webnovel

PROLOG

Tring!

Suara lonceng cafe terdengar nyaring. Seorang gadis berkisar 21 tahun sedang menghela nafas gusar. Ia memandang langit sore paris melalui jendela disebelahnya. Pikirannya melayang menuju kejadian 4 tahun yang lalu ketika dirinya masih berseragam putih abu-abu. Segera ia habiskan vanila lattenya sebelum sang kanjeng ratu mengamuk ketika ia sampai di rumah. Suara dering telepon mengusik pendengarannya, ''Halo,'' katanya pertama itu yang ia lontarkan setelah menggeser tombol hijau di layar telepon.

''Kamu dimana Put?'' seketika ia terkesiap, pasalnya ini sudah jam 5 sore pasti mamanya akan mengomel ketika sampai rumah nanti.

''Lagi di cafe Ma,'' jawabnya.

''Tahu jam berapa sekarang?'' ia meringis mendengarnya. ''Kamu ini kalau di cafe gak pernah inget waktu, pulang sekarang atau papa suruh bodyguard seret kamu buat pulang!''

''Iya Ma iya ini Putri mau pulang kok.''

''Cepet pulang udah jam 5 kamu gak lupa kan kalau besok kita ada acara pertemuan di hotel. Mama udah siapain baju, kamu tinggal pake, sekarang pulang Mama tunggu di rumah.'' Kilk, dan layar handphone nya pun kembali ke layar utama.

Gadis yang duduk di cafe tadi adalah Putri E milo, anak pertama dari pasangan pengusaha sukses Nico Emilo dan Amelia Renata. Keluarga Emilo adalah keluarga terkaya di Eropa dan menduduki keluarga terkaya no 1 di dunia, perusahaannya ada dimana-mana di berbagai negara bahkan belahan benua lain.

Bercerita tentang keturunan, keliarga Emilo juga memiliki seorang putra yang masih berumur 3 tahun bernama Nathan Emilo. Pria kecil itu selalu ceria di setiap waktu, sifatnya yang cerewet dan tidak bisa diam membuat dirinya mudah bergaul dan dikenal oleh bnyak orang copian dari Mamanya, Amel. Namun, tak bisa dipungkiri pahatan wajahnya yang tampan sejak kecil dan bentuk fisiknya sangat mirip dengan Nico perpaduan yang sangat pas sekali.

###

Mansion keluarga Emilo begitu ramai setelah makan malam semua berkumpul di ruang keluarga bahkan Nico pun sudah pulang dari kantor satu jam yang lalu. Suara gelak tawa terdengar karena ocehan Nathan yang belum lancar mengucapkan huruf 'r' terlihat lucu di depan anggota keluarga.

''Hahahhahahahahaha coba ngomong eskrim lagi Than.''

''Gak mau kak Putli dali tadi ganggu Nathan mulu. Nathan gak like ya huh,'' ucapnya lalu berjalan menuju Nico mengulurkan tangannya meminta untuk dipangku.

''Kak Putri Nathan bukan kak Putli,'' sambil mencubit kecil pipi gembul Nathan.

''Udah Put kamu ini suka banget jailin adik kamu. Jadi gimana keputusan kamu buat pertemua besok malam, kamu udah nentuin kamu mau ikut apa nggak?'' raut wajah Nico berubah serius ketika membahas pertemuan penting itu lagi.

Memang sudah tak asing lagi setiap tahun selurug perusahaan di dunia mengadakan pertemuan untuk menambah keakraban antar perusahaan tanpa adanya saling menjatuhkan satu sama lain. Dan tahun ini pertemuan tersebut diadakan di eropa tepatnya di paris.

''Putri gak tahu ma, Putri terlalu takut buat ketemu sama orang baru. Putri takut hiks...hiks...Put..tri gak mau kalau Mama sama Papa malu punya anak kayak Putri hiks.''

Nathan yang melihat kakaknya menangis berlari kearahnya dan langsung mengusap air mata di pipi Putri. '' Kak Putli jan angis kan da Athan yang baleng telus sama kak Putli.''

Putri terkekeh mendengar penuturan Nathan, kata-katanya membuat hatinya sedikit tenang. Memang putri tidak pernah ikut pertemuan seperti itu bukan karena orangtuanya tak mengajak namun karena Putri sendirilah yang tidak mau. Ia memiliki trauma dengan orang asing karena itulah ia tidak pernah ikut acara yang dapat menyebabkan keluarganya malu di depan publik. Walau seperti itu Amel dan Nico tak pernah mempermasalahkannya karena bagi mereka Putri adalah anugrah dari Tuhan yang Ia titipkan kepada mereka.

Nico menangkup wajah Putri yang masih sembab, ''Putri dengerin kata Papa, Mama sama Papa gak masalahin hal itu Put yang ingin Papa lakuin adalah nunjukin sama semua orang kalau kamu itu purti Papa satu-satunya keturunan perempuan di keluarga ini. Jadi mulai sekarang kita sama-sama berjuang buat kamu sembuh oke. Sekarang tidur lihat tuh nathan udah ngantuk, oke. Good night my Princes.''

