webnovel

Serangan Yang Di Rencanakan

Jarak antara penginapan dan tempatku saat ini cukup dekat. Tapi ada sesuatu yang sepertinya saat ini sedang mengikutiku. Aku sudah merasakannya sejak aku keluar dari perusahaan Arcanus. Tapi, untuk menghindari mereka curiga, aku sengaja tidak memperhatikan mereka.

Dalam perjalanan, aku sengaja melewati beberapa gang yang ku anggap sepi. Namun di luar dugaanku, orang yang mengikutiku sama sekali tidak menunjukan diri.

Aku menghentikan langkahku, dan berteriak dalam kegelapan.

"Keluar!! Aku tahu kalian sudah mengikutiku sejak lama!"

Diam.

Mereka sama sekali tidak muncul. Mungkin ini hanya perasaanku saja, namun aku juga tidak ingin mengambil resiko.

"Aku tahu kalian ada di sana!" Kataku sekali lagi. Namun mereka masih tetap diam.

Aku mencoba mendekati area yang aku pikir ada orang di sana, itu hanya tebakanku saja.

Klang...

Sebuah sinar besi dari bilah pedang muncul tepat di depan mataku. Untung saja aku memiliki kegesitan yang tinggi, jadi aku bisa menghindarinya.

Itu cukup dekat. Jika aku telat sedikit saja, pedang itu pasti akan merobek wajahku.

Deg..deg..deg

Aku dapat mendengar suara detak jantungku sendiri di malam yang gelap dan sunyi ini. Sepertinya mereka sangat mahir dalam serangan menyelinap.

Apa yang harus aku lakukan? Mereka sama sekali tidak menunjukan diri, dan penglihatanku sangat terbatas di gang yang gelap ini.

Aku tidak boleh mengeluarkan kekuatanku yang sebenarnya, itu akan membuat mereka waspada terhadapku, dan ada kemungkinan mereka akan pergi tanpa aku tahu tujuan mereka yang sebenarnya.

Aku mencoba mendekat ke dinding batu di gang itu. Pilihanku ini memiliki sisi baik dan sisi buruk. Sisi baiknya, aku bisa fokus kepada mereka, karena arah serangan mereka hanya terbatas dari depan dan samping, dan sisi buruknya, aku akan kesulitan untuk melarikan diri jika situasi semakin memburuk.

Klang....

Serangan itu datang lagi, kali ini lebih cepat dari sebelumnya. Untung bagiku setiap serangan mereka akan mengeluarkan sebuah cahaya pedang yang terpantul dari sinar bulan, jadi aku dapat mengetahui arah serangan mereka.

Aku menduga hanya ada empat orang yang menyerangku, tapi itu tidak menutup kemungkinan akan ada penyerang lagi selain mereka.

Jujur saja, serangan mereka sangat terkoordinasi, hal itu juga yang membuatku sulit untuk menyerang balik mereka. Jika saja mereka di lengkapi dengan skill milik Assasins di game Undertale, aku yakin aku pasti sudah kalah dari mereka.

Kurasa aku tidak boleh terus seperti ini. Baiklah, waktunya serius.

Aku mengeluarkan pedang satu lagi di tanganku.

Klang...

Tepat ketika serangan salah satu dari mereka tiba, aku membelokan lintasan pedang menggunakan pedang yang ada di tangan kananku, dan menusuk penyerang itu menggunakan pedang di tangan kiriku.

Orang yang menyerangku segera terjatuh ketika dia menerima serangan balik dariku. Sepertinya seranganku tepat mengenai jantungnya, aku tidak tahu apakah dia masih hidup atau tidak.

Aku membiarkan penyerang yang terjatuh itu untuk sementara, dan tidak mendekatinya. Aku masih ingat kata-kata Mack waktu itu, dia berkata, 'jangan lengah hanya karena melihat musuh yang sudah jatuh, kawan mereka masih di sana untuk menunggu menyerangmu di waktu yang tepat.' ini mirip dengan situasiku saat ini.

Benar saja, sisa penyerang itu tidak segera menyerangku, mereka bahkan seperti tidak peduli dengan rekan mereka yang sudah terluka itu.

Sunyi.

Itulah yang terjadi saat ini, para penyerang itu sudah tidak lagi menyerangku, tapi aku masih bisa merasakan kalau mereka masih berada di sana.

