webnovel

Alexa's Dream And Love

Tentang perjuangan Alexa untuk meraih impian dan juga cintanya. Alexa terjebak diantara ambisi sang Papa yang merupakan pengusaha sukses sekaligus bos mafia yang ingin menjadikan Alexa sebagai pewaris tunggalnya. Di sisi lain, Alexa juga terjebak dalam rencana balas dendam Daniel Ayden. Daniel berusaha menghancurkan perusahaan papa Alexa dengan segala cara. Termasuk menggunakan Alexa sebagai alat untuk membalaskan dendamnya. Mampukah Alexa meraih impian dan juga cintanya tanpa harus memilih salah satu diantara kedua pilihan itu?. Hai semua!! Ini adalah Novel pertama saya. Tentang Romansa, perjuangan meraih impian yang sedikit di bumbui thriller. Semoga kalian suka dengan cerita saya. Mohon dukungannya, agar saya bisa terus bersemangat membuat karya yang bisa menghibur kalian semua. Jangan lupa vote, collection, review dan power stonenya, ya. Terima kasih banyak kepada kalian yang sudah support. Follow my Ig @feny032.

Fenie_Anjilina · Urban
Not enough ratings
264 Chs

Bab 50. Peringatan Daniel dan Ancaman Roger.

"Shella! Bisakah kita bicara sebentar di luar? Ada yang ingin aku bicarakan denganmu," pinta Daniel kepada Shella yang sedang mengambil air minum di dapur.

Shella meletakkan gelas yang airnya sudah hampir kosong di atas meja. "Apa aku tidak salah dengar? Bukannya kak Daniel tidak menyukaiku? Lalu ... kenapa kak Daniel malah ingin mengajakku berbicara? Apa, jangan-jangan kak Daniel sudah berubah pikiran?"

"Benar, aku memang sangat membencimu! Tapi ... untuk sekarang ini ada yang lebih penting yang ingin aku bicarakan."

"Kenapa tidak di sini saja? Atau kamu mau berbicara di dalam kamarku saja? Kita juga bisa lebih bebas berbicara," ajak Shella dengan suara yang dibuat semanis mungkin untuk menggoda Daniel.

Shella bergerak maju mendekati Daniel, tangannya bergerak melepaskan satu kancing kemeja yang Daniel kenakan lalu tangan gadis itu mengelus dada bidang Daniel. Tatapan mata Shella kepada pria bertubuh atletis itu penuh gairah dan menggoda, Shella pikir bisa dengan mudah meluluhkan Daniel dengan menggunakan keindahan tubuhnya serta sentuhannya.

Namun, Daniel tidak tergoda sama sekali. Wanita murahan seperti Shella tidak akan pernah mampu menaklukan hati Daniel dengan mudah. Tangan kekar Daniel dengan sigap menangkap tangan Shella agar tak lagi menggerayangi dada bidangnya.

"Jangan macam-macam! Aku tidak ingin membuat Alexa atau satu orang pun berpikir yang tidak-tidak tentang kita. Aku hanya ingin membicarakan sesuatu denganmu, jangan menyalah artikan perkataanku, dan jangan pernah menggodaku dengan tatapan yang menjijikan seperti itu," tegas Daniel dan sukses membuat Shella bermuka masam.

"Kenapa kamu sangat sulit untuk ditaklukkan, Daniel? Bukankah aku lebih cantik dan sexi dari pada Alexa? Kenapa kamu sama sekali tidak tergoda dengan keindahan tubuhku?" tanya Shella penasaran

Daniel tersenyum sinis dan menatap Shella dengan tatapan yang dingin. "Kamu memang lebih cantik dan sexi dari pada Alexa! Tapi sayangnya hatimu busuk! Dan aku sangat membenci wanita murahan sepertimu!" lirih Daniel yang membuat Shella tergelak.

Baru kali ini ia merasa sangat sulit untuk menaklukkan seorang pria.

"Aku tidak punya waktu untuk bermain-main denganmu! Jadi, aku hanya ingin berbicara empat mata denganmu di tempat yang lain," ucap Daniel menatap dingin ke arah Shella.

