Haes-sal mengepakkan sayapnya. Deru angin melewatinya dengan kencang. Malaikat itu mengangkat tangan, merasakan sapuan udara yang bergerak melalui ujung-ujung saraf tangannya.
Rasanya sangat menyenangkan kembali berbaur dengan alam. Dirinya memang malaikat yang terlahir dari alam. Alam adalah ibunya, rahim tempat dia merasa sangat aman dan nyaman.
Sayangnya, rahim itu sekarang tidak lagi semenyenangkan dulu. Pergolakan agma dari Dunia Bawah membuat semua harmonisasi alam berubah. Keseimbangan energi tidak lagi sama. Permusuhan dan kebencian menguar sangat pekat di udara, menggantung tebal seolah langit bermendung yang sudah berat menahan beban air hujan.
"Jenderal?"
Haes-sal mengabaikan panggilan salah satu prajuritnya. Malaikat itu masih memusatkan perhatian pada deru angin. Posisinya yang sekarang berada di atas puncak tertinggi pohon di hutan Laoren menuntut fokus tingkat tinggi dari malaikat itu.
Support your favorite authors and translators in webnovel.com