Hari itu Adrian datang bersama rombongan yang sudah dia bayar dengan kocek cukup dalam. Dia mengajak pengacara dan dokter profesional. Ya, dia memperkenalkan dengan kalimat seperti itu.
Dia menemui Jeni dan meminta tes DNA, sesuai dengan keinginan awal mereka. Deri berusaha menenangkan orang tuanya tapi dia begitu tak di anggap saat ini.
"Pa, ma. Tak ada yang perlu tes DNA. Untuk apa ma? Pa. Biar kan Jeni memilih hidupnya. Aku mohon papa dan mama tidak ikut campur lagi ma, pa!"
Deri memohon, tapi lagi lagi dia masih saja tak di anggap.
"Aku sudah mempersiapkan semua ini. Kita harus tes DNA lebih dulu. Kalau memang bayi itu adalah keturunan ku, maka aku akan membawanya jauh dari kehidupan miskin wanita ini!" Tuding Adrian mengarah pada wajah jeni yang menautkan alis kencang.
"Tidak ada yang boleh menyentuh putraku tanpa ijin ku!" Dengus Jeni dengan tatapan menantang.
"Kau tak ada hak bicara saat ini!" Sambar mama Adrian.
Support your favorite authors and translators in webnovel.com