Author pov.
Setelah Alana melempar bantal yang sebelumnya dia gunakan untuk memukuli Bundanya. Tiba-tiba Alana teringat sesuatu yaitu teringat tentang dia yang belum membaca kertas yang di lempar oleh Vano.
"Isi kertasnya apa ya?" tanya Alana pada dirinya sendiri. Kemudian Alana menuju ke meja belajarnya untuk mengambil kertas yang ada di dalam tasnya. Setelah itu Alana mulai membuka kertas dan mulai membaca kertasnya, dan isinya APA????
Isinya sebuah tulisan "ruang kepsek ada di kanan lobi" yang ditulis seperti ceker ayam di tambah dengan emotikon :p
Apa maksunya cobak????
Tuhkan nggak jelas ,
Itulah pertanyaan dan pernyataan Alana saat ini tentang isi kertas yang dilemparkan Vano Firdiyan Pradipta kepadanya tempo hari lalu.
Drt drt drt,,,,,
Handphone Alana bergetar dan itu menandakan ada pesan line masuk, siapakah yang mengirim pesan, Viona yah Viona lah yang mengirim pesan.
Viona_vivi: woy Nana, di mana kamu?
AlanaBw: di rumahlah, mang napa?
Viona_vivi: apa isi kertasnya woy!
1 menit
5 menit
7 menit
10 menit
Namun Alana tak kunjung membalas line Viona.
Viona_vivi: woy anak orang nih,
Viona_vivi: kacang mahal coy!!!!!
Viona_vivi: Nana aku kepo!!!
AlanaBw: woy Vivi napa tuh idung berasep??
Viona_vivi: Iihh Alana!!! cepetan apa isi kertasnya????
AlanaBw : sudah deh nggak usah bahas itu.
Viona_vivi: katanya tadi mau kasih tahu, gimana sih.
AlanaBw : nggak penting kok.
Viona_vivi: tapi kan aku kepo Alana!!!
AlanaBw : beneran kamu mau tahu?
Viona_vivi: Iiiyyyyaaaa!!!!!
AlanaBw : 'Ruang kepsek di sebelah kanan lobi '
Viona_vivi : apaan tuh?
AlanaBw : isinya begok, nggak jelas kan.
Viona_vivi: yang bener?
AlanaBw: iiiyyyaaa!
Viona_vivi: syukur deh.
AlanaBw : Kok syukur???
Viona_vivi: Iya iyalah, aku kira isinya apa coba?
AlanaBw : apa???
Viona_vivi: 'gue suka elo' hahaha,,
AlanaBw : apaan sih Vi !!!
# # #
Hari ini Alana berangkat sekolah diantar oleh Ayahnya dan seperti kemarin dia berangkat pada saat bel sekolah hampir berbunyi. Ketika Alana sedang berjalan memasuki gerbang tiba-tiba ada yang menabraknya, entah sengaja atau nggak sengaja.
Bruukkk,,,
"Sinting lo ya!" maki Alana ,
"Siapa suruh jalan di situ," jawab orang yang tersebut.
Ketika Alana mendengar suara dari orang tersebut, dia merasa seperti pernah mendengar. Dan benar, ketika Alana menengok seseorang yang berada di sampingnya saat ini adalah Vano, yah Vano Firdiyan Pradipta bukan Vano yang lain.
"Apa hah?" ucap Vano,
"Apa?!" balas Alana tak mau kalah.
Tiba-tiba datang lagi segerombol cowok, siapakah mereka? siapa lagi kalau bukan kawan-kawan Vano.
"Lu ngapain Van?" tanya Dino,
"Nggak tau nih cewek nggak jelas," jawab Vano.
"Lo tu yang nggak jelas, kemarin apa maksud lo nulis dikertas kayak gitu, terus sekarang malah nabrak-nabrak orang nggak jelas, hah apa?!" sambar Alana karena tak terima dengan ucapan Vano.
"Emang kemarin lu nulis apaan Van?" ucap Didit mulai bertanya.
"Apaan sih lo, diem."jawab Vano pada Didit.
"Haha adek takut," ucap Didit lagi yang diikuti tawa Didit dan yang lain. Kecuali Vano dan Alana.
"Kan gue cuma kasih tau," ucap Vano membalas ucapan Alana.
"Kasih tahu apaan Van? " tanya Yahya.
"Perhatiaan amat lu Van." ucap Dino.
"Diem lu berdua." bisik Heri pada Yahya dan Dino sambil menyikut mereka.
"Ya kalau mau kasih tau ya nggak gitu caranya sinting, toh itu juga percuma." ucap Alana dengan kesal.
"Siapa suruh nggak langsung dibaca," balas Vano lagi dengan santai.
