webnovel

Alfie

Menceritakan seorang gadis bernama Alika yg mencintai dua orang secara bersamaan, entah bagaimana bisa ia mencintai dua orang dalam waktu yang sama. Hingga pada akhirnya Alika harus memilih salah satu dari mereka, di saat itu juga kehidupannya berubah drastis. Penasaran dengan kisah Alika? ikuti kisahnya!

hellow_matcha · Teen
Not enough ratings
395 Chs

Last day

Chika, Davi, Alex dan Naufal sudah kembali ke villa untuk membereskan barang-barang mereka, sedangkan Alika sedang berpamitan pada Alfie. Sore ini mereka harus kembali pulang ke Jakarta, karena besok hari Senin dan mereka harus kembali bersekolah.

Alika dengan berat hati harus pulang, sebenarnya ia masih ingin berada di sini. Teman-temannya juga sebenarnya masih nyaman berada di kota Bandung ini, karena Bandung sangat berbeda jauh dengan kota Jakarta yang panas.

"Alfie, makasih ya lo udah luangin waktu buat ngobrol sama gue sama temen-temen gue juga,"

Yap, Alfie mengobrol dengan temannya juga, karena Alfie yang menyuruh agar teman-temannya bergabung dengan mereka berdua. Se-humble itu, bagaimana Alika tidak jatuh dalam pesona Alfie. Tadi saat makan siang pun Alfie mentraktir mereka, sebenarnya Alika tidak enak tapi Alfie memaksanya. Jadi, mau tidak mau ia menerimanya.

Alfie mengangguk dengan disertai senyuman manis yang membuat Alika jatuh cinta, "Makasih juga, rainbow cakenya," Alika terkekeh mendengar ucapan terima kasih Alfie, ngomong-ngomong tentang rainbow cake, tadi Alika bertanya langsung pada Alfie apa benar dirinya fans pertama yang memberikannya rainbow cake dan Alfie mengiyakan pertanyaan Alika. Sungguh itu membuat Alika senang bukan main.

"Kalo gitu gue pamit ya,"

"Hati-hati!"

"Jangan lupa jaga kesehatan!" suruh Alika lalu melambaikan tangannya pada Alfie dan berlalu dari hadapannya.

Ucapan Alika yang menurutnya sangat perhatian membuat hati Alfie menghangat, padahal hampir semua fansnya mengatakan kalimat itu tapi Alfie merasa yang diucapkan Alika lebih berasa di hatinya.

"Lo berlebihan, Fi!" gumamnya

Alfie tersenyum tipis melihat punggung Alika yang menghilang di balik pintu villa sebelahnya, ia berpikir kapan bisa bertemu lagi dengan gadis itu.

Alika memasuki villa dengan malas, mengapa waktu berjalan begitu terasa cepat, jika saja besok masih ada hari libur ia akan tetap di sini dan melihat Alfie syuting dengan membawakan cowok itu rainbow cake. Alika menghela nafas kasar, sepertinya itu hanya harapannya saja.

"Kemaren senyum-senyum pas mau berangkat, sekarang cemberut gitu," ledek Chika saat melihat Alika memasuki villa

Gadis itu menghampiri Chika yang sudah rapi dan juga tas besar yang berada di sampingnya. Alika duduk di samping Chika dan menyandarkan kepalanya di bahu gadis itu.

"Sana packing!" usir Chika

Alika menggeleng, "Chika..." rengeknya

Chika menggerakkan bahunya agar Alika tidak menyender padanya, "Cepetan ah, packing!"

"Gak mau pulang!" pekik Alika dengan menghentakkan kakinya

Davi yang mendengar pekikan Alika langsung keluar dari kamarnya dan menghampiri gadis itu yang sedang menghentakkan kakinya disertai wajahnya yang cemberut.

Cowok itu berlutut di hadapan Alika dengan tangannya yang menopang pada sisi tubuh Alika, "Kenapa?" tanya Davi dengan mengelus lutut Alika, "kok cemberut?" lanjutnya dengan satu tangannya lagi mengusap rambut Alika yang sedikit lepek.

Chika yang melihat interaksi keduanya jadi baper sendiri, Chika iri melihat persahabatan antara Alika dan Davi, mereka berdua terlihat seperti orang pacaran. Bahkan semua orang pasti mengira jika mereka berpacaran bukan hanya sahabat. Tadi saja Alfie yang melihat antara mereka berdua sempat mengira berpacaran, tapi dengan cepat Alika menyanggahnya dan mengatakan jika mereka hanya sahabat tidak lebih.