Shella mengangguk pelan. "Oke! Ikut denganku," suruh Shella memimpin jalan, sedangkan Daniel mengikuti dari arah belakang.

Shella rupanya mengajak Daniel ke satu tempat yang sepi di belakang villa yang terdapat banyak pohon pinus dan terlihat seperti hutan mini, netra Daniel menyapu setiap area untuk memastikan kalau hanya mereka berdua saja yang berada di sana.

"Sekarang, hanya ada kita berdua saja yang berada di sini. Katakan kepadaku, apa yang sebenarnya ingin kau sampaikan," desak Shella.

Daniel tiba-tiba mendorong tubuh Shella dengan kasar hingga punggung gadis itu membentur pohon pinus.

"Sakit! Apa yang sebenarnya ingin kau katakan kepadaku?" Shella meringis kesakitan, tidak terima dengan perlakuan kasar Daniel terhadapnya.

Namun Daniel tidak peduli, tangan kekar pria itu mengukung tubuh Shella sehingga gadis itu tidak bisa bergerak bebas. Wajah Daniel yang biasanya terlihat tenang dan selalu tersenyum ramah saat bersama Alexa kini berubah 360° saat berhadapan dengan Shella.

Wajah Daniel tampak menahan amarah, wajah nya menyeringai, sangat menakutkan.

"Apa yang sebenarnya ingin kau katakan?!"

Daniel menatap wajah Shella, ia mendekatkan wajahnya ke telinga Shella. "Kalau kamu masih ingin hidup dengan tenang, jangan pernah sentuh Alexa lagi! Dan jangan pernah kamu berani menyakiti Alexa lagi, atau–"

"Atau apa, hah?!" potong Shella cepat.

"Aku tidak akan segan-segan menyakitimu! Dan aku akan membuatmu merasakan kesakitan yang teramat pedih, bahkan berjuta-juta kali lipat melebihi rasa sakit yang Alexa rasakan karena perbuatanmu," ancam Daniel yang membuat tubuh Shella bergetar.

"Apa yang membuat Alexa begitu istimewa? Sampai kamu bisa bertindak sejauh ini? Apa Alexa sudah menjejalimu dengan tubuhnya?"

"Tutup mulut kotormu! Bukankah sudah aku bilang kalau Alexa bukanlah gadis murahan sepertimu? Jadi, jangan pernah sekali pun kamu berkata kotor kepada gadis baik-baik seperti Alexa," ujar Daniel menahan emosi, andai Shella adalah seorang laki-laki mungkin ia sudah Daniel habisi dari tadi.

Tiba-tiba ponsel Shella berdering, awalnya gadis itu tidak memperdulikannya. Tapi karena nada deringnya terlalu berisik, Shella terpaksa mengangkatnya.

Tangan kekar Daniel yang tadi mengukung Shella pun ia lepaskan.

"Hei ulat bulu! Apa kamu lupa kalau kita akan berkuda sekarang?! Apa kamu sudah pikun?!"

Terdengar suara omelan Alexa setelah Shella mengangkat telepon. Suaranya agak keras terdengar sangat jelas, bahkan Daniel pun bisa mendengar suara Alexa.

Namun, pria itu hanya diam saja, tak mau gadis yang ia cintai itu tahu kalau dirinya sedang bersama dengan Shella saat ini.

"Aku tidak lupa, hanya saja aku ada sedikit urusan yang harus aku selesaikan. Apa kamu tidak bertanya kepadaku dengan siapa aku saat ini?" Shella sedang memancing di air keruh, hingga membuat Daniel seketika menatap dingin ke arah Shella.

"Aku tidak peduli! Cepatlah datang ke kandang kuda! Atau aku akan mencabuti semua bulu-bulumu sampai botak kalau kamu terlalu lama, apa kamu mengerti?!"

Belum sempat Shella berbicara tentang keberadaannya dengan Daniel saat ini, Alexa sudah menutup panggilan teleponnya lebih dahulu.

Tangan Shella perlahan bergerak menggerayangi dada bidang Daniel, gadis itu tampaknya sudah benar-benar dibuat mabuk kepayang oleh ketampanan serta tubuh atletis Daniel.

