webnovel

AKU BAYI GEDE KELUARGA

Bayi Gede... Ketika mendengar kalimat tersebut pasti terlintas dalam benak setiap orang bahwa orang yang di panggil si Bayi Gede tersebut adalah orang yang manja bahkan pemalas. === Kenapa orang-orang berpersepsi demikian? Karena, rumor pada umumnya si Bayi Gede pasti orang yang manja dan pemalas. Bahkan, dalam benak ku terlintas lebih buruk tentang si Bayi Gede. Aku berpikir si Bayi Gede lebih cenderung egois, pemarah, mudah tersingung, over negative thingking, protective, sukar bersosial dan tidak punya rasa solidaritas bahkan besar kemungkinan dia orang yang licik dan pembohong, itulah persepsi ku tentang si Bayi Gede. Aku salah besar dan orang-orang pun salah, ternyata si Bayi Gede yang satu ini sangat istimewa dan bertolak belakang dari persepsi negatife setiap rumor yang pernah ada. === Kisah si Bayi Gede yang satu ini sangat menarik, penuh drama dan perjuangan yang sangat berliku. Baik dari segi keluarga, sosial, karir bahkan kisah asmaranya. Lebih menarik ternyata keluarga si Bayi Gede masih memiliki keturunan darah biru dan si Bayi Gede yang satu ini sangat istimewa karena terlahir sebagai seorang semi indigo. ###

Mursalim_97222 · Realistic
Not enough ratings
7 Chs

Hutan Terlarang

Suatu malam, amo akan berpergian ke suatu tempat bersama beberapa orang untuk berburu dan sekali ini tempat yang mereka tuju sebagai lokasi berburu bukanlah hutan biasa.

Konon saya dengar dari kabar yang beredar, tempat yang akan di jadikan lokasi untuk berburu oleh amo dan teman-temannya adalah tempat yang dimana sangat banyak sekali menyimpan hal-hal tersembunyi yang aneh dan misterius. Tempat dari lokasi itu sangat di kenal sebagai Hutan Terlarang.

Usia pada ada masa itu, Amo 44 thn, Umak 33 thn, Ernha 13 thn, Antho 11 thn, Jhulli sembilan tahun, Jhaker tujuh tahun, Ernhi lima tahun, Mimhie tiga tahun, dan Dheshi satu tahun.

"Mak, malam ini aku akan pergi ke hutan untuk berburu rusa." Ucap amo pada umak sambil berberes perlengkapan berburu.

"Sama siapa dan kemana berburunya?." Jawab umak sambil menyiapkan bekal untuk amo pergi berburu.

"Sama kawan-kawan biasa, rencananya berburu ke hutan terlarang, mak." Imbuh amo pada umak sambil duduk minum kopi yang telah di tuangkan oleh umak.

"Ini bekalnya sudah di siapkan jangan lupa di bawa." Umak memberitahu lalu kembali pada ayunan sang anak.

Dari luar terdengar suara beberapa orang mengucapkan salam.

"Assalamualaikum, long..." Sapa beberapa orang dari luar rumah.

"Waalaikumsalaam..." Amo pun segera membuka pintu.

"Gimana, udah siap?." Tanya seorang dari kawan amo.

"Udah, langsung berangkat atau gimana?." Amo bertanya pada kawan-kawan.

"Udah jam delapan nih, langsung berangkat aja." Sergah seorang dari kawanan amo.

"Aku pamitan dulu sama orang rumah." Amo pun segera mengambil perlengkapan berburu yang telah di siapkan.

"Mak, aku dan kawan-kawan berangkat dulu, pintu jangan lupa di tutup." Amo memberitahu umak bahwa beliau akan segera berangkat.

"Bekalnya jangan lupa." Umak bangkit dari ayunan mendekati amo untuk saliman.

"Kami pergi, assalamualaikum." Pamit amo setelah umak saliman.