"Gue gak mau pulang, Davi!" tegasnya

Davi terdiam sejenak tapi otaknya berpikir keras mencari ide agar Alika mau pulang, "Gimana kalo nanti Alfie ada event-event gitu di Jakarta gue ajak lo deh, kan bisa tuh ketemu lagi," bujuknya

"Tapi, suasananya kan beda," lirih Alika

Lagi-lagi Davi berpikir untuk membujuk Alika, gadis itu jika sedang seperti ini pasti selalu ada alasan yang masuk akal, membuat Davi bingung sendiri.

***

Akhirnya setelah susah payah Davi membujuk Alika, gadis itu mau pulang. Sebenarnya mudah, Davi hanya menakut-nakuti jika ia tidak mau pulang maka Wahyu akan marah. Jadilah Alika mau pulang.

Saat ini mereka berlima sudah dalam perjalanan menuju Jakarta. Tadi Alika sempat badmood, tapi Alex langsung menyarankan untuk bermain sebentar ke mall yang berada tak jauh dari villa dan menghabiskan waktu sekitar satu jam disana. Mereka bisa bernapas lega karena setelah itu Alika kembali tersenyum.

mobil pun berhenti di depan gerbang hitam yang menjulang tinggi, "Makasih ya guys kalian udah mau nemenin gue. Gue seneng banget!" ungkap Alika saat ingin turun dari mobil Davi

"Thanks juga lo udah ngajakin kita," ucap Naufal mewakili Chika, Alex dan Davi.

"Kalian yakin gak mau mampir dulu?" tanya Alika sekali lagi, pasalnya tadi ia sudah mengajak temannya.

Mereka menggeleng, "Yaudah, hati-hati yaa. Dav, jangan ngebut! udah malem," ingat Alika pada Davi dengan mengangkat jari telunjuknya pada Davi.

Davi terkekeh lalu tangannya terulur mengacak rambut gadis itu dengan asal, "Iya sayang,"

"Cie-cieee,"

Alika menoleh ke belakang melihat teman-temannya yang bersorak menggodanya, "Apaan, sih kalian?! orang kita tuh cuma sahabatan, ya kan, Dav?"

Davi menatap Alika dengan tatapan sulit diartikan lalu tak lama ia mengangguk, "Iya, sahabat," ucapnya dengan senyuman tipisnya.

"Yang sabar bro!" celetuk Alex saat Alika sudah turun dari mobil

"Davi suka sama Alika?" tanya Chika polos

"Jangan dengerin omongan dia, gak bener!"

Lalu Davi kembali melajukan mobilnya dan mulai mengantarkan teman-temannya lagi.

Sedangkan Alika sudah berbaring di kasurnya, pagi hari tadi sungguh membuat Alika bahagia. Pikiran gadis itu kembali menerawang kejadian pagi tadi saat berada di Bandung, bibirnya terangkat tak lama setitik air jatuh dari sudut matanya.

Alika mengusap matanya yang basah, ia masih tidak percaya akan bertemu dengan Alfie, seseorang yang sangat ia harapkan untuk bertemu. Dan itu semua sudah terkabulkan, apalagi berbincang cukup lama dengannya. Itu bisa dibilang sangat di luar ekspetasi Alika, sebenarnya bertemu saja sudah lebih dari cukup.

Gadis itu benar-benar bersyukur, tak henti-hentinya ia mengucap syukur. Tidak lupa juga ia sangat berterima kasih kepada teman-temannya yang sudah bersedia menemaninya. Jika tidak ada mereka mungkin Alika akan dilarang keras oleh mamah dan ayahnya.

Alika membuka ponselnya yang tergeletak di samping dirinya berbaring, jarinya membuka galeri dan mengklik salah satu gambar yang menampilkan dirinya dan Alfie. Disana terlihat gadis itu yang tersenyum manis dan tangan Alfie yang merangkulnya, pada saat itu jantung Alika berdetak sangat cepat.

"Alfie, maafin gue, perasaan gue udah berubah jadi cinta. Bukan lagi cinta antara fans ke idolanya, gue harap perasaan gue ini gak salah," gumamnya sambil tangannya mengusap wajah Alfie yang sayangnya hanya lewat ponsel.

Alika beranjak dari posisinya dan melangkahkan kakinya menuju kamar mandi, ia harus segera berisitirahat dan menyambut hari besok.

Setelah cukup membersihkan diri Alika langsung merebahkan tubuhnya dan menutup matanya, malam ini sepertinya ia akan bermimpi indah. Semoga di alam mimpi ia bertemu dengan Alfie.

***