"Ini rumah Rasya?"
Tanya Grizelle dengan mulut sedikit menganga. Melihat rumah begitu besar dan asri di pandang.
"Iya." Jawab singkat Verrell, lalu turun dari mobil. Sementara Grizelle masih di dalam mobil dengan menikmati rumah yang megah.
"Mereka benar-benar pasangan yang serasi ya. Cocok, karena sama-sama kaya."
"Griz, kamu tidak ikut masuk?"
"Tidak, aku di sini saja lihat dari luar. Nanti kalau ada apa-apa baru aku keluar dan bantu kamu."
"Baiklah, kamu benar juga. Kamu tunggu di sini ya."
"Oke!"
Verrell akhirnya masuk sendiri di rumah Rasya. Setibanya di depan teras, dia menoleh sedikit di parkiran mobil. Terdapat mobil yang asing. Dia menerka-nerka siapa pemilik mobil tersebut.
"Loh, ada mobil lain. Milik siapa ya? Ah, mungkin milik saudara Rasya. Ya sudah deh, aku sudah tidak tahan dan kangen banget sama Rasya. Semoga dia di rumah. Duh, sampai lupa!" Verrell kembali menghampiri mobil untuk mengambil sesuatu yang tertinggal.
"Ada apa, Rell?"
"Ada yang tertinggal!" Verrell segera mengambil seikat bunga untuk di hadiahkan pada Rasya.
"Hem, aku kira tadi apa yang tertinggal. Haha!" Ledek Grizelle dan tertawa melihat Verrell berlari kecil menuju rumah kembali dengan membawa bunga yang di sembunyikan di balik tubuhnya.
"Duh, so sweetnya ya. Jadi pengen aku." Ujar Grizelle.
Verrell masih di depan pintu, dengan jantung yang berdegup kencang.
Ting tung, Ting Ting..
Suara bel berbunyi. Kemudian, pintu pun di buka. Namun kali ini bukan Rasya yang membuka pintu. Sosok pria tinggi dengan pakaian rapi bak pejabat. Verrell sedikit bingung, dia hanya mengira mungkin pria itu adalah saudaranya dan pemilik mobil di garasi tersebut.
"Rasya ada?" Tanya Verrell dengan gugup.
"Rasya? Oh, kamu temannya ya? Rasya ada kok di dalam. Silakan masuk!" Perintah pria itu.
"Oh tidak, biar aku tunggu di sini saja. Tidak enak dengan orang tuanya jika aku datang. Minta tolong bisa tidak, Mas. Rasya saja yang keluar!"
"Tidak apa-apa kok. Tidak ada siapa-siapa di dalam. Hanya ada aku dan Rasya di rumah ini."
"Maksud kamu? Kalian di rumah berdua?"
"Iya, kenapa heran?"
Beralih ke Grizelle yang masih menatap dengan seksama dari dalam mobil juga ikut berpikir tentang pria yang sedang bicara dengan verrell.
"Siapa pria itu ya?" Grizelle mengerutkan keningnya. Menyesal dia tidak ikut turun tadi. Karena di dalam mobil tidak begitu dengar dengan apa yang mereka bicarakan. Tidak berselang lama, keluarlah Rasya dari balik pintu.
"Ada apa, Sayang? Ada tamu ya? Suruh masuk saja!"
"Dia ingin ketemu kamu diluar, Sayang. Teman kamu mungkin."
"Siapa?" Tanya Rasya. Lalu berjalan menuju keluar karena penasaran.
Tak tak tak tak..
Suara sepatu high heels begitu nyaring terdengar. Sedangkan verrell sudah dengan mata yang memerah menahan amarah. Karena dugaannya benar, kali ini dia sudah di bohongi oleh Rasya.
"Si-" Ucapan Rasya terhenti karena melihat langsung bahwa dirinya kini tertangkap basah oleh kekasihnya yaitu Verrell.
"Ternyata dugaan aku benar!" Ucap lantang Verrell dengan marah yang sudah meluap.
"Verrell? Rell! Tunggu!" Rasya mengejar Verrell yang terus berjalan menuju mobilnya. Setelah dekat dan mendapatkan, Rasya segera menarik tangan Verrell agar berhenti.
"Tunggu Verrell. Aku bisa jelaskan semua ini."
"Apa lagi yang ingin di jelaskan. Semua sudah sangat jelas. Aku mau pulang! Awas!"
