26 Ingin Berdua Denganmu

"Leo jemput gak Lit?" Tanya Angel usai mengunyah makanannya.

"Oh iya lupa! Leo jemput, aku harus buru-buru balik ketoko, soalnya aku gak bilang ada disini" jawab Lita panik segera bangkit dari duduknya langsung meraih tas selempang hitam yang diletakkan di kursi sebelah kirinya.

"Ngapain harus ketoko lagi Lit, minta jemput disini aja" sambung Angel sambil menghentikan gerakan Lita yang terlihat kalang kabut didepannya.

"Hmm... yaudah aku telpon dia dulu deh ka" balas Lita sambil meraih ponsel dari dalam tasnya untuk menghubungi Leo.

Alih-alih suara Leo yang terdengar dari seberang sana, ternyata malah suara operator yang berbicara jika nomor yang dihubungi sedang tidak aktif.

"Kok HP nya gak aktif ya?!" Dumel Lita yang masih memandangi layar ponselnya dengan wajah cemberut.

"mendingan kamu langsung pulang aja deh Lit, gak perlu ke toko lagi pasti kamu juga capek kalau harus mondar mandir lagi" ucap Angel sambil menarik Lita agar duduk kembali.

Otomatis Lita ikut duduk.

"Tapi aku harus kabarin Leo dulu kak"

"Enggak perlu cantik, aku pesenin taxi online aja buat kamu oke! jadi.. kamu bisa sampai dirumah sebelum Leo berangkat jemput" bujuk Angel, jemarinya sibuk menekan layar sentuh ponselnya langsung memesan taxi online untuk sahabat baik yang dipanggilnya cantik itu.

"Tapi kak-"

"Gak ada tapi tapi an! nih udah aku order taxinya" tegas Angel sambil menyodorkan tampilan layar handphonenya ke arah Lit.

"Serius kak?!" Seru Lita memastikan "nanti kalau ternyata Leo udah jalan jemput ke toko gimana?" raut wajahnya terlihat agak khawatir.

"Yaudah derita dia, siapa suruh HP nya enggak aktif" kekeh Angel cuek.

"Ish kak Angel" Lita menepuk pelan pundak senior di kampusnya yang kini menjadi sahabatnya itu.

"Nih udah dapet Lit! yuk aku antar ke bawah!" seru Angel heboh setelah melihat notifikasi di ponselnya dari driver yang siap pick-up.

"Aku aja yang anter Lita" timbrung Alex yang sedari tadi diam memperhatikan Angel dan Lita sambil makan bubur yang dibawakan Angel. Padahal dilubuk hatinya, dia masih tidak rela melepas Lita untuk pulang.

"Kamu kan lagi sakit, istirahat aja sana kalau udah selesai makannya" cetus Angel.

"Apa sih, emang aku anak kecil" sanggah Alex langsung bangkit dari duduknya "ayo Lit aku antar ke loby" lanjut Alex sambil meraih tangan Lita yang masih duduk disampingnya. Sampai akhirnya si yang punya tangan reflex ikut berdiri.

"Yee ni anak kebiasaan, dikhawatirin malah ngelunjak" decak Angel ikut bangun dari tempat duduknya menghadang langkah Alex dan langsung memukul bahu Alex.

"Aw sakit!" Pekik Alex meringis sambil mengusap bahunya yang terkena pukulan kakaknya.

"Bodo amat, emang enak! sana masuk kamar, kakak aja yang anter" omel Angel sekali lagi sambil menghempaskan-hempaskan tangannya seolah mengusir Alex agar masuk kamar.

"Ampun deh kak! aku jadi enggak enak kalian malah jadi berantem gini gara-gara aku, udahlah aku ke bawah sendiri aja" timbrung Lita menarik nafasnya dalam merasa tidak enak dengan kedua saudara yang seperti Tom&Jerry itu.

"Ayo Lit! Jangan dengerin cewek bar-bar itu" kesal Alex langsung menarik tangan Lita sambil berjalan keluar.

"Alex!! Kamu itu ya Bener-bener deh" teriak Angel mengejar mereka dibelakang.

