62 Isyarat Hati

Seperti janjinya pada Humaira, Rey bergegas menemui Humaira setelah sholat subuh karena di waktu itu mereka berdua sama-sama tidak ada kesibukan. Namun sebelum itu ia pergi keluar rumah sakit untuk membeli dua bungkus nasi uduk untuk dirinya dan Humaira.

Tok

TOK

Rey mengetuk pintu ruang kerja Humaira, kemudian masuk setelah sang pemilik ruangan memperbolehkannya untuk masuk.

"Kau benar-benar menepati janji."

"Karena aku tak suka ada yang mengingkari janjinya padaku."

"Begitukah?"

"Ya."

Saat ini mereka duduk di sofa ruang kerja Humaira, Rey membuka dua bungkus nasi uduk yang tadi ia beli kemudian memberikannya pada Humaira.

"Makasih, Rey."

"Sama-sama, ayo dimakan."

"Jadi, siapa orang itu hingga kau mengeluarkan banyak uang untuk memanggil dokter spesialis jantung dari Singapura?"

"Dia om dari temanku saat aku masih di pesantren dulu."

Humaira manggut-manggut, sambil mengunyah nasi uduknya.

"Ra, boleh aku Tanya sesuatu?"

"Apa? Tanya aja."

"Dimana orang tua kamu?"

Locked Chapter

Support your favorite authors and translators in webnovel.com

avataravatar
Next chapter