webnovel

Aturan Keluarga Xu

Editor: Wave Literature

Seketika setelah postur tubuhnya yang tinggi dan tegap itu turun dari mobil. Sosoknya tampak seperti memancarkan aura yang sangat dingin, hati Xu Qiaoqiao langsung merasa gemetar dan dipenuhi rasa takut!

Dengan segera ia membalikan badannya, dan berusaha menutupi wajahnya sambil bersembunyi di belakang mobil.

'Dia, bagaimana dia bisa muncul di rumah keluarga Xu? Apakah…' Pikir Xu Qiaoqiao. Ia sangat mengenal sosok pria ini. 

Baru saja ia menduga-duga, tiba-tiba ia mendengar pelayan itu memperkenalkannya, "Nona, ini adalah Tuan Xu, ia juga adalah pemegang bisnis dalam keluarga ini."

'Sungguh! bukankah ini menunjukan bahwa dunia itu memang sempit?' Xu Qiaoqiao seakan merasa bermimpi mengalami semua ini.

Tentu saja Xu Qiaoqiao mengingat kejadian itu, ia telah mengejeknya dengan lelucon teraneh sepanjang masa 'Selamat kau menjadi ayah'. Ingatan yang bersekelebat itu membuat wajahnya menjadi benar-benar muram, Xu Qiaoqiao sampai tidak bisa menahan keringatnya yang sudah bercucuran.

Saat itu ia merasa bahwa sikap pria itu benar-benar sombong, tidak ada simpati sedikitpun pada seorang wanita yang sedang hamil. Sikap menyebalkan pria itulah yang membuat dirinya bersikap berlebihan.

Untungnya pria ini seperti tidak menganggapnya, ia segera membawa mobil itu ke garasi rumah. Xu Qiaoqiao hanya memandang pria itu melewati dirinya dengan mobil hitam miliknya. Sayangnya, pria itu sama sekali tidak menoleh ke arahnya.

Xu Qiaoqiao menghela napas dengan lega, kemudian ia menatap pelayan rumah dan bertanya dengan bingung, "Paman Rong, apa hubunganku dengannya?"

Pelayan itu ikut heran dengan pertanyaan Xu Qiaoqiao, setelah mengerutkan keningnya beberapa saat barulah ia mengatakan, "Hmmm, anggap saja dia adalah saudara laki-lakimu."

Xu Qiaoqiao mengangkat alisnya dan berteriak dalam hati, 'Benarkah dia benar-benar saudara laki-laki? Ya, saudara laki-laki! Tapi kenapa "anggap saja"?' 

Pelayan itu dengan bingung mengatakan, "Tuan sepertinya mengalami sesuatu yang buruk hari ini, dan saya tidak tahu apa yang menyebabkan ia kesal."

Xu Qiaoqiao masih menggerutu dalam hati 'Ow... ow... ow. Tidak salah lagi, itu pasti karena aku.'

Pelayan itu mengingatkannya lagi, "Nona, aku hanya mengingatkan Anda, jika Anda ingin merasa nyaman hidup di keluarga Xu, maka jangan sekalipun menyinggung perasaan Tuan Muda."

Tapi ia sudah terlanjur menyinggungnya, 'bagaimana ini?' Dalam hati, ia masih bergumam.

"Kamu juga tidak perlu memperhatikannya secara khusus, Tuan paling membenci orang lain yang melakukan kontak fisik dengannya." Lanjut pelayang Rong yang menyampaikan dengan bijak.

Sayangnya Xu Qiaoqiao telah melakukan lebih dari itu dan kesan paling buruknya adalah dirinya juga telah mencium Tuannya itu dengan paksa. 

Mengingat kembali ciuman itu, Xi Qiaoqiao merasa jika seluruh kepalanya sudah membesar dan siap meletus, selesai sudah!

Xu Qiaoqiao melirikkan matanya, ia bertanya, "Paman Rong, ini mungkin hanya sebuah kemungkinan, bisa saja aku ini bukanlah anak dari keluarga Xu. Apakah mungkin kamu telah menjemput orang yang salah?"

******

Pelayan itu tertawa, "Hahaha, bagaimana mungkin! Baiklah, Nona perlu pergi bersamaku sebentar untuk melihat Nyonya Besar, dia telah menunggu terlalu lama."

Pada saat mobil Xu Mushen melewati pintu utama, ia bukannya tidak melihat mobil yang ditumpangi Xu Qiaoqiao. Sebagai keluarga, tentu ia juga tahu bahwa hari ini akan ada saudara perempuan yang dibesarkan di panti asuhan akan kembali ke rumah ini.

Namun sebagai pria yang dingin, ia sekarang sedang tidak berminat untuk memedulikan saudaranya yang telah datang ini.

Dengan wajah muram, ia langsung naik menuju ke kamarnya. Dengan malas melepaskan helaian jas dari tubuhnya dan berpikir bahwa wanita yang ada di parkiran waktu itu telah menyentuh pakaiannya ini. Xu Mushen melemparkan pakaian itu ke tanah dengan jijik.

Kemudian ia melirik ke belakang, di sana ia melihat sang supir dengan bantal di tangannya.

Bantal itu membuat kemarahannya semakin bertambah, dalam suaranya ada napas haus darah yang tidak terkendali, "Bakar benda ini!"

"Baik Tuan." Sopir itu ketakutan hingga tidak bisa bernapas, seakan tubuhnya tidak sanggup menghirup udara.

Selama bertahun-tahun ia bersama Tuannya, ini baru kali pertama ia melihat Tuannya murka seperti itu.

Xu Mushen memerintahkannya untuk keluar, setelah itu ia pun masuk ke kamar mandi.

Setelah selesai mandi, ia menyentuh bibirnya dan berjalan ke arah cermin. Kini pandangannya tertuju pada bibirnya yang memerah.

Bibirnya telah digigit oleh wanita itu dan meninggalkan bekas yang membuat kulitnya sedikit terluka.

Matanya menyipit, dan makin bertambah kesal!

Tentu bukan karena dirinya telah diejek seseorang. Justru karena ia mengetahui jika wanita yang menciumnya tadi adalah seorang selir!

Di waktu yang sama, seseorang mengetuk pintu dari luar. Ternyata hanya seorang pelayan, pelayan itu dengan hormat melaporkan, "Tuan, Nyonya Besar berpesan jika Anda sudah tidak sibuk atau punya waktu luang, turunlah untuk bertemu Nona Muda yang baru saja tiba."

Xu Mushen merunduk dan menenangkan suasana hatinya. Sedetik kemudian ia berdiri, "Aku mengerti!"