webnovel

Ketentuan-Ketentuan Allah Atas Manusia Adalah Memperkenalkan Sifat-Sifatnya Yang Maha Tinggi

 Ketahuilah bahwa kurnia Allah pada apa saja, atau tidak ada izinNya pada sesuatu yang diharapkan makhlukNya, pada hakikatnya merupakan isyarat yang menunjukkan supaya kita mengenalNya dengan segala sifat-sifatNya yang Maha Tinggi dan Maha Agung. Maka untuk kejelasan ha] keadaan ini, Al-Imam Ibnu Athaillah Askandary telah menyimpulkan rumusannya dalam Kalam Hikmahnya yang ke-93 sebagai berikut:

"Manakala Allah mcngurniakan pada anda (sesuatu), berarti Dia (Allah) mensaksikan pada anda kebaikanNya (Allah). Dan manakala Dia tidak memberikan kepada anda (sesuatu), berarti Dia mensaksikan pada anda kekuasaan (KemahaperkasaanNya). Karena itu, Dia (Allah) pada tiap-tiap sesuatu memperkenalkan (sifat-sifatNya) kepada anda dan berhadap dengan wujud kelembutanNya atas anda."

Kalam Hikmah ini penjelasannya sebagai berikut:

I. Allah s.w.t. menghendaki pada hamba-hambaNya supaya mereka mengenal Tuhan mereka, yaitu Allah s.w.t. dengan sifat-sifatNya yang Maha Tinggi dan nama-namaNya yang Maha Bagus.

Tidak ada jalan pada hamba Allah untuk mengetahuiNya dalam kenyataan sifat-sifatNya yang Maha Tinggi. Demikian pulalah nama-namaNya yang Maha Indah. Terkecuali Dia memperkenalkan DzatNya yang Maha Esa dan Maha Kuasa pada mereka ummat manusia pada khususnya dan makhluk-makhluk lainNya. Allah memperkenalkan DzatNya dengan sifat-sifatNya kepada ummat manusia adalah dengan jalan menurunkan berupa bala dan cubaan atau berupa nikmat dan kurnia. Di samping itu juga Allah mendatangkan kepada mereka hukum-hukum keagamaanNya.

II. Segala sesuatu yang ditentukan oleh Allah atas manusia dalam hidup dan kehidupan kemanusiaan terbagi kepada 2 macam: 

[a] Adakala ketentuan-ketentuan Allah itu sejalan dengan keinginan manusia dan tabiatnya. Hal keadaan ini dapat dinamakan dengan 'atha' dan minah, artinya pemberian dan kurnia.

[b] Ketentuan-ketentuan Tuhan itu bertentangan dengan hawa dan tabiat kemanusiaan. Dan ini disebutkan dengan manak yang artinya menegah, sebab segala sesuatu itu di mana ia bertentangan dengan hawa dan nafsu adalah disebut dengan man'an itu tadi. 

Maka dengan sebab Allah memberikan kepada kita atau mengurniakan pemberian-pemberianNya dan kurnia-kurniaNya itu kepada kita menunjuk-kan bahwa sifat-sifat Allah adalah Maha Baik, seperti kemurahanNya, kemuliaanNya, kebaikanNya, kasih sayangNya, lemah lembutNya dan lain-lain. Apabila Allah Ta'ala tidak menyampaikan sesuatu yang kita cita-citakan atau yang kita maksudkan, ini adalah membuktikan bahwa Allah bersifat dengan kekuasaan yang Maha Besar dengan keperkasaan yang Maha Agung, dan kegagahan yang luar biasa.

III. Dari pengertian di atas dapatlah kita ketahui, bahwa kita tidak dapat memperbedakan antara pemberian Allah, yakni antara Dia memberikan kurniaNya kepada kita dengan tidak memperkenankan permohonan kita. 

