webnovel

PROLOG & CHAPTER 1 : PROTAGONIS DAN A

PROLOG

Angin yang hangat bertiup dan mengenai kulitku, aku mengangkat kepalaku keatas dan melihat matahari yang menyilaukan bersinar terang, aku mengangkat tangan kananku keatas dan sedikit melindungi mataku dari sinar matahari.

"Bagus"

Aku bergumam seperti itu dan menikmati momen ini, setelah beberapa detik berlalu, aku melanjutkan berjalan menuju gerbang akademi sihir dan berhenti di depan gerbang akademi, lalu berbicara.

"Jadi disini adalah tempat ku belajar"

Oooooo, bukankah kalimat ini seperti kalimat protagonis?, Gerakan yang sebelumnya juga, mengangkat kepala keatas untuk melihat matahari lalu menutup sedikit mata dengan sebelah tangan di jalan dekat akademi, bukankah itu keren?, Baiklah, tenanglah diriku….. aku tahu bahwa aku sudah lama menunggu momen ini, dan sekarang hari ini telah datang,  jika di ingat kembali, memang sudah lama sekali, memang membutuhkan waktu yang sangat panjang, akhirnya, akhirnya, hari ini telah datang, hari dimana 

"Aku akan menjadi protagonis di dunia ini"

**********

CHAPTER 1

Ada yang bilang kalau kau adalah protagonis dalam kehidupanmu sendiri, itu terdengar bagus, tapi walaupun kau adalah protagonis dalam kehidupanmu sendiri, kehidupan nyata tidak sama dengan cerita novel ringan dan manga juga anime, misalnya seperti protagonis yang biasa-biasa saja tapi tiba-tiba jadi populer, atau protagonis yang biasa-biasa saja tiba-tiba membangkitkan kekuatan misterius lalu terlibat dengan organisasi yang misterius, atau protagonis yang biasa-biasa saja tiba-tiba dipanggil kedunia lain lalu diminta untuk menjadi pahlawan.

"Sialannnnnnnnnnnnnnnnnn, apapun boleh, tolong apapun itu, buat aku merasa bahwa aku adalah protagonisssssssssss-"

Aku langsung menutup mulutku, Aku sekarang sedang berada dijalan menuju kampus jadi banyak  mahasiswa yang sedang melihat kearahku karena teriakan tadi.

Gawat, emosku tiba-tiba meledak, yah… bagaimanapun juga, Aku ingin menjadi protagonis, omong-omong kenapa aku sering menyebut protagonis bisa-bisa saja, itu karena aku orang yang biasa-biasa saja, wajah, tinggi, nilai akademis, olahraga, apapun itu bisa saja.

"hhhhhhhhhhhhhh"

Menyebutkannya kembali semakin membuat depresi, kembali ke pembahasan sebelumnya, walaupun katanya kau adalah protagonis dalam kehidupanmu sendiri seperti tadi yang ku sebutkan kehidupan nyata bukanlah sebuah cerita dan walaupun aku adalah protagonis dalam kehidupanku sendiri aku tidak bisa merasa seperti itu, karena kehidupanku mulai dari aku bisa mengerti dan memahami sesuatu sampai sekarang, aku hidup bagaikan sebuah udara ada tapi tidak bisa dilihat atau mungkin aku hanya tidak memiliki sesuatu yang disebut kesan atau karakteristik untuk membuat orang mengenaliku, bisa dibilang dikehidupan ini aku hanya seorang warga kota A dan sekarang karena aku adalah seorang mahasiswa maka aku adalah mahasiswa A dan hanya itu, tidak kurang tidak lebih.

"Aku ingin menjadi protagonis….."

Dengan suara yang kecil aku mulai bergumam lagi.

Ini sudah yang ke berapa kalinya?, aku terus menerus bergumam seperti ini, ribuan?, ratusan ribu?, Mungkin sudah jutaan kali, mau bagaimana lagi, keinginan untuk menjadi protagonis sudah bisa dibilang seperti ambisiku, sejak aku mulai menonton anime dan membaca manga serta novel ringan, api didalam diriku yang seharusnya hanya sekecil korek api seiring berjalan waktu sudah sebesar rumah yang kebakaran, bisa dibilang api itu sudah lebih besar diriku sendiri.

