webnovel

Aku Kamu dan Masa itu

Happy ending stories' TAMAT!! Vol3 Di khianati. di hina. di remehkan. Via gadis pantai yang merasakan semuanya. setelah di khianati oleh tunangan dan keluarga calon mertua. Dia harus bertemu seorang Azka yang suka membully. puncaknya saat Via bekerja sebagai sekretaris CEO sukses itu! Vol2 Kaya. sukses. disukai banyak pria. itulah Ailee, seorang artis yang sangat di segani karena latar belakang keluarga. tapi dari beberapa pria yang mengincarnya. hanya dokter muda bernama Yosep yang mampu mempermainkan cinta dan perasaanya. Vol1 perjalanan hidup Mario yang penuh liku. mengantarkan takdir buruk. hingga kenyataan begitu membingungkan. dunia seakan terbalik ketika tahu siapa Mario sebenarnya yg komen terimakasih aku membacanya walau kadang kesulitan membalas via aplikasi soalnya buka WN.. kalau buka di web aku lgsng balas semua.. semnagat menulis, terimakasih untuk yg mau mampir dan baca

Ayun_8947 · Urban
Not enough ratings
440 Chs

Bertemu kembali...

Dia menyambut iparnya dengan senyuman. Terlihat jelas wajah Ailee tak begitu baik.

"Aku ingin coklat hangat dan potongan besar roti greentea" pinta Ailee. Dia membenarkan syalnya hingga menutupi dagu dan sebagian bibir. Kacamata hitamnya penuh hampir menutupi sebagian wajah Ailee. Bey melirik bingung. Sesuatu yang buruk terjadi dengan iparnya ini. Dia tak biasanya terlihat murung. Bey duduk di hadapan Ailee, tangannya menggenggam pelan tangan Ailee.

"Apa kau baik baik saja?" Pertanyaan Bey membuat tarikan nafas Ailee terasa berat. Gadis itu membetulkan kacamata besarnya. Di balik lensa hitam itu bola mata Ailee menahan tangisnya. Dia bisa melihat wajah Bey yang lebih baik sekarang. Itu membuat Ailee senang. Tapi beban nya tak bisa membuat wajahnya meraut senang. Ailee mengetahui semua yang terjadi diantara Bey dan Reo. Semua itu membuat Ailee penuh beban.

"Ailee apa kau baik?" tanya Bey sekali lagi. Ailee bangun dari tatapan kosongnya. Dia segera menyambut gelas coklatnya dari nampan Jeany. Gadis itu bersikap seolah olah semua baik baik saja.

"Aku hanya sedikit lelah dan kurang tidur. Ada banyak pekerjaan dan sekarang aku harus kembali syuting" ujar Ailee sembari melepas kacamatanya. Dia menyipitkan mata ke arah Bey yang terkejut melihat wajah polos iparnya itu.

"Lihat, bahkan kantung mataku sungguh luar biasa. Sepertinya di kantung ini ada banyak beban ajaib seperti kantong doraemon" Bey tertawa mendengar lelucon Ailee. Kantung mata itu jelas membengkak, benar kata Ailee seperti kantong doraemon. Ailee memakai sunglasses nya lagi. Dia ingin menutupi wajah polosnya.

Bey mengambilkan roti Ailee. Dia menyuapkan pada iparnya dengan penuh kasih. Ailee menerima dengan lahap. Keduanya terlibat obrolan kecil sambil tertawa ringan. Wajah ceria Bey membuat Ailee bisa tersenyum juga. Wajah penuh senyum Ailee membuat Bey merasa bahagia. Keduanya berbagi suka bersama.

"Apa kau mau ikut dengan ku?" 

"Kemana" Ailee bingung melihat Bey mengangkat kotak roti dan bangkit dari duduknya.

"Menyapa tetangga baru" ujar Bey menunjuk gedung baru di seberang jalan. Ailee menatap arah telunjuk Bey dan mengangguk setuju. Keduanya bergandengan meninggalkan toko roti keluarga Bey.

"Apa itu cafe?" tebak Ailee

"Entahlah. Mari kita lihat saja" Keduanya melangkah cepat menyeberangi jalan raya.

