17 Menjadi Pelayan Tuan Muda Kaya Raya

"Verrell! Jelaskan semua ini. Apa sebenarnya?" Tanya Griz kembali, dan berdiri tegap ketika wanita yang baru memutuskan Verrell keluar dari rumah. Sedangkan wanita yang bernama Sonya masih bergelayut manja di tubuh Verrell yang dibiarkan begitu saja.

"Tenang, duduklah kembali." Verrell mempersilahkan kembali Griz untuk duduk di tempat semula.

"Tidak," Jawabnya singkat.

"Duduklah, biar aku jelaskan!"

Mau tidak mau, Griz duduk kembali dengan sabar. Namun dia masih kesal dengan wanita yang bersama Verrell saat itu sudah menganggu pemandangannya saja.

"Sebenarnya, kamu bisa ada di sini juga karena keinginan ayah kamu. Dia menjual kamu untuk memuaskan hasrat aku."

"Jadi benar? Ayah sudah menjual aku lagi. Kamu tidak puas dengan satu wanita! Dasar, semua pria sama saja. Bahkan ayahku sendiri sudah perlakukan aku, sebagai anaknya sendiri seperti ini."

"Jangan sembarangan kamu bilang seperti itu. Aku memang tidak puas dengan satu wanita. Lagi pula itu keinginan ayah kamu. Aku tidak sudi sedikit pun untuk menyentuh kamu. Camkan itu!"

"Aku tidak percaya dengan orang seperti kamu! Hah, sudahlah!"

Griz bermaksud untuk melangkah kan kakinya keluar dari rumah. Namun dia di halangi oleh penjaga rumah Verrell.

"Lepaskan!"

Teriaknya dan berusaha melepaskan pegangan orang itu.

"Sudah, biarkan dia pergi kalau bisa!" Dengan satu perintah dari Verrell, akhirnya Griz di biarkan lepas begitu saja untuk pergi. Namun sampai di luar, Griz tidak bisa keluar. Karena pintu terkunci, apa lagi anjing peliharaan Verrell menggonggong keras lagi ke arahnya. Lama kelamaan, Griz di kejar oleh anjing itu. Namun dia tidak tahu harus ke mana. Mau tidak mau, Griz kembali masuk ke dalam dan berlindung tepat di belakang Verrell.

"Kenapa? Takut? Katanya tadi mau keluar dari sini?"

"Usir anjing itu, aku ingin keluar dari sini."

"Anjing itu sangat menuruti perintahku, jadi buat siapa yang melawanku mereka akan tahu dan mengganggu siapa pun itu termasuk kamu."

"Tapi aku tidak mengganggu anjing itu."

"Sudah puluhan juta aku kasih uang untuk ayah kamu, jadi kamu belum bisa keluar dari rumah ini sebelum habis kontrak."

"Apa? Apa maksud kamu?" Tanya Grizelle yang masih di belakang Verrell dengan ketakutan.

"Sayang, sudah deh. Tidak usah ladeni wanita ini. Masih cantik aku juga dari pada dia, kok masih kamu pertahankan dia di rumah ini. Mending usir saja dia." Sahut Sonya.

"Tidak, kamu diam saja. Pergi lah, urusanku dengan Grizelle belum selesai."

"Baiklah, aku tunggu di kamar ya. Terus kamu jangan lupa, kita lanjutkan lagi hal tertunda malam kemarin."

"Hem, Iya!" Ucap Verrell singkat dan mengibaskan tangannya untuk memerintah kan Sonya pergi. Namun, Sonya seperti sudah terkena sihir Verrell dan mau saja menuruti perintah Verrell, lalu pergi.

"Griz, kamu sudah aku kontrak. Aku sudah membayar banyak untuk ayah kamu."

"Tapi aku tidak mau di jual seperti ini. Aku tidak ingin menjadi korban hidung belang seperti kamu."

"Aku juga tidak menginginkan diri kamu. Tapi aku akan perlakukan kamu dengan hal lain. Tenang saja, sedikit pun aku tidak akan sentuh kamu."

"Apa yang kamu inginkan sebenarnya?"

"Aku ingin kamu menjadi pelayan pribadiku."

"Itu sama saja tidak. Aku harus melayani kamu."

"Tentu. Tentu saja iya, kamu harus layani aku. Bahkan di dalam kamar juga di kamar mandi. Tapi jangan salah pikir, kamu hanya melayani aku dengan apa yang aku butuhkan. Seperti makanku, bersihkan tempat tidurku, siapkan baju kerjaku dan lainnya. Bukan melayani aku di kasur. Paham!"

