9 Ankoku no Bubun: Norowareta Yuki Onna

"Mou fuyuda! Okaa-chan, koko ni rarete totemo ureshī desu! (Sekarang musim dingin! Okaa-chan, aku senang bisa ada disini!)" teriak Yukari saat keluarga mereka berkunjung ke Kuil Kinkaku-ji. Beberapa bulan telah berlalu semenjak insiden 'diculiknya' Sasuke, beruntunglah Sasuke bisa ditemukan setelah beberapa hari berselang. Anak itu ditemukan di depan rumahnya sendiri dalam keadaan sehat, meskipun orang tuanya dapat merasakan bahwa ada yang berbeda dengan Sasuke.

Tatapan mata yang polos yang dimiliki Sasuke sekarang, seolah menyembunyikan sesuatu di belakang mereka. Entah hal apa yang dia sembunyikan, karena semenjak insiden penculikan itu, Sasuke sama sekali tidak menceritakan apa yang terjadi saat ia diculik. Ditambah lagi, Sasuke berubah menjadi lebih blak-blakan, meski diimbangi dengan sifatnya yang pendiam itu.

Saat ini, keluarga kecil itu tengah berkunjung ke Kuil Kinkaku-ji untuk melaksanakan tradisi musim dingin Klan Reira. Di musim dingin, mereka berdoa di Kuil Kinkaku-ji untuk memohon supaya tidak ada bencana yang terjadi di musim dingin. Tak lupa, Reza dan Mitsuki membawa beberapa makanan manis yang akan digunakan sebagai persembahan, yaitu daifuku, manju, dan mochi.

"Yuuka-chan, hashirimawaranaide, subette koronde shimau yo, (Yuuka-chan, jangan berlari-lari, nanti kamu jatuh lho,)" ujar Mitsuki seraya menggandeng tangan Yukari yang sebelumnya berlarian di jalan setapak itu. Jalanan menuju kuil menjadi licin karena tertutup salju, sehingga Mitsuki khawatir anaknya akan terpeleset kali ini. "Ā! Okaa-chan! Yuuka wa michi ni ochiru tsumoriwa nai, Yuuka wa sudeni būtsū o haite iru! (Duh! Okaa-chan! Yuuka nggak akan jatuh di jalan, kan Yuuka sudah pakai sepatu bot!)" ucap Yukari merajuk.

"Oi! Yuuka-chan, shitagaitakunainara Yuki Onna ni yūkai sa reru yo, (Oi! Yuuka-chan, kalau kamu nggak bisa dibilangin nanti kamu diculik Yuki Onna lho,)" Sasuke berkata sambil menoleh kearah Yukari seakan mencoba menakut-nakuti adik kembarnya itu. "Onii-tan, Yuuka wa Yuki Onna ni yūkai sa reta hazu ga nai. Kitto Otou-chan to Okaa-chan ga Yuuka o mamotte kurerukara, (Onii-tan, Yuuka tidak mungkin akan diculik Yuki Onna. Karena Otou-chan dan Okaa-chan pasti akan melindungi Yuuka,)" ucap Yukari dengan senyuman lebar diikuti tawa dari Reza dan Mitsuki.

"Hora, Sasuke-kun, sore wa yokunainode, anata wa anata no imouto o kowagara serubekide wa arimasen, (Sasuke-kun, kamu tidak boleh begitu, kamu tidak boleh menakut-nakuti adik perempuanmu,)" tegur Mitsuki lembut pada Sasuke kecil yang berjalan digandeng Reza. "Okaa-san wa Yuuka-chan o amayakashi sugite, chūkoku sa rete mo kikitakunakatta, (Okaa-san terlalu memanjakan Yuuka, sampai dia jadi bandel begitu,)" gumam Sasuke sambil menatap kearah sebuah pohon di depan mereka. Di pohon itu, Sasuke melihat sesosok wanita kurus kering dengan gaun putih panjang yang sudah lusuh dan robek-robek tengah duduk seraya memainkan rambutnya yang lusuh.

Mitsuki sedikit kaget saat mendengar kata-kata Sasuke yang terdengar seperti sebuah ejekan untuk adik kembar anak itu. Wanita perempat baya itu tak habis pikir, dari mana anaknya belajar kosa kata yang demikian berwarna? Entahlah, siapa yang tahu. Mitsuki hanya bisa menghela nafas dalam, karena dirinya bukan tipe ibu yang bisa memarahi anak balita seperti putra-putrinya itu.