Ketika Bey dan Ailee melangkah santai di penyebrangan jalan. Keduanya masih sibuk berbagi senyum dan obrolan. Saat itu Mario keluar dari ruko nya. Dia menutup pintu dan bergegas meninggalkan rumahnya.

Ailee meraih kotak roti Bey, dia ingin membantu membawakan. Keduanya menatap bersamaan kotak roti besar yang Bey bawa. Bey mengatakan tidak dan dia berhati-hati membawa box roti di tangannya. Mario masuk ke dalam taxi dan meninggalkan lokasi.

Ailee dan Bey kecewa mendapati tanda closed di pintu. Keduanya mencoba mengintip diantara tirai yang tersingkap.

"Artwork" gumam Ailee mendapati bayangan lukisan besar di dalam sana.

"Sepertinya ini koleksi seorang artist" ujar Ailee dengan wajah takjub. Bey mengangguk setuju.

"Apa dia terkenal?" tanya Ailee penasaran. Bey menggeleng. Dia tak punya clue untuk menjawab.

"Dari bayangannya saja sudah sangat menakjubkan" gumam Ailee mencoba mencari celah yang lain. Keduanya jelas penasaran.

POV BEY

Aku meraih sekotak roti, aku telah memilih beberapa roti best seller keluargaku untuk aku berikan pada pemilik galeri di seberang sana, anggap saja ini sebagai salam perkenalan dari tokoku. Ini bukan kali pertama, pagi tadi aku sudah kesana dan ternyata tutup. Melihat sedikit karya yang terpajang di cela hordeng membuatku semakin penasaran. Aku ingin kesana sekali lagi

Aku sudah tak sabar seperti apa hasil jepretan pemilik studio di seberang sana, mendengar banyak yang datang pastilah karya - karya nya mengagumkan. Aah aku sudah tidak sabar lagi..

Dengan segera aku melepas apron, merapikan sedikit penampilanku, sepertinya wajahku sedikit pucat, aku meraih pouch makeup mungil di meja, aku memoles sedikit liptint dan meratakannya, mengecap- ngecap cepat.

Saat ini pukul 03.30 sore

Toko rotiku sudah melewati jam padatnya, biasanya sangat ramai di jam pagi dan makan siang, pas sekali untuk keluar jam segini, aku jadi masih punya banyak waktu untuk menikmati galeri baru itu. Aku bergegas menyeberang jalan. Hanya mengintip saja membuat mataku enggan berpaling. Aku ingin melihat gambar itu lagi

Aku mendorong handle pintu kacanya perlahan, seketika mataku seperti dimanja. Pajangan foto foto yang indah begitu mengagumkan. Semua diambil dalam angle yang luar biasa profesional

Aku melangkahkan kaki, memasuki ruangan luas di dalam sana. Aku tak percaya bisa melihat hasil karya sebagus ini disini

Awan biru yang cerah

Langit senja berwarna orange

Bunga lavender yang tersusun rapi dan tertiup angin

Dandelion yang terbang tersapu angin

Bayi hamster yang tertidur pulas di antara hamburan kapuk

semuanya terlihat luar biasa, aku tak bisa mengalihkan pandanganku terhadap foto foto indah di sini. Aku sungguh terpesona hingga tak menyadari pemiliknya sudah berdiri di belakangku

"Apa kau menyukainya?" Suara beratnya mengagetkanku, membuat jantungku bergemuruh

Deg.. deg... deg !!

Seperti suara yang aku kenal. Aku segera memutar badan, benar saja dia orang yang aku kenal. Aku sedikit mengangkat wajah, pria itu tersenyum lebar menatap wajahku

MARIO..

Aah... Dia tersenyum lebar seperti tanpa beban, membuat nya tampak tampan dan mempesona. Aku segera mengalihkan pandangan, aku tidak boleh seperti ini. Sadarlah Bey kau sudah menikah! senyuman itu mengandung banyak racun

"Apa kau suka?" tanya Mario lagi

"Ah... i, iyaaa... aku suka" jawabku terbata, wajahku terasa panas saat kata suka itu keluar dari mulutku. Aku sadar dia menanyakan perihal karyanya bukan tentang dirinya tapi pikiranku malah membayangkan jika itu tentangnya. Pikiran apa ini!