"Oh, begitu. Aku paham. Kalau begitu, aku tidak keberatan selama kontrak itu selesai."

"Baiklah, kontrak itu akan selesai dalam kurun waktu satu bulan."

"Apa? Satu bulan?" Sontak Grizelle kaget mendengar waktu yang di tentukan tersebut. Satu jam saja dia merasa bagai di neraka, apa lagi saat itu dia harus tinggal dalam waktu satu bulan. Lalu bagaimana dengan kuliahnya?

"Iya, itu sudah masuk dalam perjanjian yang sudah Ayah kamu tanda tangani. Jika kamu melanggar, maka kamu dan ayah kamu akan mendapatkan sanksi masuk penjara."

"Gila, ini benar gila. Lalu bagaimana dengan kuliahku? Aku masih bisa keluar untuk kuliah 'kan?"

"Bahkan untuk keluar belanja pun tidak aku izinkan. Apa lagi untuk kuliah dalam waktu lama. Sudahlah, lupakan. Terima saja apa yang sudah menjadi takdir kamu."

Grizelle terdiam dan tidak habis pikir, ujian kali ini lebih berat karena harus memutuskan kuliahnya begitu saja.

"Kamu siap 'kan? Mulai sekarang, itu kamar kamu. Kamu tenangkan pikiran kamu, dan aku tidak mau dengar lagi kalau kamu tidak setuju akan hal ini."

Seorang pelayan lainnya langsung paham dan menuntun Griz menuju kamarnya kembali. Di sana, semua pakaian mewah sudah tersedia lengkap. Bahkan kebutuhan apa saja yang Grizelle inginkan semua sudah tersedia lengkap.

"Aku tidak habis pikir, dan aku harus terjebak lagi dalam masalah yang baru. Apa ini sudah menjadi takdirku ya Tuhan!"

Grizelle hanya meratapi nasibnya yang semakin banyak masalah. Terlebih lagi, dia harus memutuskan kuliahnya sementara waktu.

Sudah beberapa hari sejak perjanjian kontrak itu, Grizelle tinggal di penjara yang mewah. Di sana dia di ajarkan untuk melayani kebutuhan Verrell sang tuan muda kaya raya yang hanya menghamburkan uang demi kepuasan dirinya sendiri. Termasuk soal wanita yang suka ganti pasangan sehingga membuat Grizelle jijik melihatnya meski tampan dan kaya raya.

"Grizelle, tolong ambilkan handukku!" Perintah Verrell tiba-tiba dari kamar mandi. Kebetulan Grizelle sedang membereskan kamar Verrell.

"Nih!" Griz melemparkan handuk tepat di pintu kamar mandi.

"Mana?" Tangan Verrell keluar hanya sebatas pergelangan tangan saja dan meraba handuk. Dengan kesal pula, Grizelle mendekatkan diri untuk mengambil kembali handuk dan memberikan tepat di tangan Verrell.

"Oke, terima kasih!" Ujar Verrell setelah mendapat handuk dan meraihnya ke dalam.

"Dasar, orang kaya. Anak manja, tidak tahu diri!" Rasa kesal Grizelle belum hilang juga. Bahkan hari-harinya semakin di buat kesal oleh Verrell yang banyak memerintah. Terlebih lagi pacarnya yang suka datang kerumahnya.

Selang beberapa menit, Verrell keluar dari kamar mandi yang hanya mengenakan handuk saja.

"Auuuu!" Teriak Grizelle ketika melihat Verrell telanjang dada. Hanya handuk yang membalut pinggang hingga sampai lutut saja. Hal itu yang tidak pernah Grizelle lihat membuat dia terperanjat takut melihatnya. Terlebih lagi, tubuh atletis, putih dan begitu sangat terawat.

"Apaan sih! Begitu saja sampai teriak. Aku buka handuknya baru tahu loh!" Ucap Verrell semakin menantang keluguan Grizelle. Baru kali ini wanita melihat tubuhnya malah menutup muka, sedangkan banyak wanita lain malah menikmati pemandangan indah itu.

"Cepat pakai baju kamu sana. Malu di lihat orang!" Perintah Grizelle.

"Orang lihat aku begini malah suka, kamu kok malah tidak. Huh!"

"Sudah, cepat ganti."

"Bagaimana aku mau ganti kalau kamu masih di sini!"

Ucapan Verrell dibenarkan Grizelle kali ini. Karena memang dia yang salah masih di dalam kamar Verrell. Grizelle dengan cepat lari keluar ketika menyadari kesalahannya.

avataravatar
Next chapter