"Sasuke-kun, anata wa anata no Okaa-san ni sore o iubekide wa arimasen. Otou-san wa anata ni sonoyōni iu yō ni oshieta koto wa arimasen, (Sasuke-kun, seharusnya kamu tidak mengatakan hal itu kepada Okaa-san. Otou-san tidak pernah mengajarimu berkata seperti itu,)" tegur Reza tegas pada putranya, meski Sasuke tampak tak bergeming karena masih memperhatikan sosok wanita di atas pohon itu.

"Sasuke-kun, Otou-san no hanashi o kiite imasu ka? (Sasuke-kun, apa kamu mendengarkan kata-kata Otou-san?)" Reza bertanya seraya sedikit mengayunkan tangan Sasuke yang ada dalam genggamannya. Sasuke seketika tersadar dari delusinya mengenai wanita di atas pohon itu, lalu menunduk dan berkata, "Ha'i, Otou-san. Boku wa Otou-san ga itta koto o kikimasu. (Iya, Otou-san. Aku mendengarkan kok.)"

"Baiklah kalau begitu, jangan diulangi lagi ya," ujar Reza seraya tersenyum dan melangkahkan kakinya kembali untuk menaiki tangga menuju kuil. Di sisinya, Mitsuki tersenyum seraya menatap sang suami. Sungguh, Mitsuki sangat bersyukur bisa dipertemukan dengan lelaki yang bertanggung jawab seperti Reza. Reza seperti sebuah cahaya baru bagi Mitsuki di tengah kehidupannya yang kelam, dan hal itu diperlengkap dengan kehadiran kedua malaikat kecilnya, Sasuke dan Yukari.

Terlarut dalam obrolan membuat keluarga kecil itu tak sadar bahwa mereka telah memasuki wilayah Kuil Kinkaku-ji. Keempatnya lalu naik ke altar kuil seraya menata sesaji yang mereka bawa, seperti makanan manis dan dupa. Setelahnya, mereka melemparkan koin 5 Yen dan menepuk kedua tangan di depan dada, lalu memanjatkan doa mereka masing-masing. Setelah mereka berdoa, mereka lalu mendatangi seorang Miko (Perempuan Penjaga Kuil di Jepang, biasanya tugas sebagai seorang Miko diturunkan dari generasi ke generasi) muda yang menanti di depan sumber air.

"Konnichiwa, Reza-senpai, ohisashiburi, (Selamat siang, lama tidak bertemu, Senior Reza,)" ujar sang Miko yang ternyata adalah adik tingkat dari Reza semasa kuliah. "Kayano, ohisashiburi! Kimi wa genki desuka? (Lama tidak bertemu, Kayano! Kau sehat-sehat saja kan?)" ujar Reza seraya menundukkan kepalanya 35 derajat diikuti Mitsuki dan anak-anaknya.

"Watashi wa genki desu, anata tachi wa? (Aku baik-baik saja, bagaimana dengan kalian?)" tanya Kayano saat melihat bahwa Reza tidak sendiri, melainkan bersama Mitsuki, Yukari, dan Sasuke. "Aku juga baik, begitu pula keluargaku. Ah, aku lupa untuk memperkenalkan kalian, Kayano, ini istriku, Mitsuki, dan anak-anak kami, Sasuke dan Yukari," ujar Reza seraya tersenyum lebar dan menepuk kepala kedua anaknya dengan lembut.

"Hajimemashite, watakushi wa Reira Mitsuki desu, yoroshiku, (Salam kenal, namaku Reira Mitsuki,)" ujar Mitsuki seraya menundukkan kepalanya. "Kayano Tsubaki desu, yoroshiku ne, Mitsuki-san, (Namaku Kayano Tsubaki, salam kenal, Mitsuki-san,)" Kayano balas menundukkan kepalanya pada Mitsuki, lalu berjongkok untuk menyejajarkan pandangannya dengan Sasuke dan Yukari yang bersembunyi dibalik tubuh kakak kembarnya.

"Soredewa, anata-tachi no namae wa nandesuka, amai kodomo-tachi? (Kalau begitu, siapa nama kalian, anak-anak manis?)" tanya Kayano seraya tersenyum manis pada Sasuke dan Yukari. "Boku no namae wa Reira Sasuke desu, yoroshiku," "Yu...Yuuka no namae wa..... Reira Yukari desu, yoroshiku....." ujar Sasuke dan Yukari dengan nada yang berbeda. Sasuke berkata dengan pelan, meski Kayano dapat menemukan setitik nada kekaguman di dalam kata-katanya, sedangkan Yukari berkata dengan nada malu-malu yang terdengar imut bagi Kayano.