"Hati-hati berburunya, waalaikumsalam." Jawab umak seraya menutup pintu.

"Mak, amo pergi berburu kemana?." Tanya Ernha sambil minum kopi.

"Berburu ke hutan terlarang." Jawab umak.

"Semoga amo dapat rusa besar ia mak." Imbuh Ernha sambil beranjak ke dapur menyimpan gelas bekas kopinya.

"Amin, doakan amo mu dapat rezeki malam ini." Seru umak pada Ernha.

Di hutan belantara masuk pedalaman hutan terlarang, setelah meletakan bekal amo dan kawan-kawan langsung berpencar. Mereka berpencar jadi dua team, amo pergi ke jalur kanan bersama satu orang kawannya kemudian dua orang lagi berburu dari jalur kiri. Setelah kira-kira setengah jam berpencar akhirnya terdengar suara tembakan dari arah kanan.

Dooorrrr, dooorrr, dooorrr... bunyi tembakan dari arah kanan terdengar.

"Mantap Long, dapat rusa besar kita" kata kawan amo kepada beliau seraya berlari ke arah rusa yang sudah tertembak.

"Alhamdulillah." jawab amo menyusul berlari ke arah rusa yang tertembak.

Tidak lama kemudian, dua kawan amo yang lainnya pun segera datang. Mereka memikul rusa tersebut bersama-sama karena rusa tersebut sangat besar.

Setelah datang ke tempat yang di jadikan sebagai lokasi rehat, amo dan kawan-kawan langsung mengerjakan tugas masing-masing tanpa di komando. Ada yang menyiapkan tempat tidur, ada yang mengumpul ranting lalu menyalakan api, ada yang menyiapkan makanan, amo sibuk mengikat mulut rusa yang masih terus bersuara keras dan meronta. Setelah selesai makan dan berbincang-bincang sebentar mereka pun tidur.

Namun, pada malam itu entah kenapa, amo tidak bisa tidur. Amo masih tetap terjaga dalam baringnya meski yang lain sudah nyenyak tidur. Kira-kira pukul 12 malam, amo pun melihat hal aneh pada rusa hasil buruan mereka yang telah tertembak dan di ikat kencang tiba-tiba berdiri tegak.

Amo yang pemberani menatap diam sang rusa yang mulai aneh dengan tetap diam di dalam posisi baringnya dan engan membangunkan yang lain. Amo terus melihat dengan santai, apa yang di lakukan si rusa.

Rusa tersebut mulai duduk bersila layaknya manusia kemudian, rusa tersebut mengankat tangan kanannya ke arah belakang dan tiba-tiba di kepalanya terpasang kecapi atau tangui atau topi tradisional yang terbuat dari daun rajang.

Tangui tersebut biasanya di gunakan orang-orang saat ke kebun atau ke ladang.

Selanjutnya rusa tersebut mengulurkan tangan kirinya ke bagian rusuk seketika keluarlah sebuah wadah seperti teromla yang terbuat dari daun rajang pula. Beberapa saat kemudian rusa tersebut tampak mengunyah sesuatu seakan sedang makan.

Setelah beberapa saat kemudian rusa tersebut tiba-tiba nampak sedang menghisap sebatang oncoi atau rokok tradisional yang terbuat dari kayu menempel pada mulut rusa tersebut. Nampak dengan jelas bahwa, si rusa tersebut sangat menikmati rokoknya dengan santai.

Beberapa saat kemudian, tba-tiba salah satu kawan amo terbangun dari tidurnya ingin buang air kecil. Karena kawan amo tidurnya tepat menghadap ke arah rusa maka, ketika bangun dia pun langsung menyaksikan hal aneh yang di lakukan oleh si rusa. Reflek, kawan amo tersebut pun kaget bukan main, dia benar-benar shock dan langsung kejang-kejang dalam posisi baring, melulut terbuka dan mata terbelalak.

