Bab.1

" bundaaa, aku menang olimpiade matematika, juara satu" seorang gadis cantik yang memakai seragam Abu-abu putih dan berjilbab, sedang memekik kegirangan.

" bund? " Rista mencari cari keberadaan bunda nya.

Terlihat, bahwa bunda nya sedang menonton televisi dengan adik nya yang sedang tiduran di paha sang bunda.

" Bunda, Rista dapat juara lomba lagi " ucap Rista sambil mendekat ke tempat bundanya duduk.

Bunda nya hanya melirik nya sekilas.

" Buang aja pialanya, bunda gak butuh prestasi kamu " ucap bunda sinis.

" bunda gak bangga apa aku berprestasi " tanya Rista lirih sambil menundukkan pandangan nya ke bawah.

" Bunda gak butuh prestasi dari anak seperti mu, sana ganggu aja " usir nya.

Rista berjalan menuju tangga untuk pergi ke kamar nya. Harapan tentang semoga bunda nya tak mengacuh kan nya lagi, hancur berkeping keping.

Anak mana yang tidak sakit hati ketika ia mendapatkan prestasi, bahkan orang tua nya mengucapkan selamat pun tidak, malah memberi nya hinaan semata.

" Kenapa semua orang membenci ku " batin nya lirih sambil mengusap air mata nya yang meleleh.

" Ya Allah, tabah kan lah hati ku untuk menghadapi sikap keluarga ku, balik kan lah hati mereka semua nya Ya Alloh" mohon nya lirih sambil menengadahkan tangan nya ke atas.

" Robbana Atina fiddun ya khasanah, wa fil akhiroti khasanah waqina adza bannar "

" Amin "

" Gak papa, Mungkin ini ujian yang Allah berikan kepadaku "

Rista menaruh piala nya di lemari belajar nya. Disitu terdapat banyak piala dalam bidang Akademik maupun non akademik.

Dari atas terdengar gelak tawa yang menggelegar. Ia tebak pasti itu suara ketiga perempuan kesayangan nya. Jujur didalam hati, ia iri melihat kebahagiaan mereka bertiga tanpa nya. Tapi ia berusaha menguatkan hati nya untuk sabar.r

.......................................

Malam hari pun tiba, terdengar suara azan yang merdu dari Handphone nya, pertanda waktu sholat Maghrib tiba.

Rista yang taat dalam aturan agama Islam pun langsung mengambil air wudhu dan melaksanakan sholat.

Dia tahu bahwa sholat sendirian hanya mendapatkan 1 pahala, tapi apa daya nya. Di Rumah nya jauh dengan masjid dan mushalla, ia pernah mengajak anggota keluarga nya untuk sholat berjamaah tapi ia hanya mendapatkan penolakan.

Setelah menunaikan sholat nya, Rista keluar kamar nya untuk makan bersama keluarga nya, lebih tepatnya dia makan sendirian di dapur, itu pun dari dahulu.

" assalamualaikum" Rista mengucapkan salam kepada mereka bertiga.

" waalaikum salam " jawab mereka menggumam.

" bund, sini Rista bantu " Rista menawarkan bantuan tapi tak digubris sang bunda.

Rista pun hanya diam, dan tujuan terakhir nya disini adalah menuju dapur untuk makan sendiri.

" apakah aku bisa kuat untuk tetap tinggal di sini " tanya nya dalam hati.

Rista selesai makan malam dan melaksanakan tugas nya. Yaitu mencuci piring setelah dirinya makan. Bukan piring diri nya sendiri, tapi piring mereka juga.

" Alhamdulillah" gumam nya.

" bund, Rista pamit mau ke atas " pamit nya dan mendapatkan deheman saja.

Rista pun berlalu dari hadapan bunda nya.

" besok lusa waktu nya ujian kelulusan " gumam nya pelan setelah mengetahui Info dari grub kelas XII IPS 1.

" Mending aku belajar " Rista mulai membuka buka buku paket Nya yang sudah dipegang nya.

Jam menunjukkan sudah pukul 19.07 Wib. Tak lama kemudian terdengar lagi adzan sholat isya.

Tak ingin mengulur waktu, Rista segera menunaikan sholat isya. Ia sudah selesai sholat dan berpikir untuk melaksanakan apa lagi.

" Oh ya, aku mau nulis diary" ucap nya setelah berpikir.

Rista dari dahulu memang suka menulis tentang kejadian hari ini di buku diary nya.

Diary ku Tanggal 1 Maret 2023

Hari ini aku mendapatkan juara 1 lomba olimpiade matematika. Dan seperti biasanya bunda tetap mengacuhkan ku. Ini adalah prestasi ke 18 yang aku dapatkan.

Kenapa bunda dan kedua adik, kakak ku pada mengacuhkan ku?

Mungkin aku pernah membuat kesalahan yang tak pernah bisa mereka maafkan.

Rista menutup buku diary berwarna biru muda nya.

Pertanyaan yang ditulisnya tak pernah ia mendapatkan jawaban sepatah kata pun.