"Sasuke-kun to Yukari-chan, desuka? Kawai... Kyandī ga hoshi? (Sasuke dan Yukari? Imutnya.... Apa kalian mau permen?)" ucap Kayano seraya menunjukkan dua buah permen pada Sasuke dan Yukari. Sasuke menoleh kearah ayahnya yang hanya memberikan anggukan, lalu mengambil permen rasa jeruk di tangan Kayano. Sementara Yukari menatap permen rasa stroberi di tangan Kayano dengan tatapan berbinar.

"Arigatō, Obaa-san," "Arigatō gozaimasu, kawai Obaa-san," ujar kedua anak kembar itu bersamaan, membuat Kayano tersenyum masam karena dipanggil Obaa-san oleh keduanya. "Sasuke-kun, Yukari-chan, tolong jangan panggil aku Obaa-san, panggil aku O-Nee-San, oke?" pinta Kayano seraya mengusap kepala Sasuke dan Yukari. Sayangnya kedua anak itu dengan serentak menggeleng seraya menatap polos kearah Kayano, membuat Kayano hanya bisa tersenyum masam disertai tawa dari Reza dan Mitsuki.

Terlalu asik memperhatikan anak-anaknya berbincang dengan Kayano membuat Reza tak menyadari bahwa ada seseorang yang tengah memperhatikannya dari jauh. Orang itu adalah seorang pria dengan paras yang tampan dan mata sipit, serta memiliki tipe wajah layaknya pria Korea berusia 25 tahun. Pria itu berjalan mendekati Reza yang sedang berbincang dengan kedua anaknya, lalu menepuk pundak Reza seraya bertanya, "Sumimasen, omae wa Reza nandesuka? (Permisi, apa kau benar Reza?)"

Mendengar ada yang memanggil namanya membuat Reza menoleh dan mendapati seraut wajah yang sangat familiar baginya. Wajah pria di depannya ini seperti wajah teman akrabnya sewaktu masih kuliah. "Hwang Jae Sung? Omae wa Jae Sung, desho? (Kau ini Jae Sung, kan?)" Reza balas bertanya pada pria di depannya ini. Hwang Jae Sung yang disebutkan namanya oleh Reza mengangguk dengan senyuman di wajahnya, dan keduanya lalu berjabat tangan layaknya seorang kawan lama.

"Uwoooohhhh! Lama tidak bertemu, kawan baikku! Bagaimana kabarmu? Apa kau sedang berkunjung ke Kyoto setelah penat dengan kesibukanmu di Korea?" tanya Reza beruntun karena bahagia bertemu kawan lamanya. "Hahahaha, aku baik-baik saja kawan. Aku pindah ke Jepang bersama kakak, istri, dan putriku karena dipindahtugaskan ke Kyoto," jawab Jae Sung disertai senyuman. Pria itu lalu menoleh kearah seorang wanita yang berdiri di belakang Reza bersama sepasang anak laki-laki dan perempuan, serta seorang Miko yang Jae Sung kenali sebagai Kayano.

"Yo! Lama tidak bertemu, Tsu-chan! Ternyata kamu meneruskan tugas ibumu untuk menjadi Miko ya?" sapa Jae Sung pada adik tingkatnya itu. "Lama tidak bertemu, Senpai, aku senang Senpai ternyata sehat-sehat saja," balas Kayano seraya tersenyum ramah. Yukari yang melihat interaksi antara ayahnya dengan paman berwajah tampan itu hanya bisa cemberut karena merasa diabaikan, lalu berlari dan memeluk kaki Reza erat.

"Eh? Yuuka-chan?" panggil Reza dengan nada bingung seraya menoleh kearah Yukari yang memeluk kakinya erat. "Otou-chan... Asobi ni iku, (Otou-chan... Temani aku main,)" ucap Yukari seraya mengeratkan pelukannya. Reza hanya bisa tertawa seraya mengangkat Yukari ke gendongannya, lalu berkata pada Jae Sung, "Nah, sobat, kenalkan ini putriku Yukari, dan disana adalah kakak kembar Yukari, Sasuke, dan juga istriku, Mitsuki."