Lita menoleh ke arah Angel menggerakkan mulutnya tanpa bersuara "udah enggak apa-apa kak" begitulah seharusnya yang terdengar, kemudian mengimbangi langkah Alex lagi.

Angel mengangguk faham "oke" ucapnya pelan.

"namanya bapak Supriyadi plat mobilnya B1050KLI" ucap Angel diujung pintu keluar, sambil menatap punggung adiknya yang bahkan tidak menoleh sedikitpun, serta menatap Lita yang melambai padanya.

"Oke! Makasih ya kak! Bye bye!" Balas Lita.

***

(Voc Alex)

Sungguh aku benar-benar berharap malam ini bisa terus bersama dengannya, aku hanya tidak rela jika dia pulang bertemu dengan suami tukang selingkuhnya itu.

Sial! kenapa juga tadi harus kututupi kelakuan suaminya yang sedang bermesraan dengan wanita lain itu, harusnya kubiarkan Lita melihatnya saja kan!

Kalau itu yang kulakukan bukankah Lita akan ada bersamaku saat ini, dan tidak ada alasan untuknya mau terus bersama dengan suami berengseknya itu.

"Lex! Pak Alex! Kamu baik-baik aja?" ucap Lita sambil menepuk pelan lenganku karena mendapatiku bengong sambil menatap nanar pintu Lift setelah menekan tombol LB.

"Hmm" anggukku memberikan isyarat kalau aku baik saja " sumpah aku hanya ingin menciumnya saat ini, apa boleh kulakukan?" Batinku memberontak akibat menatap bibirnya.

"Aku benar-benar enggak masalah kalau harus keloby sendiri kok, kamu juga kan lagi sakit, pasti kak Angel khawatir bang-"

Cup, singkat langsung kukecup bibirnya "bawel" ketusku langsung membuang muka darinya dan menghadap kearah pintu lift lagi.

Kulirik Lita, Matanya membulat kaget, tangannya segera menyentuh bibir yang baru saja kukecup.

"Enggak sopan" dengusnya marah dengan waja sinis "ternyata yang berengsek itu kamu, bukan suamiku yang pastinya enggak akan ngelakuin hal begini" ucapnya menahan kesal.

Entah mengapa ucapannya malah menyulut emosiku, mengingat apa yang kulihat hari ini tentang suaminya. Dia yang tidak tahu apa-apa malah memuji suaminya.

Langsung kudorong Lita kedinding dan kukunci kedua tangannya keatas.

"Akh" pekiknya tanpa bisa melawanku.

"aku berengsek! Mau aku lakukan hal yang lebih berengsek dari barusan?!"

"Pak! Kamu tahu betul aku istri orang, tolong jangan melewati batas" bentaknya seolah tidak takut dengan apa yang akan kulakukan, kutatap kedua matanya ada sedikit genangan air yang masih tertahan diujung matanya.

Shit! Sial sial sial! gue hampir hilang kontrol lagi, perempuan ini benar-benar selalu membuat gue frustasi.

"Kalau ternyata suamimu lebih berengsek dariku, Jadilah milikku, tinggalkan dia" bisikku ditelinganya.

Ting! Pintu lift terbuka sebelum aku mendengar jawabannya, terpaksa kulepas kuncian tanganku dan langsung jalan keluar mendahuluinya.

****

"Kak, kakak kenal suami Lita?" Tanya Alex setelah menjatuhkan pantatnya duduk di sofa sebelah Angel.

"Ya tahu lah, Leo dan Lita itu adik tingkat kakak dikampus dulu" jawab Angel.

"Menurut kakak, dia orang seperti apa?"

"Hmm, ganteng, cool, macho, keren-" balas Angel sambil menerka apa yang ada didalam fikirannya tentang lelaki yang membuat adiknya penasaran.

"Yaelah bukan itu maksud ku" potong Alex yang sedikit muak mendengar jawaban Angel.

"Ya emang kenyataannya begitu tau, lagian kamu kenapa kepo banget?"

"Jawab dulu pertanyaan ku Dia lelaki baik baik atau bukan?"

