bagaimana cara mengetuk pintu pada rumah yang tak tau cara membuka pintu?. Jangan lagi. Jangan lagi datang pada rumah yang tak tau cara membuka pintu.

Bagian 50

Malaikat Kecil Yang Pulang

Kalanya aku mencintai seseorang, Kalanya aku bangun dari tidurku. Dari hal kemarin yang berantakan adalah hal yang membuat kita tau sebuah kesalahan.

Banyak hal kecil yang sudah lama kita lewati, Atau lebih tepatnya banyak sekali kesan yang pernah dulu kita lewati. Hingga sampai sekarang kita masi hafal akan hal itu. Kita selalu memberi kesan dan pesan di setiap harinya. Sampai sampai tuk di lupakan pun tak bisa. Sampai hari ini aku masih saja tak bisa melihat dengan kedua mataku, Bahwa kamu benar benar menetap di sebelahku, Duduk dan bercerita tentang keseharianmu. Telingaku tak akan pernah bosan akan hal itu.

Tuk sekarang kita benar benar dalam lingkaran yang sama, Dalam ruang lingkup yang sama. Suasana yang hangat, Pikiran yang tenang dan hati yang penuh kegembiraan.