Jae Sung ternganga saat mendengar nama istri Reza, lalu bolak-balik menoleh antara Yukari, Sasuke, dan Mitsuki. "Tunggu! Bukannya dia ini Reira Mitsuki si primadona jurusan Fashion itu?! Sekarang dia jadi istrimu?! Wah, kau beruntung sekali, kawan," ujar Jae Sung berkelakar diikuti tawa lebar dari Reza. Mendengar bahwa namanya disebut membuat pipi Mitsuki merona malu, lalu diam-diam mengeluarkan aura angker dari tubuhnya yang ia tujukan kearah duo sahabat itu.

"Hwang Jae Sung! Kamu ini kenapa lama sekali sih? Lihat, Nayeon sampai marah gara-gara kamu tinggal tadi!" omel seorang wanita yang tiba-tiba saja datang menghampiri bersama seorang anak yang tampak lebih tua daripada Sasuke dan Yukari. Anak itu memandangi Jae Sung dengan tatapan kesal, disertai wajah cemberut yang membuatnya terlihat imut.

"Appa, wae geuleohge olae geollyeossnayo? (Papa, kenapa lama sekali?)" tanya anak yang dipanggil Nayeon itu dalam bahasa Korea, membuat Sasuke memiringkan kepalanya seraya menatap penasaran kearah Nayeon. "Nayeon, maaf kalau Papa lama ya. Papa bertemu dengan teman lama Papa," ujar Jae Sung seraya berjongkok dan mengusap kepala Nayeon. "Naze Papa wa nihon-go ni tsukau no? (Kenapa Papa menggunakan bahasa Jepang?)" Nayeon bertanya seraya mengarahkan pandangannya pada Sasuke yang menatapnya dengan kagum. (Menurut pandangan Nayeon)

"Soalnya mereka tidak bisa berbicara bahasa Korea, Nayeon, kan tidak enak kalau kita bicara dengan bahasa yang tidak mereka mengerti," jawab Jae Sung seraya berdiri dan menarik Nayeon sedikit mendekat kearah Reza. "Reza, kenalkan, ini putriku Kim Nayeon, dan yang di belakangku ini adalah istriku, Kim Hyejin," ujar Jae Sung memperkenalkan keluarganya pada Reza. "Salam kenal, namaku Kim Hyejin, tolong panggil saja aku Hyejin," ucap Hyejin dengan sedikit terbata karena tidak terlalu mahir dalam berbahasa Jepang.

"Salam kenal, Ahjussi, namaku Kim Nayeon," Nayeon memperkenalkan dirinya seraya membungkuk 35 derajat kearah Reza dan keluarganya. Reza sedikit kagum pada Nayeon karena bisa berbahasa Jepang dengan fasih, lalu balas membungkuk pada Nayeon diikuti Mitsuki, Sasuke, dan Yukari. "Wah, anakmu fasih sekali dalam berbahasa Jepang, kawan. Apa kau mengajarinya sejak kecil?" tanya Reza pada Jae Sung yang hanya bisa tersenyum malu-malu seraya menggaruk belakang kepalanya.

"Hahahaha, aku hanya sudah memperkirakan bahwa aku akan dimutasikan ke cabang Jepang oleh perusahaanku, jadi aku mengajarkan bahasa Jepang pada Nayeon sejak dia masih kecil," jawab Jae Sung. "Wah wah, tidak heran kalau dia bisa bahasa Jepang sampai seperti itu, dan juga, kelihatannya dia sedikit lebih tua dari Sasuke dan Yukari, berapa usianya?" Reza kembali bertanya dengan antusias.

"Enam tahun, Ahjussi, usiaku enam tahun," bukan Jae Sung yang menjawab pertanyaan Reza, melainkan Nayeon sendiri. Hal itu tentu saja mengundang decak kagum dari Reza, Mitsuki, dan Kayano. "Wah, ternyata kamu lebih tua daripada Sasuke dan Yukari ya, Nayeon. Apa kamu mau bermain dengan mereka sebentar?" tanya Mitsuki yang menggandeng Sasuke. Nayeon hanya mengangguk dengan senyum di wajahnya, lalu Mitsuki pun menyerahkan Sasuke pada Nayeon, begitu pula dengan Yukari yang tadinya berada dalam gendongan Reza.