Shella menggigit bibir bawahnya, seolah ingin menggoda Daniel agar mau sedikit mencicipi bibir ranumnya. Perlahan-lahan kaki Shella berjinjit, wajahnya bergerak mendekati wajah Daniel, agak sulit memang untuk mencapai wajah Daniel karena terdapat perbedaan tinggi badan yang sangat mencolok diantara mereka berdua.

Satu kecupan mesra Shella berhasil mendarat di dada bidang Daniel lalu bergerak ke leher pria bertubuh jangkung itu. Namun, Daniel hanya diam saja, bukan berarti ia suka dengan godaan Shella terhadapnya. Namun ia berusaha untuk menahan amarahnya agar tidak meledak.

Ponsel pintar Alex seketika terjatuh dari tangannya dan menimbulkan suara gemeresak pada rumput kering yang ia injak. Alexa lalu menutup mulutnya lalu menangis tanpa suara sambil berjongkok di balik semak-semak, agar ia tidak ketahuan kalau sedang mengintip aktivitas Daniel dan Shella yang sedang bermesraan.

Netra Shella pun menangkap sosok Alexa, saat Daniel hendak menoleh. Tangan Shella bergerak menangkup wajah Daniel agar tidak berpaling darinya, ia berusaha mengalihkan perhatian Daniel agar tidak melihat kedatangan Alexa yang kini sedang menatap ke arahnya.

Karena Shella yang tak kunjung datang ke kandang kuda, Alexa memutuskan untuk menelepon Shella sambil berjalan-jalan untuk mencari keberadaan musuh bebuyutannya itu.

Namun, ia tak menyangka bisa melihat Daniel sedang berduaan dengan Shella dan parahnya lagi mereka sedang bermesraan. Sakit hati, kecewa, dan sedih. Itulah gambaran perasaan Alexa saat ini yang merasa sangat dikhianati oleh Daniel.

Dengan deraian air mata, Alexa pergi meninggalkan tempat persembunyiannya. Senyum Shella mengembang seketika karena telah berhasil membuat Alexa menangis.

"Cukup!" tangan kekar Daniel mencengkeram pergelangan tangan Shella lalu ia mendorong tubuh Shella dengan kasar hingga gadis itu terjatuh ke atas tanah.

"Kenapa?!"

"Bukankah sudah aku bilang, wanita murahan sepertimu tidak akan pernah bisa menggodaku, dan camkan kata-kataku tadi di otakmu! Jangan pernah kamu menyakiti Alexa lagi! Itu adalah peringatan pertama dan juga yang terakhir dariku," ucap Daniel ketus lalu berjalan pergi.

Shella seketika tertawa terbahak-bahak. "Bukan aku yang menyakiti Alexa! Tapi kamu sendiri, Daniel! Pengkhianatanmu lah yang membuat Alexa sakit hati!" ucapan Shella seketika membuat langkah Daniel terhenti dan berbalik ke arah Shella yang sedang sambil membersihkan kedua telapak tangannya yang kotor.

"Apa maksud kamu?!"

Shella tersenyum penuh kemenangan. "Tidakkah kamu sadar dengan kedatangan Alexa, saat aku mencium lehermu tadi? Aku rasa, dia sedang menangis patah hati di pojokan saat ini," ucap Shella lalu kembali tertawa.

Daniel terkejut dan seketika menoleh ke sekelilingnya untuk mencari keberadaan Alexa, tapi ia tidak menemukan tanda-tanda kehadiran Alexa.

'Shit!! Apa benar yang Shella katakan tadi? Apa yang harus aku lakukan kalau Alexa benar-benar melihatku dicium oleh Shella tadi? Kamu bodoh Daniel! Sungguh sangat bodoh,' kutuknya dalam hati.

"Daniel, aku bersumpah! Aku akan membuatmu jatuh ke pelukanku, aku akan membuatmu jatuh cinta kepadaku. Dan aku akan buktikan itu!"