###

Flashback

Setelah 1 bulan bangun dari koma putri sudah mulai melakukan aktivitas seperti biasanya. Kecelakaan itu terjadi ketika putri baru saja lulus dari SMA. Kecelakaan beruntun yang memakan banyak korban itu membuat putri koma selama 1 tahun dan selama 1 tahun pula orngtuanya berusaha mengerahkan semua dokter di Eropa untuk menyembuhkan putri mereka.

Dan tepat pada hari itu dimana diadakan pertemuan di Rusia, disanalah masalah itu bermula dan membuat Putri trauma hingga saat ini.

''Putri udah siap sayang?''

''Udah Ma,'' jawabnya sambil tersenyum lebar melihat sang Mama yang mengenakan gaun berwarna navi mirip dengannya.

''Ayo turun acara bentar lagi dimulai kasian Papa sama Nathan nunggu lama di bawah.''

Kedua perempuan tadi turun menuju lantai bawah menemui suami sekaligus ayahnya. Nico dan Nathan sudah siap dengan setelan jas yang senada dengan amel.

''Udah siap? Ayo berangkat sekarang nanti keburu malem.''

''Oke Pa.''

Sesampainya di hotel mereka disambut oleh berbagai ceo-ceo perusahaan yang bekerja sama dengan Al'z group. Putri yang belum terbiasa dengan orang asing haanya tersenyum kikuk saat orang-orang tersebut menyapanya. Dan ketika orang-orang tersebut mengajak bersalaman Putri justru diam tak berkutik, itu membuat semua orang mengerutkan dahi dan mengalihkan perhatiannya kepada Putri. Nico yang melihat pun meyakinkan putrinya dengan anggukan kepala.

Putri memiliki trauma pada sentuhan atau bisa disebut dengan .... maka ketika ada yang menyentuhnya ia akan merasakan sesak napas bahkan sampai pingsan. Ketika tangannya baru saja menyentuh telapak tangan pria tersebut dadanya mulai sesak napasnya juga tidak beratur dan berakhir pingsan, ia juga sempat kejang-kejang dan membuat orang-orang disana terheran. Semua orang yang melihat pun panik. Nico langsung mengangkat putri lalu meyeret amel agar pergi dari sana.

###

Putri merenungkan kejadian itu kembali, hari dimana traumanya kambuh dengan hebat karena melihat dan bersentuhan dengan orang asing. Sejak itulah ia mengasingkan diri dari orang-orang dan memilih dia di tempat selama ini. Tak pernah ada yang tahu jika Emilo memiliki seorang putri yang mendekam dalam istana keluarga mereka. Selama 4 tahun di paris hanya beberapa kali ia keluar untuk menghadirir acara penting, selainnya hanya duduk diam di cafe seperti sore tadi, menikmati secangkir vanila latte kesukaannya.

Kepala Putri menoleh ketika pintu kamarnya terbuka dan menemukan Amel yang berjalan ke arahnya. Amel mendudukkan diri di samping putrinya yang sudah berbarig di ranjang. Seketika ia mengelus rambut sang putri, ''kamu kok belum tidur? Nathan aja udah tidur dari tadi. Coba cerita sama Mama ada apa, Mama akan dengerin keluh kesah kesayangan mama ini.''

Putri hanya menggeleng ketika sang ibu bertanya lalu memejamkan matanya menikmati elusan di rambutnya yang membuatnya nyaman. Amel menghela napas panjang mendengar gelengan putrinya. Ia teringat kenangan bersama Putri sebelum kecelakaan tersebut. Sangat jelas dikepalanya Putri yang tersenyum karena diterima di salah satu universitas ternama di Pariss.

''Kamu tahu, Mama sama Papa gak pernah nyalahin siapapun dan apapun yang pernah terjadi. Walau setelah bangun dari koma kamu memiliki trauma sekalipun kita gak pernah malu sayang. Yang selalu Mama harapkan adalah kamu bangun dari tidur panjang itu dan yang paling mama takutkan adalah ketika akhirnya kamu memilih pergi meninggalkana kami semua. Dan beginilah jadinya Tuhan masih mengijinkan Mama untuk merawat putri hingga sekarang ini. Pesan Mama buat kamu adalah jangan pernah takut terhadap apapun Mama, Papa sama Nathan selalu ada di belakang kamu selalu siap menjadi rumah buat kamu kembali dan bersiap bahu untuk kamu bersandar saat kamu terpuruk, oke. Mama pergi dulu takut Papa nyariin. Kamu istirahat yang cukup jangn sampai sakit.''

Ucapan selamat malam dan sebuah kecupan mendarat di kening Putri. Ketika pintu sudah tertutup Putri mulai memikirkan perkataan Amel yang masih terngiang-ngiang di kepalanya semakin dipikirkan ia semakin bingung dan itu membuat ia pusing setengah mati.

''Auk ah pusing aku lama-lama kayak gini. Oke tidur Putri besok kamu ada jadwal. Selamat malam, night,'' ucapnya pada diri sendiri.

Pada akhirnya aku akan selalu jadi rumah tempatmu pulang dan bahu tempatmu bersandar saat kau terpuruk