"oke oke kakak jawab, hmm...setahu kakak dia itu bucin banget sama Lita waktu dikampus, sampe semua anak kampus baper banget kalau lihat mereka"

"Bodo amat, mau dia bucin kek atau gimana kek, aku cuma mau tahu dia itu player, tukang selingkuh atau apapun lah yang buruk tentangnya?" Keluh Alex semakin panas mendengar jawaban Angel.

"Setau kakak cuma Lita satu-satunya waktu dikampus, buktinya sampe sekarang, nikah pula sama Lita, itu artinya dia laki laki baik" terang Angel.

"Oh ya yakin!? Tapi tadi pas dirumah sakit, aku lihat suaminya sama perempuan lain tuh" nyolot Alex.

"Serius!?" Mata Angel terbelalak kaget sampai berhenti mengunyah camilannya.

"Serius" jawab Alex meyakinkan.

"Lita lihat juga?"

"enggak" geleng Alex.

"Cih, berarti kamu bohong" dengus Angel lanjut mengunyah lagi.

"Serius beneran!"

"Masa ada ditempat yang sama Lita enggak ngeliat sih, kamu salah orang kali"

"Ya Aku enggak biarin Lita lihat lah, yang ada bakalan heboh dirumah sakit nanti"

"Tetep enggak percaya, lagian heboh kenapa pula"

"Ya kalo Lita main jambak jambakan gimana sama tu cewek gimana coba, makanya aku mengalihkan perhatian Lita ke lain hal"

"Hmm" Angel diam sambil berfikir "kamu serius?!" Angel menatap Alex penuh selidik.

"Serius banget" ucap Alex penuh penekanan.

"Enggak bohong?!" Ucap Angel memastikan, yang kini fokus berhadapan dengan Alex.

"Ngapain sih aku bohong"

"Apa aja yang kamu lihat?!" Tanya Angel penasaran.

"tu si brengsek ngelus perut si cewek itu, cubit idung si cewek itu dan si cewek itu gelendotan manja sama si cowok itu" jelas Alex antusias.

"Masa?! Seriuuus?!" Angel syok setelah mendengar penjelasan Alex.

Yah setelah difikir lagi, tidak menutup kemungkinan perselingkuhan terjadi dalam rumah tangga, terlebih mengingat pernikahan mereka yang terbilang cukup lama belum dikaruniai anak.

"Coba nanti kakak cari tahu" ucap Angel gelisah sambil memikirkan ucapan adiknya, dan langsung memikirkan tentang Lita.

***

Dijam yang sama

"Sayang!" Ucap Indah sambil memeluk punggung Leo yang baru saja menutup pintu kulkas.

"Indah! Nanti ibu Lihat" bisik Leo panik sambil melepas pelukan indah.

"Ibu udah tidur" decak Indah "kebiasaan deh mas, kamu panikan banget, kan aku udah bilang, aku enggak bakalan ngelakuin hal begini kalau situasinya enggak memungkinkan, bikin BT aja deh" celoteh Indah sambil manyun.

"Iya iya maaf sayang" ucap Leo langsung memeluk Indah.

"aku cuma reflex aja sayang, kamu tahu kan posisi kita gimana?".

"Iya aku tahu, tapi gimana lagi kayaknya dari tadi debaynya minta dielus elus nih" manja Indah.

"Sebenernya debaynya atau kamu sih yang manja begini?!"

"Aku juga sih" kekeh Indah langsung mengecup bibir Leo.

"Tuh kan mancing mancing, aku mau jemput Lita loh"

"Nanti dulu, manjain aku dulu, jemput mbak Litanya bisa telat telat dikit kan, pasti mbak Lita tetep nungguin kamu kok disana" manja Indah lagi.

"Sayaang, kasihan Lita nungguin aku kelamaan nanti, aku jalan dulu yah, besok kita bisa manja manjaan di tempat biasa"

"Ish enggak mau, aku mau dimanjainnya kan sekarang mumpung ibu sama putri udah tidur, BT deh" ucap Indah merajuk melepas pelukannya dari Leo.

"Sayang! jangan ngambek dong, yaudah besok kita mampir dulu kehotel oke" rayu Leo.

"Aku bilang maunya sekarang titik" Indah berbalik badan meninggalkan Leo.