"Iiihhh lo tu nyebelin tau nggak,"ucap Alana lagi dan selanjutnya,
Teeeddddd,,,
Bel berbunyi dan mereka semua harus segera masuk ke kelas masing-masing.
Ketika berjalan menuju ke kelas Alana berjalan sendiri dan di belakangnya di ikuti oleh segerombol cowok tadi. Ketika sampai di depan kelas X-4, Didit dan Heri berpisah, karena itu kelas mereka.
Kemudian Alana masih tetap berjalan sendiri di depan dan di belakang masih diikuti dengan Vano, Dino dan Yahya. Mereka terus berjalan, kemudian tiba-tiba ketika sampai di depan kelas X-2 Alana berhenti dan membalikkan badan.
"Eh lo, ngapain lo ngikutin?" ucap Alana kemudian yang merasa ada yang tidak beres.
"Lo ngomong sama gue?" tanya balik Vano sambil menunjuk wajahnya.
"Iya siapa lagi," ucap Alana lagi.
"Kalo iya kenapa?" jawab Vano dengan nada menantang.
"Pergi sana jangan ikuti gue." suruh Alana sembari mendorong- dorong tubuh Vano.
"Terserah gue dong, emang sekolah ini punya nenek lo." balas Vano kemudian.
"Lo nggak punya kerjaan ya ngikutin gue," balas Alana, namun tiba-tiba datang Bu Diyah.
"Kalian kenapa tidak segera masuk ke kelas?" tanya Bu Diyah.
"Dia tuh Bu, masak saya nggak boleh masuk kelas saya Bu." jawab Vano pada Bu Diyah.
"Bu saya permisi dulu ya Bu." Ucap Alana pda Bu Diyah. Kemudian Alana berjalan agak cepat menuju kelasnya sambil menutup wajahnya .
"Nggak jelas," ucap Vano yang melihat tingkah Alana yang aneh.
"Nggak jelas nggak jelas tapi suka kan," ledek Yahya yang mendengar ucapan Vano.
"Apaan sih lu." balas Vano menaggapi ucapan Yahya. Kemudian mereka masuk ke kelas .
# # #
Di kelas X-1,
Sesampainya di kelas Alana melemparkan tasnya di meja, dan menghentak-hentakkan kakinya seperti orang kesetanan.
"Wih rada kamu Na jam segini baru dateng, untung gurunya belum ke kelas." sambutan Viona pada Alana yang baru saja datang.
Namun Alana tidak menghiraukan Viona dan masih terus menghentak hentakkan kakinya.
"Kamu kenapa sih na?" tanya Viona yang melihat tingakah Alana yang aneh.
"Kamu tau nggak ,,,"
"Ya nggak lah." potong Viona pada Alana yang belum selesai berbicara.
"Iihhhh dengerin dulu, jangan main sambar -sambar aja," ucap Alana yang kesal karena ucapannya yang di potong.
"Selamat pagi anak-anak," sapa guru pada seluruh siswa di kelas X-1.
"Ya udah nanti aja ceritanya," ucap Viona kemudian. Dan di lanjutkan dengan pelajaran.
# # #
Bel tanda akhir pelajaran berbunyi, dan seluruh siswa bersiap-siap untuk pulang.
Saat menuju ke Gerbang,,,,,
"Na kamu cepet cerita kenapa kamu tadi pagi kayak gitu?"pinta Viona.
"Jadi gini, kamu taukan yang waktu itu lempar aku pake kertas?"
"Iya, si Vano kan?"tanya Viona memastikan.
"Terserah deh, siapa itu si Nono atau siapa itu, yang jelas dia tu agak sinting."ucap Alana.
"Sssuuuttt jangan keras-keras nanti kalau ada yang denger abis kamu Na, emang kenapa sih?"tanya Viona yang ingin tau.
"Gimana nggak sinting coba, masak dia tadi pagi nabrak-nabrak aku, padahal kan jalan masih luas."ucap Alana mulai bercerita.
"Terus-terus..."tanggapan Viona.
"Dia ditanya sama teman-temannya kenapa, eh malah jawab gimana coba?"
"Gimana?"tanya Viona.
"Katanya aku nggak jelas, apa nggak salah?"ucap Alana kemudian.
"Terus-terus..."ucap Viona lagi.
"Terus-terus nabrak, nggak ada kata lain apa selain terus-terus."ucap Alana dengan kesal, karena Viona yang hanya menjawab 'terus-terus.'
"Ya terus gimana, tapi nggak mungkinkan cuma gara-gara itu kamu kayak tadi pagi,"Viona mulai berpendapat.
"Iya, aku malu Vi."jawab Alana,
"Malu? kenapa?"Viona mulai rada bingung .
"Kan habis ditabrak aku jalan ke kelas dan di belakang aku ada si Nono dan kawan-kawannya,"
"La terus bagian mana yang buat kamu malu Na?"tanya Viona yang heran.