Melihat temannya demikian, dengan sigap amo langsung menutup mata dan mulut kawannya dan lekas berbisik telingan kawannya tersebut, supaya tidak teriak. Karena si rusa berubah semakin seram, matanya bercahaya merah terang seperti lampu senter dan kepalanya memutar ke arah belakang.

Roda waktu terus berputar, malam yang larut nan gelap pun berlalu berganti subuh yang dingin menusuk hingga ke sum-sum tulang belulang.

"Bangun-bangun..." Salah seorang dari kawan amo menbangunkan yang lain.

"Masih gelap oiii?." Sergah salah seorang kemudian kembali menarik selimut dan tidur lagi.

"Udah subuh, ayo siap-siap biar tidak ke siangan datang kerumah." Timpal amo pada kawan-kawannya.

"Nanti aja, tunggu sinar matahari muncul." Sergah kawan amo yang masih mengulung sembunyi dalam selimut. Dia adalah kawan amo yang tadi malam melihat kejadian aneh pada si rusa.

"Ya udah lanjut tidur aja kalau bisa ngak usah bangun sekalian" Sergah kawan amo yang sarunya lagi sambil tertawa.

Amo dan kawannya yang satu lagi tetap terjaga dan tidak tidur, akhirnya mereka berbincang-bincang sambil ngopi sampai mentari bersinar. Akhirnya, sinar matahari yang di tunggu dan di rindukan oleh bumi dan seluruh isi bumi pun telah tiba.

Karena, amo dan teman-temannya masuk kedalam hutan belantara yang terlalu jauh dan hutan tersebut adalah hutan terlarang maka kejadian aneh pun terjadi lagi.

Nama juga hutan terlarang ia guys, sudah pasti hutannya seram andai pun tidak seram sudah pasti angker, hiiiiiii... jadi sudah pasti bakal banyak kejadian jangal dan aneh.

"Sudah siap, ayo kita berangkat!." Seru amo pada kawan-kawan setelah mereka semua selesai sarapan dan ngopi.

"Rusanya gimana? di pikul berempat atau gantian?." Tanya seorang pada amo dan lainnya.

"Bergantian aja, dua orang pertama bawa rusa kemudian dua orang lainnya bawa barang-barang." Sangah amo atas pertanyaan kawannya.

"Baik, kita dua duluan bawa rusa ia Long. Nanti setelah setengah perjalanan gantian mereka berdua." Tanggap kawan amo yang satunya lagi sambil beranjak mendekati rusa.

Inilah kejadian aneh yang berikutnya. Kejadian aneh pada si rusa sekarang di saksikan oleh empat sekawan secara bersamaan. Saat amo dan kawannya mulai mengankat badan rusa tersebut tiba-tiba amo melihat sebuah benda di rusuk si rusa.

"Tunggu!." Pinta amo pada kawannya lalu meletakkan kembali tubuh rusa ke tanah.

"Ada apa Long?." Tanya salah satu kawan amo.

"Coba kalian lihat benda apa yang ada di rusuk rusa ini?!." Pinta amo pada kawan-kawannya.

"Apa si Long, mana?." Tanya kawan-kawan amo secara bersamaan dan mendekat ke rusuk rusa tersebut.

"Itu terompa kan?." Tanya amo pada kawan-kawannya.

"Benar Long, itu terompa." Salah seorang kawan amo menanggapi.

Karena rasa penasaran akan benda yang mirip terompa dan melekat pada punggung si rusa salah satu dari mereka pun meminta amo untuk bertindak.

"Coba ambil Long, kita lihat apa isinya?." Pinta kawan amo yang semalam ikut menyaksikan ke anehan si rusa.

"Yakin nih kita cek isi terompa itu?." Timpal amo ragu sambil melihat satu persatu kawannya.

"Yakin Long, siapa tahu isinya barang berharga." Imbuh salah seorang kawan amo.