Karena kesemuanya itu baik Allah memperkenankanNya maksud kita atau tidak, pada hakikatnya keduanya itu adalah pemberian dan kurniaNya. Karena apabila kita mau mendalami hakikat hikmah yang terkandung dalam tiap-tiapnya itu, pastilah kita akan menemukan bahwa pada tiap-tiapnya itu adalah hikmah ketuhananNya, yang berarti kurniaNya atas kita. Sebab meskipun Allah tidak menyampaikan maksud kita, tujuan kita atau cita-cita kita, tentu ada hikmahnya. Di mana apabila Allah menyampaikan maksud kita, maka akan mengakibatkan tidak baik pada diri kita. Justeru karena sayangnya Allah s.w.t. maka Dia tidak mengizinkan kurniaNya itu, supaya jangan terjadi sesuatu yang tidak baik.

IV. Apabila telah kita fahami ini, maka kita pasti dapat melihat dengan matahati kita, bahwasanya hal keadaan ini merupakan jalan yang dapat menyampaikan kita buat mengenal sifat-sifatNya yang Maha lndah, seperti Maha MurahNya dan lain-lain. Juga sifat-sifat Allah yang Maha Gagah dan Perkasa, seperti kemahabesaranNya atas segala-galanya, sehingga Dia yang berhak menentukan atas semua.

Sebagai contoh bagi kita atas ajaran di atas dapat kita lihat pada apa yang telah disampaikan oleh Sufyan Tsaury r.a., seorang alim besar dalam hukum Islam dan lain-lain. Beliau berkata: Pada satu kali saya mendatangi seorang alim bernama Abu Hubaib Al-Badawy.

Saya mengucapkan salam kepadanya (waktu beliau sampai ke rumahnya), sedangkan aku tidak melihatnya. Tetapi Abu Hubaib menjawab dari dalam rumahnya akan salamku dan berkata: Engkau Sufyan Tsaury?! Betul! 

Beliau berkata kepadaku: Kami tidak melihat kebaikan, selain kebaikan yang datang dari Allah! 

Saya jawab: Benar! 

Beliau berkata lagi: Kenapakah kita tidak senang menemui Allah yang tidak kita lihat suatu kebaikan melainkan daripadaNya. 

Beliau menambahkan lagi: Wahai Sufyan! Allah Ta'ala tidak memberikan kepada anda sesuatu pemberian, bukan karena Allah itu bakhil, dan bukan karena Allah itu tiada punya, tetapi Dia tidak memberikan itu berarti Dia mencoba di samping memberikan perhatian, apakah anda hai Sufyan tambah rapat denganNya? Sedangkan pada anda terdapat hal-hal yang membimbangkan hatimu kepadaNya!

Sehabis percakapan itu, beliau pun meninggalkan daku. Demikian Sufyan Tsaury..

Dari kejadian ini dapat kita fahami, bahwa segala sesuatu dari ketentuan-ketentuan Allah s.w.t. atas manusia, pada hakikatnya adalah kurnia dan pemberian daripadaNya. Sebab dalam tiap-tiap ketentuan Allah itu tidak luput dari hikmah seperti tersebut di atas.

Kesimpulan:

Apabila kita bermaksud mengetahui sifat-sifat Allah, seperti Maha PemurahNya, Maha Kasih SayangNya dan lain-lain, maka lihatlah kepada nikmat-nikmatNya dan kurnia-kurniaNya yang begitu banyak kepada manusia pada khususnya dan makhluk pada umumnya. Apabila kita berkeinginan mengetahui sifat-sifat Allah yang Maha Gagah Perkasa, yang Maha Hebat dan Agung, lihatlah kepada tindakan-tindakanNya atas hamba-hambaNya yang durhaka dan cubaan-cubaanNya atas hamba-hambaNya yang saleh, pasti kita akan mengetahuinya dengan seyakin-yakinnya.

Penyaksian kita atas dua gambaran seperti tersebut di atas, pada hakikatnya Allah memperkenalkan kepada kita bagaimana sifat-sifatNya yang Maha Sempurna itu dalam arti yang luas, supaya kita terus mengingatNya dalam segala tindak-tanduk kita, dalam hidup dan kehidupan kita. Dengan demikian tentulah kita tetap selalu dalam pemeliharaanN ya.

Amin, ya Rabbal-'alamin!