"Kau membeli 'my sun' kupikir yang ini cocok untukmu, apakah kau menyukainya?"

Mario menyodorkan satu bingkai foto padaku, tapi aku masih bingung, tak mengerti maksud kalimatnya yang tadi

"Apa itu 'my sun'?" tanyaku tak paham

"Foto yang kau taruh di depan itu, kuberi judul my sun.." jelas Mario sambil menunjuk toko roti keluargaku. Aku mencoba mencerna kalimat Mario

Mario menangkap raut wajah bingung ku, dia menarik kan sebuah kursi dan mempersilahkan ku untuk duduk, aku hendak duduk tapi tiba- tiba aku teringat sesuatu

"Ah ini, aku bawakan roti untuk mu"

Mario meraih bingkisan yang aku bawa, dia membukanya perlahan, mengambil sepotong cheese cake dan menggigit sudutnya, aku tersenyum melihat dia menikmati kue buatan orang tuaku. Aku tersenyum sendiri melihat wajah lahap Mario hingga dia menyadari tatapanku dan membuatku merona malu. Aku segera membuang pandangan

"My sun itu memang untukmu" ujar Mario dengan tatapan menerawang ke seberang sana. Dia melihat toko roti keluargaku. Aku mengerutkan dahi tak mengerti

"Kau masih tak tahu?" tanya Mario menatap wajah bingung ku. Aku mengangguk cepat

"Foto yang kau pajang. Aku yang membuatnya"

HAH!! Aku tak tahu bagaimana ekspresi ku saat ini. Aku tak percaya dengan ucapan Mario. Saat bayangan wajahku tertangkap di dinding kaca, aku segera menutup mulut dan berlaku anggun. Tapi serius, apa itu foto Mario?

"Jadi kau si fg superM itu?" tanyaku dengan mata berkejap tak percaya. Anggukan mantap Mario membuat tatapanku kian terpukau

"Ya, itu bagus sekali" gumamku kemudian. Aku tak percaya jika yang berkirim email itu adalah Mario. Bagaimana mungkin. Ah, hal yang tak pernah kupikirkan. Kenapa aku tak pernah berpikir jika itu Mario, bahkan inisialnya pun jelas superM. Ish, aku payah sekali tak menyadari itu! ya, Ailee sudah menjelaskan, tapi tetap saja. Aku jadi kesal sendiri, bahkan jelas dari emailnya tertera potongan namaku. Kemana saja kau Bey! bodoh!

Penyesalan memang datangnya belakangan. Aku hanya bisa menarik nafas pasrah. Ini memang sudah takdir

"Aku mendengar sedikit cerita dari Ailee, apa kau akan cerita?" Mario meletakkan kotak roti, dia menghabiskan potongan yang tersisa di tangannya. Wajahnya yang meraut datar terlihat tetap tampan sambil mengecap sisa kue di jarinya. Aku bertanya dengan wajah ragu tapi penasaran

"Siapa Ailee?" tanya Mario, aku heran mendengar Mario tidak mengenal siapa Ailee

"Ailee itu sahabatku, dia juga iparku.." jelasku dengan suara pelan di akhir kalimat

"Ooh.. jadi namanya Ailee, bukan Princess" Aku tak bisa menahan wajahku sekali lagi. Aku melongo mendengar kalimat Mario. Itu terdengar lucu, mendadak tawa ku lepas. Princess, panggilan apa itu

Mario hanya tersenyum mendengar tawa kecilku, bibirnya terus saja mengembang membuat raut wajahnya semakin berseri, saat dia tersenyum matanya ikut menyipit, membuat pria itu sepuluh kali lebih tampan di mataku

Aku berusaha meredam tawaku, Mario mengambil dua gelas teh hangat, dia memutar gantungan di pintu ruko nya, memutar papan dari close menjadi open. Dia menarik kursinya lebih dekat sedikit ke arahku