"Apakah hanya seperti ini kemampuan kalian?" Kataku berusaha memprovokasi mereka, biasanya orang yang terpojokan akan bertindak tanpa berpikir ketika mereka di provokasi, itulah sebabnya aku melakukan hal itu.

Diam.

Suasana saat ini masih sunyi, sepertinya mereka tidak menerima provokasi dariku.

"Sebenarnya aku ingin tahu siapa yang mengirim kalian. Tapi kurasa kalian tidak akan membocorkannya dengan mudah, jadi lupakan saja. Aku akan mencari tahunya nanti."

Provokasi tidak berguna? Maka aku harus mencoba cara lain, yaitu berpura-pura lengah.

Aku mulai berjalan pergi dari gang itu, dan pura-pura tidak peduli dengan mereka lagi, sehingga mereka akan berpikir kalau aku lengah.

Klang...

Sebuah sinar pedang muncul dari belakangku, dan aku segera menangkisnya. Ini bukan seperti aku memiliki mata tersembunyi di punggungku, tapi aku bisa merasakan niat membunuh yang kudapat dari serangan mereka.

Aku tidak bisa menjelaskan bagaimana perasaan itu. Itu seperti ketika seseorang mengalami sebuah kecelakaan, di mana ada sesuatu yang akan menabraknya dan dia yakin kalau dia akan meninggal jika dia tidak menghindarinya. Kurasa itu mirip dengan naluri bertahan hidup.

Aku tidak bisa menyerang balik sang penyerang, itu karena ayunan pedang yang dia lakukan sangat cepat, sehingga aku gagal bereaksi.

Sial! Jika seperti ini, ini tidak akan pernah selesai, pikirku.

Kami sama-sama memiliki keras kepala masing-masing. Mereka tidak membiarkanku melarikan diri, dan aku juga tidak ingin pergi tanpa mengetahui siapa yang mengirim mereka.

Kurasa aku harus lebih serius di sini. Yah... mari kita berjudi.

System Command

Switch Character : Assasins

"Stealth."

Aku segera menggunakan skill Stealth dan menunggu mereka keluar.

Itu tidak lama. Setelah aku menghilang menggunakan Stealth, para penyerang itu akhirnya keluar. Ada 7 orang dari mereka, total 8 orang penyerang jika di tambahkan dengan penyerang yang masih tergeletak di tanah.

"Di mana bocah itu?"

"Aku tidak tahu, dia tiba-tiba menghilang."

"Salah satu dari kalian periksa tubuh Zuri, yang lain periksa sekitar! Bocah itu pasti tidak jauh dari sini."

Ini kesempatanku, pikirku.

Step..step..

Aku menggunakan skill Shadow Step untuk menghapus suara langkah kakiku, skill itu juga berguna untuk meningkatkan kerusakan serangan skill Backstab.

Swosh...

Salah satu dari penyerang itu terjatuh, dua langsung tidak sadarkan diri setelahnya.

"Hati-hati! Bocah itu masih di sekitar sini."

Swosh...

Satu lagi dari mereka terjatuh tidak sadarkan diri, tidak tahu apakah mereka masih hidup atau tidak.

"Sial! Kalian cepat kemari, atur posisi lingkaran!"

Swosh...

Swosh...

Itu hanya pemandangan dari pembantaian sepihak, tidak ada perlawan yang terjadi dari mereka.

Hanya tersisa tiga orang lagi, aku tidak akan membunuh mereka.

"Throwing knife..."

Slap..slap...slap...

Enam buah pisau terbang meluncur dan menusuk kaki mereka bertiga.

Aku menggunakan skill Throwing Knife, dimana skill itu mampu membuat pengguna menyerang menggunakan pisau lempar dan dengan akurasi yang di tingkatkan. Meskipun skill itu tidak terlalu memberikan kerusakan yang besar, tali efek lumpuh yang di milikinya sangat berguna. Pada saat aku bermain game Undertale, skill itu memiliki durasi melumpuhkan selama 5 detik, tapi aku pikir itu berbeda di dunia.

Mereka sepertinya sedang kesulitan untuk bergerak saat ini, karena luka yang ada di kaki mereka, aku dengan santai mendekat.

Penyerang itu menggunakan topeng di wajahnya, jadi aku membuka topeng itu satu persatu.

"Siapa yang mengirim kalian untuk menyerangku?" tanyaku kepada mereka.