"Ndah!" Kejar Leo "tunggu, jangan ngambek terus dong, kasian debaynya kalau kamunya bawaannya marah, kesel kaya begini" ucap Leo setelah menahan tangan Indah.

"Makanya jangan bikin aku kesel terus" ucap Indah manja.

Hati Leo luluh, mengalah pada Indah.

Perlahan Leo memeluk tubuh Indah lagi, membelai lembut rambut Indah, dikecupnya kening Indah dan bibir Leo terus turun mencium ujung hidung Indah.

"I Love you" bisik Leo diselingi kecupan lembut dipipi Indah dan menjalar menuju bibir Indah.

Bibir dua insan itu sudah bersatu dan saling berpagutan, semakin lekat dan intim kedua bibir itu saling melumat diselingi desahan nafas bergairah keduanya.

"Mas lanjut didalam kamar" bisik Indah sambil melingkarkan tangannya di bahu Leo.

Tak fikir panjang Leo segera menggendong Indah masuk menuju kamar cintanya yang selama ini hanya diperuntukkan Istri satu satunya.

Sambil berjalan Leo tak henti melumat bibir wanita yang kini berada dalam gendongannya.

Deru nafas yang semakin panas membuat mereka berdua semakin berhasrat.

Leo duduk diatas kasur, masih menggendong Indah, dan jadilah sekarang Indah duduk diatas pangkuan Leo.

Sambil melumat bibir Indah, tangan Leo meremas gundukan dada Indah yang masih tertutup lingery terasa semakin besar karena kehamilannya.

"Sshh sakit sayang, pelan pelan aja ash" bisik Indah.

Leo mencumbui leher Indah, sambil tangannya menyingkap tali lingery dan tali bra Indah secara bersamaan menyembul lah keluar kedua buah dada Indah.

Dijilat dan diemutnya lembut puting Indah.

"Asshh sayang, jangan dihisap putingku sakit kalau dihisap, ahhshhh" desah Indah menikmati permainan Lidah Leo.

Bibir Leo sibuk menjilat payudara Indah, kini tangannya sigap masuk kedalam celana dalam Indah, menyentuh milik Indah yang sudah basah tenggelam dalam hasratnya.

"Ahsh aah" pekik indah los ketika dua jari Leo masuk kedalam miliknya.

Leo segera melumat bibir Indah lagi, menahan desahan Indah agar tidak los, sambil mengocok cepat kedua jarinya didalam milik Indah.

Nafas Indah memburu secepat jari jari Leo yang bermain dalam miliknya.

Tubuh Indah mengejang, tangannya semakin erat memeluk Leo, sampailah Indah pada kelimaksnya.

"Ahshh ahahh aku sampai ashhh" desah Indah pelan.

Leo langsung mencumbui bibir Indah yang meracau menikmati klimaksnya dan segera membaringkan Indah, menarik celana dalam Indah melepaskannya.

Leo memasukkan batang miliknya yang sudah tegang selama pemanasannya dengan Indah tadi.

Digenjotnya cepat milik Indah yang sudah basah cplak cplok suara benturan kulit mereka memenuhi ruang kamar diselingi desahan hasrat mereka yang semakin menggila.

***

Dijam yang sama.

Mata Lita nanar memandang keluar jendela mobil, fikirannya melayang mengingat ucapan Alex didalam lift tadi.

"kalau ternyata suamimu lebih berengsek dariku, Jadilah milikku tinggalkan suamimu" terngiang lagi ucapan Alex dalam lamunannya.

"Ah aku sudah gila, kenapa juga aku anggap serius kata katanya, tapi bukankah aku yang terlihat seperti istri yang berengsek, bisa bisanya berdebar dengan lelaki lain, berpelukan bahkan berciuman dengan lelaki lain, Lita kamu benar benar penghianat!" batin Lita merutuki dirinya sendiri.

Hati Lita gusar wajahnya merona mengingat kecupan singkat Alex, bahkan ketika tubuhnya didorong dan tangannya terkunci dalam tangan kokoh Alex membuat jantungnya semakim berdebar.

"Maafkan aku mas, hari ini aku terjamah lelaki lain lagi" batinnya lagi penuh penyesalan.

avataravatar
Next chapter