"Saat itu aku masih dalam masa pemulihan, perlu waktu untuk bisa kembali sehat seperti saat ini.." Aku bisa menangkap wajah serius Mario, aku melihat sorot mata yang di dalamnya tersimpan banyak cerita yang ingin dia sampaikan, aku mendengarkan dengan seksama

"Saat aku memutuskan pulang hari itu, aku tidak pernah sampai ke rumah. Sofia menemukan ku di tepi jurang, dia dibantu pacar nya Alex berusaha mengambil tubuhku yang tersangkut di dahan pohon di sisi jurang, seingatku pengemudi mobil yang menjemputku itu adalah orang terakhir yang bersamaku..." Mario menghela nafas mencoba mengingat ulang, matanya mengawang. Aku tak bisa berkata-kata mendengar cerita Mario, tenggorokanku terasa kering

"... aku mendengar suara tembakan dan aku terbangun dalam sebuah ruangan dengan peralatan medis yang lengkap, aku mengalami koma panjang .."

Mendengar kalimat Mario membuat tubuhku seperti membatu yang tiba tiba dihantam palu besar dan memecahkan tubuhku menjadi kepingan. Kupikir kehilangan dia adalah ujian berat dalam hidupku tapi nyatanya Mario mengalami hal yang lebih berat lagi

"...aku beberapa kali menjalani operasi karena luka tembak di tulang kakiku, sendi ku hancur, waktu itu kami masih di Australia.." Aku tak mampu menatap wajah Mario, rasanya aku tak pantas menampakkan wajah di hadapan Mario. Di saat dia berjuang untuk hidup aku malah sebaliknya

".... itu sudah berlalu, terakhir aku harus menjalani meditasi dan rangkaian terapi panjang di Bangkok, sampai aku bertemu dengan Ailee, gadis itu bisa- bisanya menjadi dirimu, konyol sekali!"

Kalimat panjang yang diakhiri tawa kecil Mario tak terasa se simple itu, aku merasakan hatinya yang terluka dan kecewa

Aku menarik nafas panjang

"Mario.. aku minta maaf, aku belum pernah meminta maaf dengan benar denganmu.." ucapku lirih

Mario menyentuh pundakku pelan

"Bey.. Aku yakin kau akan mendapatkan yang terbaik.." ucapnya sambil tersenyum. Dia sepertinya sedang menyemangatiku. Aaah.. pasti dia iba dengan apa yang dia lihat di malam itu, aku menyembunyikan senyum miris ku. Malam itu keadaanku kacau sekali. Menghadapi Mario lagi dengan santai seperti ini, ku pikir akan sulit. Nyatanya dia membuatku merasa nyaman dan rileks

"Mario, mungkin itu hukuman untukku, aku sudah berkhianat padamu, aku sudah melukai Reo, semua itu balasan untukku.." jawabku dengan wajah secerah mungkin

"Bey ... Aku sudah mempersiapkan hukuman yang pantas untuk..."

Mario menghentikan kalimatnya, dia beranjak dari kursi mengisi ulang gelasnya. Kalimat terakhirnya membuatku penasaran, untuk ? untuk siapa ?

Aku baru menyadari belum ada tamu lagi selain diriku

"Mario, kenapa galerimu sepi sekali hari ini?"

Mario tertawa geli, dia menunjuk ke arah handle pintu. Oooh.. pantas saja dia menutup galerinya. Aku segera beranjak memutar papan kecil itu

*** Mulai 28 Mei novel ini akan dikunci, menerapkan bab berbayar supaya ada pemasukan untuk penulis. kalian bisa membeli member, kl diitung 2000rupiah/hari bisa buka 90bab. tiap bab author dapat 500rp belum potongan dr google dan aplikasi jd bersih sekitar 150rp. Kecuali memang gift dari pembaca itu semua untuk penulis, gift kalian sangat membuat penulis semangat.

apapun bentuk dukungan kalian aku, power stone, gift, review bintang 5, dan komentar juga masukan akan aku terima dengan senang hati, terus baca, novel ini akan end di 150bab, dan yg kedua juga kurang lebih sama, yang ketiga masih proses