"Jangan harap kami akan memberitahumu!" Jawab salah satu penyerang itu

"Apakah seperti itu?" Aku menusuk kaki orang itu dengan pedang miliknya yang sudah aku ambil.

"Ahhh...."

"Bagaimana sekarang?"

Orang itu hanya diam dan menatapku dengan tajam.

"Ahh..." Aku menusuk kaki orang itu sekali lagi, kali ini tusukan itu lebih dalam dari yang sebelumnya.

"Katakan!!" Aku dengan keras meneriakinya.

"Siapa kamu sebenarnya?" Orang itu tidak menjawabku dan malah memberiku pertanyaan.

"Apa hakmu menanyakan itu padaku? Katakan siapa yang mengirimmu, atau aku akan membunuhmu di sini."

Orang itu melirik kedua rekannya yang berada di sampingnya, dan mereka saling menganggukan kepala.

Mereka mulai memejamkan mata,

Buk....

Ketiga orang itu terjatuh tidak sadarkan diri. Aku mendekati mereka dan memeriksanya.

Mereka sudah tidak bernyawa, pikirku setelah memeriksa denyut nadi mereka.

Oh, ternyata mereka lebih baik mati dari pada membocorkan pengirim mereka kepadaku.

Aku melihat ada sebuah cairan hitam di dalam mulut mereka, sepertinya itu sejenis cairan racun.

Itu berarti selama ini mereka sudah menyiapkan semuanya untuk segala kemungkinan yang akan terjadi. Aku sedikit kagum dengan loyalitas mereka yang sangat kuat.

Aku mulai mengumpulkan mayat kedelapan orang yang menyerangku, dan mulai membakarnya di gang yang sepi itu.

Meskipun aku masih penasaran dengan siapa yang mengirim mereka, tapi itu sudah tidak ada gunanya lagi sekarang, karena mereka telah meninggal.

Setelah membakar tubuh mereka, aku melanjutkan perjalananku menuju sebuah penginapan.

***

Di sebuah ruangan di perusahaan Arcanus, Alderick sedang membaca beberapa kertas milik kliennya.

Tok..tok..tok...

Sebuah suara dari pintu terdengar, itu adalah tanda bahwa ada yang mengetuk pintu itu dari luar.

"Masuk." Kata Alderick dengan ringan.

Seorang gadis muda masuk ke ruangan, kemudian dia membungkuk sopan kepada Alderick.

"Misi untuk mengikuti pemuda tadi siang telah gagal Tuan."

"Gagal? Lalu di mana mereka?" Alderick bertanya dengan mengerutkan kening.

"Keberadaan mereka tidak dapat di temukan. Kami hanya mengetahui bahwa mereka gagal dari beberapa jejak pertarungan di sebuah gang dalam kota."

"Hm... beri keluarga mereka kompensasi yang layak."

"Baik Tuan."

Kemudian gadis itu pergi meninggalkan Alderick.

"Andika, siapa sebenarnya anak muda ini?" Kata Alderick sambil memijat pelipisnya.

"Sepertinya aku harus mengirim tim Kuro untuk menyelidiki pemuda ini. Tapi tim Kuro terlalu sombong, meskipun aku sangat menghargai kekuatan mereka, tindakan mereka sangat bertolak belakang dengan prinsip Arcanus."

"Mungkin aku harus meminta bayaran lebih, jika aku harus mengirim tim Kuro."

Alderick segera bangkit dari tempat duduknya dan mulai mengenakan jaket kulit miliknya. Kemudian dia pergi dari ruangannya.

***

Setelah memesan kamar untuk satu malam, aku mulai merebahkan tubuhku untuk istirahat.

Memikirkan kembali kejadian hari ini, memang banyak sekali hal yang tidak terduga terjadi.

Tapi yang paling penting, sepertinya aku harus mencoba berlatih mengontrol energi sihirku. Akan sangat memalukan jika orang sepertiku tidak mampu mengontrol energi sihir.

Lalu, aku juga harus menyelidiki siapa orang yang menargetkanku hari ini. Jika aku tidak salah ingat, aku belum pernah memprovokasi orang lain selain anggota Wolfgang setelah aku tiba di kota Berta. Jadi ada kemungkinan besar kalau orang-orang yang menyerangku adalah orang dari anggota Wolfgang.