Sepanjang perjalanan Ella sangat gugup. Kedua tangannya sampai berkeringat dibuatnya melihat wajah Kai yang terlihat sangat marah.
Sesampainya rumah Kai membawa Ella dengan mode menyeret masuk ke kamar mereka. Pria itu membanting pintu dengan kenceng lalu mendorong Ella dengan kuat hingga terjatuh ke ranjang.
Pinggang Ella terasa remuk dibuatnya. Mungkin tulangnya telah patah karena perbuatan Kai.
"Ketika bangun tidur kau telah menghilang. Ku hubungi tidak dijawab lalu ku cari ke segala penjuru ibu kota Jakarta hingga ke hilir namun sama saja. Rupanya kau bersenang-senang di bar dengan pria pria itu. Katakan siapa mereka dan atas izin siapa kau ke bar? Katakan, Ella?" bentak Kai hingga Ella tercengang dibuatnya.
Ella menyentuh seprei dan meremasnya dengan kencang karena takut dan gugup. Kai terlihat sangat murka kali ini.
"Kenapa hanya diam?"
"Aku... aku..." Ella mengatupkan tangannya. Tangannya telah membentuk tinju ingin membalas perkataan Kai. "Kenapa apakah aku gak boleh ke bar?" ucap Ella setelah mengumpulkan keberaniannya. Dan yang benar saja Kai seketika terdiam menahan emosi. Namun Ella takkan kalut. Sudah terlalu sering ia diam yang malah membuat suaminya ini semakin semena-mena.
Ella balik menatap Kai dengan tajam lalu mengangkat jarinya dan menunjuk wajah Kai. "Kau bisa berduaan dan bermesra-mesraan dengan kekasihmu mengapa aku gak bisa bermain ke bar? Apa karena kau cemburu? Andai saja kau benar-benar cemburu maka tak kenal pagi siang malam ataupun petang aku akan terus berada di bar untuk menyaksikan saat kau cemburu agar kau merasakan seberapa sakitnya hatiku ini!" ucap Ella.
Mata Kai mendadak gelap mendengarnya hingga ia melemparkan tamparan keras ke pipi kiri Ella hingga ella tersungkur ke ranjang.
Ella menyentuh pipinya yang terasa sakit. Namun lebih sakit hatinya. Pertama kalinya Kai bersikap kasar hingga menamparnya.
"Alice bawa minumannya kemari?" teriak Kai. Ella yang masih sakit mendongkak dan menatap Kai.
Pintu kamar terbuka dan seorang wanita masuk dengan membawa 6 botol wine yang di tata rapi di nampang lalu memberikannya kepada Kai.
Ella menatap Kai dengan sirat cemas juga ketakutan. Apa yang ingin Kai lakukan dengan minuman-minuman itu.
"Kau... " Ella menatap Alice dengan mata kalut dan penuh ketakutan. "Ku mohon tolong aku! Bawa aku bersamamu!" Mohon Ella yang dibalas dengan kekehan Kai.
Ella terlalu berharap kepada wanita yang jelas-jelas adalah bawahan Kai.
Alice menatap Ella kemudian berkata, "Maaf.. " ucap Alice lalu membungkuk dan pergi menutup pintu.
Ella kehilangan harapan. Ia menatap Kai dengan mata menangis. Tubuh Ella bergetar menahan rasa takut.
Ella semakin takut ketika Kai menaiki ranjang dan mendekatinya. Kai menarik lengan Ella yang ingin menjauh kemudian menekan dagu Ella dengan kuat hingga ringisan keluar dari bibir Ella.
"Mas Kai ku mohon!" sungut Ella dengah lemah dan mata berair. Berharap Kai luluh dan mengampuninya. Sayangnya Ella terlalu berharap lebih.
"Karena kau begitu suka ke bar maka minumlah ini!" Kai mencengkam dagu Ella dan memaksa istrinya untuk membuka mulut. Kai membuka tutup botol lalu memasukkannya ke dalam mulut Ella, memaksa Ella untuk meminum semua hingga habis.
Hingga akhirnya Ella terbaring di ranjang dengan kondisi mabuk berat. Kai benar-benar menyiksanya dengan meminum 4 botol wine.
Pakaian Ella kocar-kacir. Dia benar-benar mabuk berat. Dalam mabuknya yang dia pikirkan hanyalah seseorang yang ia cintai.
