webnovel

DEATH OF THE WOLF QUEEN

Alpha Lexis sangat geram melihat hal itu, ia menilai manusia sangat lancang berani mengambil permata milik keluarga warewolf.

Lexis berusaha mengambil permata merah itu dari tangan Petra, lelaki yang berdiri di depannya, namun Petra segera menjauhkan dari gapaian Lexis.

"Itu milikku, milik kaum kami dan kamu tidak berhak mengambilnya"

Soroti mata Petra tertuju pada pemimpin Serigala itu. "Kamu lihat kaum mu sudah banyak yang mati, dan pada dasarnya kalian adalah hewan tak perlu hal-hal seperti ini"

Mendengar penghinaan kaum manusia, membuat Alpha Lexis geram dan ia langsung berubah menjadi Serigala kemudian melolong panjang.

Mereka mulai saling menyerang dan membuat permata merah terbelah, terlempar ke arah Alpha Lexis dan Petra. Mereka mendapatkan setengah masing-masing dari permata merah itu.

Di ruangan rahasia, Maria kian gelisah karena suaminya gak kunjung kembali. Ia melirik putranya yang juga terus menanyakan sang Ayah.

"Louis, ibu akan melihat keadaan di luar sana dan menjemput Ayah! apa pun yang terjadi jangan keluar dari sini mengerti?" sorot mata Maria memperingatkan putranya.

Louis yang memang penurut itu hanya mampu mengangguk. Maria kemudian keluar dari ruangan rahasia itu, ia meninggalkan sang putra dan langsung turun ke hutan mencari suaminya.

Walau sudah di peringatkan, rasa khawatir terhadap Alpha Lexis membuatnya berani.

Petra mengisyaratkan menyalakan api, itu memang rencananya yang terakhir ketika tersudut.

Pada dasarnya Serigala memang merasa takut terhadap api dan asap karena tampak berbahaya. Jika ada anak Serigala di kawanan, biasanya pada musim semi, ketika anak serigala lahir, api akan memaksa kawanan Serigala pindah ke lokasi sarang lain jika para serigala betina merasa keselamatan anak-anaknya terancam.

Sebenarnya kaum Serigala tidak takut api sebelumnya karena mereka permata itu terpasang di garis kesepakatan Boundary line.

Permata itu rupanya memiliki manfaat tersendiri, selain bisa membuat kaum Serigala tidak takut api, permata merah itu juga bisa menyelamatkan nyawa yang sudah hampir mati, namun hal itu belum pernah di coba karena memang hanya ada satu permata yang tersisa.

Petra menyalakan api, kekuatan Alpha mulai redup karena nyala dan panas api di depan nya. Namun ia masih bisa menyuruh seluruh kawanan nya menjauh, karena ia membawa setengah dari permata merah.

Alpha Alexis membawa kawanan nya ke tempat aman di balik bukit lainnya. Saat itulah Maria turun , ia berlari dengan sangat cepat dan merubah dirinya menjadi Serigala betina.

Ia berhenti begitu sekawanan manusia menyadari kedatangan nya. Api di depan nya membuatnya gentar dan sedikit kepanasan, namun belum dia berlari menjauh, beberapa manusia lain datang dari arah berbeda dan memukulkan kayu yang terdapat api.

Lolongan Maria terdengar sampai ke bukit lain dimana Alpha Lexis dan kawanan Serigala lain berada. Sementara Petra dan manusia lainnya menuju istana warewolf.

Dengan menyerukan suara kemenangan, Petra memimpin langkah dan terus naik. Lexis sampai dimana istrinya berada,Maria mengeluarkan darah dari mulutnya, ia masih berwujud Serigala karena kemampuan nya tidak cukup untuk berubah, ia tampak sangat lemah namun Lexis bisa mengerti ucapan pasangan nya itu.

Langkah getirnya menabrak tanah, langsung memeluk Maria ke pangkuan nya.

"Kenapa kamu kesini? aku sudah bilang jangan keluar dari ruangan rahasia itu" suara tegas alpha yang sedikit berat akhirnya keluar.

"Louis masih di sana, manusia akan segera sampai di istana cepat selamat kan dia" lirih Maria.

Lexis mengelus bulu lembut Maria. "Apakah dia di dalam ruangan rahasia?"

Maria hanya mengeram menandakan iya.

"Tenang, Louis akan aman di sana, mereka tidak akan menemukan persembunyian Louis"

"Kaga dia untukku, aku mungkin tidak akan bersama kalian lagi" Maria tampak semakin lemas, kemudian suaranya tak terdengar lagi.

Tubuh pasangan nya kini hanya bisa ia lihat sebagai seekor Serigala, Lexis tak kuasa menahan amarah namun ia tak bisa menangis.

Dari kaki gunung, Lexis melihat istana nya di bakar dengan brutal. Ia hanya mampu memeluk tubuh Maria yang kini tak bernyawa.

Ia berpikir manusia akan segera turun setelah meluluh lantahkan istana nya. Dan dengan tubuh gontai ia membawa tubuh sang istri ke bukit persembunyian.

Seluruh kawanan nya berkumpul, mereka menangisi kepergian sang ratu. Dengan setia mereka mengadakan pemakaman ratunya di sana.

Alpha Lexis gak bergeming sedikit punya, sampai siang tiba dan kawanan lain mulai berinisiatif mengatakan pada Alpha Lexis untuk kembali mencari keluarga mereka. Namun rupanya Alpha Lexis gak tidur semalaman, ia hanya duduk di samping pusara Maria.

