webnovel

Bagian 23, Maaf

Bagian 23

Maaf

Semua bagian hari ini adalah sebuah rumah yang hamir tertata rapi, Meski sempat di bereskan karena berantakan semoga doa terbaik untuk esok akan lebih rapi lagi. Silam beberapa waktu akan ku lihat lagi sebagaimana tulusku dahulu adalah langkah awal untuk melihat peri kecilmu tumbuh. Dahulu aku pernah terobsesi. Apa ada pembebasan waktu tentang semua yang ku akui sudah penuh. Apa ada hukum alam di depan mataku tepat persis ketika tubuhku berdiri di hadapanmu? Apa ada luka tentang tuai demi kebahagiaan dan iri hati yang lukanya seribu tahun tak kunjung sembuh, hanya membekas. Aku tidak mengejar kisah yang selalu membuatku terluka, Aku sudah tidak ingin lagi. Aku sudah ingin mencintai beberapa hal yang aku punya. Meski terkadang aku meminta. Namun bersyukur atas apa yang kamu miliki jauh lebih baik.

Sebagaimana layaknya manusia yang hidup, Aku tau ini melelahkan. Aku tau ini adalah sebuah peristirahatan terpanjang. Menurutku semuanya sudah ku lakukan. Aku berada di nafas terakhir kehidupan merelakan sebuah kisah yang menyenangkan di sepengunjung waktu. Aku dan alam ikut serta lagi ya, aku tak ingin semua pikiranku dan kendaliku mengendalikanmu, Hingga kamu hanya akan menjadi bonekaku. Di akhir halaman aku hanya akan meninggalkan nya, Ntah itu karena atau sengaja ntah itu karena banyaknya luka dan ntah lah. Karena memang pada akhirnya aku pun sudah tau jalannya. Sebagaimana kita hidup di lautan lama kelamaan nafas kita habis dan tenggelam. Aku pundakku dan seluruh bagian dari hidupku aku tak pernah tau sedikitpun, Apapun. Tentang apapun yang tengah terjadi hari ini. Aku adalah manusia tentang sejuta harapan, Aku tidak mengenal diriku.

Maaf, Maaf hanya kata tulus yang bisa ku katakan hari ini. Maaf untuk semua hal menyebalkan dari diriku. Maaf kata yang selalu kamu dengar dari mulutmu, Mulutmu yang berbusa hingga seluruh badanmu yang lelah akan ku, Aku minta maaf. Maaf. Maaf karena telah melibatkan mengikutsertakan di bagian hidup, Bahkan sampai menjadi sebuah tiang untuk hari esok. Maaf. Maaf tuk keseharianku, Bahkan semua rasa rasaku dari mulai rasa yang kecil hingga sebuah rasa yang besar hingga matamu tau akan mengapa rasa itu telah ada. Aku tak menjawabnya aku tak punya alasan apapun, Aku hanya punya kata maaf. Maaf maaf maaf untuk segala lara yang ku perbuat, Untuk semua hal yang membuatmu trauma sekalipun. Maaf aku sudah berkali kali mencobanya jika mengertimu hanya sekejap, Maka tak apa. Ku izinkan kamu pergi kali ini, Aku tengah lelah membawa lukaku maupun lukamu aku lelah untuk membenahi semua hal yang memang dari awalnya sudah benar benar rusak dan sulit tuk di perbaiki. Aku tak akan memaksamu untuk disini kesekian kali nya telingaku lusuh untuk mendengar semua lelahmu. Aku juga lelah. Sampaikan kata maaf dariku yang setulus tulusnya, Jika aku menyerah karena kelelahan. Bahkan ketika itu juga aku tak akan menahanmu, Silahkan pergi dan berkelana.