Kai menatap Ella yang terbaring di depannya. Ada seuntai rasa di matanya yang sulit dijelaskan.
"Kau jahat, mas!" Kai terhenyak. Ia pikir Ella mabuk berat hingga tertidur. Ternyata Ella masih sadar.
"Ini hukuman untukmu agar tidak ke bar lagi!" ucap Kai dengan tegas. Kai menatap punggung Ella yang membelakanginya kemudian menatap tempat lain.
Kai tidak menyadari Ella yang bangun dan sedang mendekatinya. Ella mendekati Kai lalu manarik dasinya hingga Kai terhuyung dan menidihnya.
Kedua mata bertemu dan saling bersitatap. Keduanya saling memuji dalam keheningan tak terbatas. Saling mengagumi kecantikan dan ketampanan masing-masing.
"Mas Kai mengapa kau tak pernah mengatakan kalimat manis padaku?" ucap Ella dengan pelan mirip bisikan. "Seperti contohnya... Aku mencintaimu, Ella. Aku menyayangimu dan terkadang juga merindukanmu," celetoh Ella yang sudah mabuk.
Kai memerhatikan Ella yang diam. Tangan wanita itu kemudian terangkat dan mendekati wajahnya. Kai hanya diam ketika Ella menyentuh matanya hingga ia memejamkan mata. Tangan Ella berpindah ke sisi lain, menyentuh dada bidang suaminya yang terekspos karena kenop atas kemejanya telah terbuka.
Kai tetap diam ketika Ella kembali menyentuh wajahnya hingga menyentuh hidung dan berkahir di bibirnya. Jemari lentik Ella bergerak di bibir Kai yang begitu halus dan berwarna pict. Ada keinginan untuk melumat bibir suaminya itu.
"Kapan aku bisa memilikinya?" seru Ella. Kai menatap kedua mata Ella yang terlihat sedih.
Ella kemudian menggunakan lengannya sebagai sandara tubuhnya dan kemudian mengecup bibir Kai. Perbuatannya membuat Kai terhenyak karena terkejut.
"Sudah ku duga sangat manis. Sangat manis hingga aku ingin mengulanginya lagi." Ella menyentuh bibir Kai bersiap-siap kembali menciumnya lagi. Namun Ella menahannya.
"Tapi tunggu setelah kau jatuh cinta padaku. Ketika kau mencium bibir ini pasti akan jauh lebih manis," celetoh Ella lalu tertawa dan memeluk Kai dengan mesra.
Ella terlihat bahagia berada di dekat Kai. Kai bisa memerhatikannya. Namun tak berselang lama kemudian wajah Ella berubah menjadi sendu dan matanya mulai berair.
Melihat hal itu Kai tentu bingung. Ia tak tahu harus melakukan apa. Mood Ella begitu cepat berubah. Tertawa dan menangis di waktu yang dekat.
"Mengapa kau jahat padaku, mas? Mengapa kau begitu tega!" ucap Ella dengan menangis.
Kai menghapus air mata Ella. Ia tak bisa menjawab perkataan Ella.
"Kau gak pernah mengerti! Kau gak pernah mau tahu mengapa aku seperti ini! Adakah alasan aku harus melepaskanmu sedangkan aku sangat mencintaimu. Cintamu telah membunuhmuku, Kai. Mencintamu membuatku bodoh!" bisik Ella di telinga Kai.
Kai hanya diam mendengarkan. Tidak mungkin juga ia meladeni Ella yang sedang mabuk.
"Aku membencimu kau sangat egois! Namun Aku berjanji membuatmu jatuh cinta padaku, mas Kai. aku gak mau berpisah denganmu, Mas. aku akan membuatmu jatuh cinta padaku hingga kau tak mampu hidup tanpaku." Ella kembali mendomel di telinga Kai lagi.
Kai pasrah ketika Ella memintanya duduk agar wanita itu duduk di pangkuannya. Ella terus berbicara sepanjang malam dan tak membiarkan Kai tidur. Ketika Kai ingin tidur Ella akan menangis dengan kencang.
Hingga pukul 2 malam. Ella yang kelelahan akhirnya tertidur pulas. Wanita itu tertidur dalam pelakun Kai dengan menggunakan lengan Kai sebagai guling.
Kai yang juga lelah setelah seharian kerja dan mencari keberadaan Ella juga capek. Kai pun emejamkan dan tidur bersama Ella.