"Maafkan aku Verrell. Tapi jangan pulang dulu. Sungguh, aku sayang sama kamu. Jadi tolong dengarkan aku."
"Sudahlah."
"Rell. Ini bukan keinginan aku. Aku di paksa sama kedua orang tuaku. Kamu harus percaya itu. Aku sayangnya sama kamu."
"Kalau memang sayangnya sama aku, kenapa kamu panggil dia sayang juga?"
"Karena dia tunangan aku sekarang. Sebenarnya, waktu aku tidak bisa ikut kamu untuk menghadiri pertunangan adik kamu itu, aku juga tunangan. Dan itu atas kehendak kedua orangtuaku."
"Tapi kamu juga setuju bukan?"
"Demi kita, Rell."
"Ini bukan demi kita, tapi demi kamu sendiri Rasya."
"Bukannya kamu juga sudah sering sakiti aku selama ini? Kenapa sekarang kamu tidak terima ketika aku balas?"
"Oh, jadi kamu balas dendam? Aku kecewa dengan kamu Rasya. Bukan ini cara balas dendam dengan bertunangan dengan orang lain. Padahal aku hanya pilih kamu. Hanya kamu yang aku cintai."
"Maafkan aku, Verrell. Aku menyesal. Aku juga cinta sama kamu."
"Tapi semua sudah terlambat. Tidak ada apa-apa di antara kita. Mulai sekarang kita putus!" Ucap Verrell dengan sangat tegas. Kekecewaannya kali ini lebih sakit dari ucapan papanya kemarin.
"Jangan Verrell. Aku sayang sama kamu!" Rasya menangis kencang. Sedangkan pria tadi yang semula diam, dia pun angkat bicara.
"Jadi kalian sebenarnya pacaran. Dan pria ini pacar kamu jauh sebelum kenal aku? Iya Rasya? Jawab!"
"Iya, maafkan aku." Ucap Rasya.
Sedangkan Verrell langsung masuk dalam mobil. Namun lagi-lagi Rasya menahan tangan Verrell agar tidak pulang. Sekilas Rasya melihat Griz di dalam mobil. Rasya pun kembali marah dengan arah yang sangat meluap dari sebelumnya. Bukan lagi menahan Verrell, namun dia beralih ke jendela mobil sebelah lalu membukanya. Dia tarik kuat lengan Grizelle untuk keluar dari mobil hingga tersungkur di tanah.
"Ahhh!"
"Ini pasti gara-gara kamu pelayan."
"Apa salah aku?" Tanya Grizelle dengan polosnya. Datang Verrell ikut melerai takut terjadi pertengkaran hebat antara mereka berdua yang hampir menjambak rambut.
"Hentikan Rasya!" Pria itu pun menahan Rasya ketikan ingin menjambak rambut Grizelle.
"Apa-apaan ini?" Verrell ikut melerai dan menahan Grizelle.
"Pasti gara-gara pelayan ini 'kan kamu berani putuskan aku? Iya 'kan?"
"Jangan asal bicara kamu, Rasya. Aku menghargai calon kamu. Bukan karena hal lain."
"Tapi buktinya, semenjak dari pelayan ini yang begitu dekat dengan kamu, kamu berani putuskan aku. Tidak seperti biasanya, kamu tidak berani katakan itu sebelumnya. Tapi sekarang kamu dengan mudahnya putuskan aku?"
"Sudah aku bilang, itu karena aku menghargai calon kamu Rasya. Tidak ada melibatkan Grizelle. Tidak mungkin kita lanjutkan lagi, karena kita sudah beda tujuan."
"Tapi aku lihat kamu kemarin pergi dengan wanita ini 'kan?"
"Iya, puas. Memangnya apa masalah kamu. Aku memang pergi dengan dia. Dia yang sudah temani aku di saat kamu tidak bisa. Dia yang sudah banyak jasanya untukku. Di mana kamu saat aku butuh? Kamu malah bertunangan dengan pria lain."
"Kamu tidak tahu hal sebenarnya, Verrell. Aku sayang sama kamu. Percayalah!"
"Ah, sudahlah." Ucap Verrell.
"Semua sudah jelas, ayo kita masuk Rasya." Ajak pria itu kembali. Namun Rasya menolak dan pilih pergi sendiri dengan kekecewaannya.
Sementara itu, Grizelle dan Verrell pun pulang ke rumah setelah masalah itu.