"Alpha, ayo kita kembali seperti nya manusia sudah pergi kamu harus mencari pangeran Louis juga" ucap Edward, lelaki seumur dengan Alpha yang memiliki seorang anak dan istri yang ia tinggalkan juga.

Alpha kemudian tersadar ia teringat ucapan Maria, bahwa Louis masih di bawah ruangan rahasia. Ia juga segera pergi dan bangkit dari duduknya, setelah ia pamit dengan sang istri dan mengatakan akan datang lagi.

Semua orang berpisah dan mencari keluarga mereka, Alpha Lexis segera mencari keberadaan Louis, melihat istana nya hancur lebur sangat membuatnya terpukul.

Ia segera menuju ruangan rahasia, dan benar saja Louis duduk di sana sendirian, "Ayah!" teriak anak itu antusias melihat sang Ayah.

"Louis" ia meregangkan tangannya agar anak itu bisa menghambur ke pelukan nya.

"Ayah, apakah semuanya sudah selesai?" tanya nya.

Lexis mengangguk seraya mengelus kepala putranya.

Mata Louis mencari sosok lain yang tak di temui nya. "Ayah, dimana ibu?"

Lexis yang tidak menangis namun hatinya teramat perih sekarang. "Ayah akan memberitahu mu nanti, hari ini ayo kita pergi menyelamatkan diri"

Alpha Lexis mengumpulkan semua orang sekarang, ia membuat keputusan agar mereka semua menyelamatkan diri berbaur dengan manusia.

"Apa yang akan kami lakukan jika berbaur dengan manusia sudah jelas mereka sangat brutal seperti itu" jawab Jhon, ia memiliki anak juga dan istri.

"Karena itulah, kita harus tetap menjadi bentuk manusia dan jangan berubah menjadi Serigala karena itu akan menarik perhatian manusia, kamu tahu permata merah kini hanya ada sebagian dan sebagian lagi di bawa oleh manusia, kita tidak akan mungkin bisa bertahan jika mereka datang lagi kesini dan membawa api, bukan hanya istriku tetapi kalian bahkan aku bisa saja mati terpanggang" Lexis menjelaskan keinginan nya untuk berbaur manusia, itu adalah solusi terbaik menurut nya.

"Selain itu bagaimana kita akan berbaur, kita tidak memiliki apapun dan sudah terbiasa mencari makanan di hutan dan bertani"

Lexis kemudian membuka pintu rahasia di rumahnya, ia menyuruh kawanan nya masuk.

Betapa terkejut nya semua kaum Serigala itu, melihat banyak sekali emas yang di tumpuk di ruangan bawah tanah itu.

"Semua ini adalah harta yang di kumpulkan oleh nenek moyang kita, mereka sudah menyiapkan hal ini karena memprediksi bahwa manusia akan berkhianat sehingga kita mau tidak mau harus berbaur dengan manusia dan mengikuti gaya hidup sosial nya"

"Apakah mereka menukar makanan dengan emas?" tanya Jhon, dan manusia serigala lain ikut menunggu jawaban dari alpha Lexis.

Selama ini Alpha Lexis memang memantau manusia dari balik permata merah, dan sejauh ini mereka melihat bagaimana kehidupan orang-orang itu.

"Tidak, ada sesuatu yang di sebut uang mereka akan bertukar makanan atau apapun dengan itu, kita bisa menjual emas ini dengan uang kemudian kalian bisa bertransaksi dengan uang itu"

"Bagaimana jika emas nya habis, kita juga memiliki banyak kawanan"

"Jhon, kita tidak akan berkerumun lagi dan kita tidak akan bertemu satu sama lain kita akan hidup sebagaimana manusia, jika kita berkerumun mereka akan curiga dan bisa saja kita berubah begitu saja di depan mereka"

"Lalu bagaimana kita akan hidup jika kita tidak berburu bersama"

"Kita manusia Serigala, kita bisa bertani dan yang lainnya bahkan kita memiliki insting kuat dalam menanam sesuatu, perbedaan nya kita hanya tidak bisa melolong jika sudah berbaur dengan manusia, jika tidak darurat kita tidak akan berubah menjadi Serigala"

"Apakah kita harus mengendalikan perasaan kita agar tetap bisa bertahan?"

"Tentu saja Jhon, terutama kamu jangan sampai terpancing amarah apapun lagi dan tetaplah hidup dengan aman sampai suatu saat nanti kita bertemu lagi" Alpha Lexis memang sangat bijaksana dan menyayangi semua kawanan nya, mereka saling memeluk setelah mendapat beberapa emas.

"Ayah apakah ibu tidak pergi dengan kita?" tanya Louis.

Melihat putranya yang sedari tadi mencari sang ibu, akhirnya Lexis menjelaskan kematian ibunya dan mereka harus pergi dari gunung itu untuk menyelamatkan diri.

Louis merasa sedih, namun ia belum terlalu mengerti karena umurnya masih kecil, Alpha Lexis memeluk putranya dan berjalan melewati Boundary line untuk pertama kalinya.

Mata Louis berkaca-kaca, menatap gunung dan bayangan bersama ibunya kini akan ia tinggalkan.

Lexis menatap wajah satu persatu kaum nya sebelum pada akhirnya mereka berpencar, dan sepakat untuk menyembunyikan identitas mereka.