"Aku ambil ia?." Kata amo pada kawan-kawannya lalu mengambil ranting untuk menarik terompa dari rusuk si rusa.

"Cepat buka Long, penasaran apa isinya!." Pinta sekaligus perintah seorang kawan pada amo.

"Semuanya siapkan senjata!." Perintah amo pada kawan-kawan sembari membuka parang lalu memotong tali pengikat terompa tersebut.

"Siap Long." Seru kawan-kawan amo bersamaan.

Setelah selesai memotong tali terompa tersebut amo pun lekas menumpahkan isi dari terompa tersebut menggunakan parang, mereka semua kaget kecuali amo dan salah satu kawannya yang telah melihat si rusa merokok semalam.

"Weeee... isi cuma rokok dan sirih kirain apaan." Celoteh dua kawan amo sambil tertawa.

Saat mereka asyik tertawa si rusa pun angkat suara. Rusa tersebut memanggil nama mereka satu persatu sembari mengetarkan badannya lalu bangkit. Kejadian itu sukses membuat kawan-kawan amo yang tertawa diam membisu seribu bahasa dan mematung di tempat tanpa bisa bergerak bahkan walau hanya sekedar mengedipkan mata termasuk amo.

Rusa tersebut tidak mengangu mereka, si rusa hanya bertanya pada mereka dan tetap pada posisinya namun setiap kali mengajukan pertanyaan mata si rusa selalu bercahaya merah terang dan sesekali melompat seakan mau menerkam.

"Dimana letak ladang kita tahun lalu?." tanya rusa tersebut sambil menyebut nama yang di ajukan pertanyaan sampai ke empat sekawan tersebut di tanya secara merata. Mereka tetap diam dan tidak bisa bergerak atau pun bicara untuk menjawab.

Di sela-sela yang genting, amo tiba-tiba bisa bergerak dan setelah menyadari amo bergerak si rusa lekas berlari kedalam hutan yang lebih dalam seraya berkata...

"Aku selamat, aku bebas, aku masih hidup" Teriak rusa kemudian menghilang dalam loncatan ketiga.

Setelah rusa itu menghilang kawan-kawan amo baru sadar dan lekas terjatuh lemas dan memucat. Amo segera memerintah kawan-kawannya untuk segera minum air dan cuci muka di sertai berdoa.

Sudah lebih dari satu jam mereka duduk tanpa suara karean pada sibuk menenangkan diri dengan pikiran masing-masing termasuk amo.

"Sudah tenang, ayo kita pulang." Amo memecahkan keheningan.

"Ayo, kita harus segera keluar dari tempat ini." Timpal kawan amo yang semalam ikut menyaksikan kejadian aneh si rusa.

"Ayo..." Jawab kedua kawan amo lainnya secara bersamaan dan segera bangkit.

Di tengah perjalanan pulang mereka melihat seekor kancil. Karena ke jadian aneh bersama sang rusa ternyata kawan-kawan amo mengalami trauma dan takut menembak hewan sehingga mereka hanya melihatnya saja.

Namun kejadian aneh bersama si rusa tidak mempengaruhi mental dan nyali amo, beliau dengan sigap membidik sang kancil.

"Wah... rezeki ngak kemana. Tidak bawa rusa ada kancil pun jadi." Seru amo pada kawan-kawannya lantas membidik senapan pada sang kancil.

Kawan-kawan amo hanya mendengarkan, menyaksikan dan tetap diam hingga akhirnya terdengar suara tembakan. Dooorrr... satu tembakan melesat tepat ke kaki sang kancil. Amo pun berlari dan mengambil kancil yang tertembak.

Setelah amo mengikat kancil hasil bidikannya, beliau dan kawan-kawan pun segera melanjutkan perjalanan pulang.

Sepanjang perjalan keluar hutan tidak ada perbincangan antara mereka yang terdengar hanya suara burung di pepohonan tinggi nan rindang dan nyamuk yang berkerumunan.