"Nayeon-oneechan, Onee-chan benar-benar keren!" puji Yukari saat Nayeon membawanya dan Sasuke menuju area kuil. "Benarkah aku sekeren itu?" tanya Nayeon seraya menoleh kearah Yukari yang menggenggam tangan kanannya. "Iya, Nayeon-oneechan bisa bicara dengan bahasa lain yang Yuuka tidak mengerti," jawab Yukari ceria. Nayeon hanya bisa tersenyum saat mendengar nada ceria dari Yukari, lalu menoleh kearah Sasuke yang hanya diam.

"Kenapa kamu diam saja, Sasuke?" Nayeon bertanya pada Sasuke yang tak henti-hentinya menoleh ke kanan dan kiri seraya melempar senyum ke setiap arah. Terkadang, Sasuke melambaikan tangannya pelan pada udara kosong, membuat Nayeon hanya bisa menatap curiga kearah Sasuke. "Sasuke, apa yang kamu lihat?" Nayeon kembali bertanya pada Sasuke dengan nada menyelidik.

"Nandemo arimasen, zenzen, (Tidak ada apa-apa, sama sekali tidak ada,)" jawab Sasuke dengan senyuman polos, meski Nayeon yakin bahwa senyuman polos Sasuke itu palsu. "Baiklah kalau kamu bilang begitu, ayo kita lanjut jalan, jangan lepaskan tanganku, oke?" ujar Nayeon pada Sasuke dan Yukari yang dijawab dengan anggukan patuh. Ketiganya lalu kembali berjalan mengelilingi area kuil itu, dan terkadang berhenti saat menemukan hal yang menarik.

"Nayeon, eodiya? (Nayeon, kamu dimana?)" panggil sebuah suara yang terdengar seperti seorang wanita berusia perempat baya. Mendengar namanya disebut membuat Nayeon menoleh ke belakang, apalagi suara itu terdengar seperti suara bibinya. "Rin imo, na yeogiiss-eo, (Tante Rin, aku disini,)" seru Nayeon pada seorang wanita perempat baya yang memiliki paras yang mirip dengan Hwang Jae Sung. Wanita itu lalu berjalan mendekati Nayeon yang sedang membuat patung boneka salju bersama Sasuke dan Yukari.

"Eodi iss-eoss ni, Nayeon? Geudeul-eun nugu-ibnikka? (Kamu dari mana saja, Nayeon? Mereka siapa?)" tanya wanita itu pada Nayeon seraya memegangi pipi anak itu. "Geudeul-eun appaui chingu, imoui aideul-ibnida, (Mereka anak-anak dari teman Papa, Tante,)" jawab Nayeon sambil sedikit mendorong Sasuke dan Yukari kearah bibinya. "Aitsu-tachi no namae wa Sasuke-kun to Yukari-chan da, (Nama mereka adalah Sasuke dan Yukari,)" ujar Nayeon menambahkan, kali ini menggunakan bahasa yang bisa dimengerti oleh Sasuke dan Yukari.

"Domo, (Halo,)" "Konnichiwa, (Selamat siang,)" ucap si kembar bersamaan, membuat sang bibi hanya bisa tersenyum kecil saat melihat mereka. "Domo, Sasuke-kun to Yukari-chan, Obaa-san no namae wa Shin Min Rin, Rin-obaasan to yonde kudasai, (Halo, Sasuke dan Yukari, nama Tante adalah Shin Min Rin, panggil saja Tante Rin,)" ujar Rin pada Sasuke dan Yukari yang hanya bisa terpukau melihat kecantikan wanita Korea itu.

Secara mengejutkan, Sasuke berjalan maju kearah Rin, lalu mengambil tangan wanita itu dan menggenggamnya dengan kedua tangan mungilnya. "Samui.... Yuki Onna no yō ni, (Dingin..... Seperti Yuki Onna,)" gumam Sasuke saat menggenggam tangan Rin. Rin yang mendengar perkataan Sasuke merasa sedikit bingung, lantas bertanya pada anak itu, "Douiu imi desuka, Sasuke-kun? (Maksudnya apa, Sasuke-kun?)"

"Obaa-san wa ningende wa arimasen, Obaa-san wa motto Yuki Onna no yōdesu... Norowareta Yuki Onna da.... (Tante bukanlah manusia, Tante lebih seperti Yuki Onna... Yuki Onna yang dikutuk....)" jawab Sasuke dengan senyuman yang tidak bisa Rin temukan pada anak usia 4 tahun lainnya.

つづく

avataravatar
Next chapter