Sungguh tak tahu malu, bermuka tebal dan entah terbuat dari apa hatinya Shella. Kenapa masih belum puas juga ia menyakiti Alexa? Ia juga tidak menyerah dan terus menggunakan berbagai tipuan kotor untuk merebut Daniel dari pelukan Alexa.

"Coba saja! Sampai matipun aku tidak akan pernah berpaling dari Alexa," ujar Daniel lalu berlari menjauh dari Shella untuk mencari Alexa.

***

Daniel mempercepat langkahnya, karena ia ingin segera menemukan Alexa saat ini juga.

"Daniel Ayden!"

Panggil seorang pria yang berada di balik pepohonan, langkah kaki Daniel terhenti seketika setelah mendengar panggilan itu. Hanya orang yang sangat ia kenal saja yang tahu nama aslinya. Dan itu pasti ....

"Paman!"

Benar! Itu adalah pamannya. Netra Daniel membulat, rasa panik dan cemas seketika menyusup dan menjalari perasaannya.

"Bagaimana kabarmu, keponakan pengkhianatku?" tanya Roger sambil mendekati Daniel.

Saat ini Daniel masih berada di wilayah hutan pinus mini, tapi untungnya ia sudah tidak bersama dengan Shella lagi, mungkin gadis itu sudah pergi menemui Alexa dan mulai menyebarkan omong kosong lagi.

Dan sialnya, saat ini sang paman datang di saat yang tidak tepat.

"Kenapa paman bisa berada di sini?" Daniel balik bertanya kepada Roger.

Roger menyeringai. "Kamu pikir setelah kamu berkhianat, aku akan bisa melepasmu begitu saja, hah?!"

"Apa yang paman inginkan dariku?!"

BUGH!!

"Akkh!!"

Satu tinjuan keras dari tangan gempal Roger mendarat di perut Daniel, pria itu meringis menahan rasa sakit sambil terus memegangi perutnya.

"Rupanya rasa cintamu kepada putri Indra Prayoga telah membuat matamu benar-benar buta! Lakukan misi balas dendammu sampai tuntas! Apa kamu lupa dengan apa yang sudah Indra perbuat terhadap orang tuamu? Keluargamu?!"

"Tapi kenapa paman tidak pernah bilang kepadaku kalau papa lah yang pertama kali memulai permusuhan ini?!! Karena kecerobohan papa, Indra kehilangan istrinya sedangkan Alexa menjadi anak piatu dan hidup tanpa kasih sayang dari ibunya sejak ia dilahirkan!"

"Apakah itu penting bagimu? Seharusnya kamu lebih membela keluargamu sendiri ketimbang orang lain!"

"Jangan paksa aku paman! Aku sudah lelah dengan semua misi balas dendam ini, aku hanya ingin hidup tenang bersama dengan gadis yang sangat aku cintai," ucap Daniel.

Mendengar ucapan Daniel, amarah Roger tersulut. Lelaki yang mempunyai luka bekas sayatan di pipinya itu menghajar tubuh Daniel hingga pria itu terjatuh di atas tanah. Pukulan bahkan tendangan yang bertubi-tubi dari pamannya ia tahan, ia sama sekali tanpa mau melawan sang paman.

Setelah puas menghajar Daniel, lelaki itu pun akhirnya berhenti. Dari sudut bibir Daniel keluar darah segar, dengan punggung tangan kanannya Daniel mengusap darahnya. Rasa sakit di sekujur tubuhnya tak ia hiraukan.

"Kenapa paman tidak sekalian saja membunuhku?! Supaya aku bisa terbebas dari misi balas dendam ini," pekik Daniel, hatinya kini benar-benar lemah setelah ia jatuh cinta kepada Alexa.

"Tidak semudah itu, Daniel! Aku akan menyiksamu pelan-pelan, dimulai dari gadis kecil kesayanganmu dan juga Indra!" Roger tertawa terbahak-bahak.

"JANGAN PERNAH SENTUH ALEXA!!" bentak Daniel penuh emosi.

"Aku tidak akan pernah melepaskan paman, kalau paman berani menyentuh atau menyakiti perempuanku! Aku akan melindungi Alexa, meski harus mengorbankan nyawaku!!"

To be continued