Setelah beberapa lama berjalan melewati dan menelusuri jalan akhirnya mereka sampai di rumah amo.

"Assalamualaikum.." Sapa amo pada orang rumah.

"Waalaikumsalam." Jawab umak dan anak-anak bersamaan.

Akhirnya sampai juga, bruugh ke tiga kawan amo langsung tumbang dan rebahan di lantai ruang tamu.

"Yeeee... amo bawa kancil." Seru Ernha dan adik-adiknya lantas memeluk amo.

"Amo kotor, bau asam dah main sana." Pinta amo pada anak-anaknya.

"Mak buatkan kopi buat kita." Lanjut amo pada umak.

"Ernha... nyalakan api dapur, panaskan air buat kopi untuk amo dan kawan-kawannya." Perintah umak pada Ernha karena beliau lagi menyusui Dheshi anaknya yang baru berusia satu tahun.

"Baik mak." Jawab Ernha lekas pergi ke dapur dan di ikuti oleh Ernhi.

"Kenapa pada lemas dan pucat gitu?." Tanya umak heran melihat wajah kawan-kawan amo.

"Panjang ceritanya Long." Jawab salah seorang dari mereka dalam posisi rebahan di lantai.

"Emang apa yang terjadi?." Tanya umak penasaran.

"Kami dapat rusa hantu..." Celetus salah seorangnya lagi.

"Rusa hantu? maksudnya gimana?." Timpal umak semakin penasaran dengan mata terbelalak dan tertawa lucu.

"Kami semalam dapat rusa besar dan rusa itu bisa ngomong." Jelas amo.

"Hahahaaa... kalau rusa bisa ngomong kenapa ngak di bawa pulang?." Timpal umak dalam keadaan masih tertawa.

"Ngak dengar orang bilang itu rusa hantu?!." Sergah amo dengan menyipitkan matanya.

"Permisi, ini kopinya silakan di minum paman."

Tawar Ernha pada teman-teman amo.

"Terimakasih ndok." Jawab salah seorang kawan amo yang segera bangkit dari baringnya dan segera menyeruput kopi tersebut.

"Sepertinya aku jera pergi berburu kalau seperti ini." Celetus salah seorang kawan amo sambil minum kopi.

"Aku juga jera, ngak lagilah ikut berburu." Timpal yang satunya lagi seraya menyeruput kopi.

"Aku sama long sebenarnya sejak tadi malam udah di gangu oleh rusa sialan itu." Imbuh salah seorangnya lagi.

"Benaran long?." Tanya salah seorangnya lagi kepada amo.

Amo pun mulai meneritakan tentang tabiat si rusa yang sangat aneh semalam kepada kawan-kawannya, umak dan anak-anak.

"Semalam lebih seram kalau kalian lihat pasti pada kencing di celana semalam." Jelas amo memulai bercerita.

"Jadi benaran ketemu rusa hantu?." Tanya umak masih kurang yakin.

"Semalam rusa itu duduk bersila, pakai kecapi dan merokok dan lebih seramnya, mata rusa itu berubah merah dan cahayanya seterang lampu senter tambah lagi kepalanya mutar ke belakang." Jelas amo panjang lebar pada semuanya.

"Asli... aku mau pingsan semalam, mau teriak suara gak mampu keluar." Cetus kawan amo yang semalam ikut melihat rusa berulah.

"Hahaha.... pantas kau tadi subuh ngak mau di ajak pulang dan gak keluar dari selimut." Canda seorang dari kawan amo.

"Jangan-jangan udah kencing di celana kau semalam." Timpal satunya lagi.

Seisi rumah pun pada ketawa sampai akhirnya kawan-kawan amo pun berpamitan pulang dan membawa jatah kancil masing-masing untuk hadiah kepada orang rumah.

###

Penciptaan itu sulit, dukung saya ~ Berikan voting untuk saya!

Mursalim_97222creators' thoughts