Awalnya saat keinginanku untuk menjadi protagonis meluap didalam diriku, aku mau mencoba untuk mengubah diriku agar bisa menjadi protagonis, aku berlari pagi setiap hari, belajar untuk meningkatkan nilai akademis ku, serta mencoba untuk meningkatkan penampilanku, selama tahun-tahun itu aku berusaha keras, dan aku yakin bahwa itu adalah usaha yang paling keras dalam hidupku, tapi sekali lagi aku diingatkan bahwa ini adalah dunia nyata, aku berlari setiap hari memang rekor lari ku meningkat tapi jangankan nomor satu, disepuluh besarpun namaku tidak masuk didalamnya, nilai akademis juga sama, sebanyak apapun aku belajar nilai akademis ku hanya meningkat sedikit dari rata-rata, untuk penampilan karena penampilan ku ditingkat rata-rata, mungkin bisa ditingkatkan sedikit dengan mengubah gaya rambut dan melakukan beberapa perawatan wajah juga mengenakan pakaian yang modis, tapi ada satu masalah, dan itu adalah uang, aku secara individu adalah rata-rata di segala bidang tapi kalau keuangan, keluargaku bisa dibilang dibawah dari rata-rata, aku juga mencoba kerja paruh waktu tapi sejujurnya pada saat itu pengalaman serta keterampilanku buruk, jadi pada akhirnya pekerjaan paruh waktuku pun tidak berjalan dengan baik, ditambah pada saat itu aku juga sambil meningkatkan diri pada bidang olahraga serta akademis yang semakin memperparah situasi.

Aku pada akhirnya menjadi putus asa dan membuatku berfikir mungkin aku sudah terlambat, mungkin aku tidak memiliki bakat, semakin aku berfikir semakin negatif pula pikiran yang muncul di kepala ku.

Ada saatnya juga aku berfikir jika aku bisa mengulang hidupku, aku akan meningkatkan diriku saat masih anak-anak, walaupun tidak berbakat setidaknya kalau aku berusaha keras saat masih anak-anak sampai aku nanti menjadi remaja aku mungkin bisa menjadi protagonis didalam kehidupanku ini.

Pada akhirnya itu semua hanya khayalan kosong yang semakin meningkat keputusasaan ku, jadi setelah itu aku menyadari bahwa aku tidak bisa menjadi protagonis dan menerima kehidupan ku yang sekarang.

Tapi…..aku…..tidak bisa menyerah, TIDAK!! Daripada tidak bisa menyerah, aku tidak ingin menyerah, tapi….. yang bisa kulakukan sekarang setelah keputusasaan itu hanya bergumam setiap hari, Menghabiskan waktu setiap hari masuk kedalam dunia cerita dan dunia khayalan sacara diam-diam.

"hhhhhhhhh"

Sepertinya pikiran ku jadi negatif lagi. Aku berjalan menuju kampus, kakiku melangkah mengikuti jalan lurus menuju ke sana, musim sekarang adalah musim panas dan tentu saja cuaca hari ini panas, dan sebagai tanda di hari yang panas ini keringat menyelimuti diriku tapi kakiku seperti mengalami musim dingin karena kakiku berat, setiap kali aku melangkah kakiku semakin berat bagaikan membeku di setiap kali aku melangkah.

Mungkin kakiku menjadi berat gara-gara perasaan ku menjadi negatif.

"Mungkin lebih baik aku bolos kuliah hari ini"

Aku memutarbalikkan tubuh ku dan pergi menuju arah berlawanan dari kampus, langkah kakiku anehnya menjadi ringan, kaki ku yang awalnya berat seperti membeku tiba-tiba menjadi ringan seperti bulu.

"Mungkin hari ini aku akan keliling kota untuk mengubah suasana hati ku"

Bergumam seperti itu, aku berencana berkeliling kota, aku berjalan dan tiba-tiba langkah ku terhenti. 

"Mmmm…., aku mau kemana ?"

Pada akhirnya aku tidak memiliki tujuan, baiklah, akan ku serahkan semuanya kepada kaki ku, aku akan berjalan kemanapun menyerahkan semuanya secara otomatis kemana kakiku ingin berjalan.

Aku seperti memulai sebuah petualangan, pertama-tama setelah aku mulai melangkah kembali, bukannya berjalan santai, aku langsung berlari, berlari dengan kencang dan merasakan hembusan angin, aku berlari menuju taman didekat kampus, menaiki ayunan, aku menggerakkan ayunan kedepan dan kebelakang berulang kali.

"Ooohhhhh, ternyata lumayan menyenangkan juga"

Aku menikmati sensasi berayaun di ayunan taman, tiba-tiba

"Mama ada orang aneh naik ayunan"

"Jangan dilihat, ayo menjauh"

Seorang anak-anak menunjuk ku lalu ibunya menutup mata anaknya dan pergi membawanya menjauh dariku.

Memalukannnnnn, baiklah, abaikan saja, hanya untuk hari ini, aku akan melepaskan belenggu rasa malu dan meregangkan sayap kebebasanku, ini baru permulaan, aku tidak boleh patah semangat disini hanya karena dipandang sebagai orang aneh.

Aku langsung melompat dari ayunan dan berlari disepanjang jalan taman, berlari dan terus berlari, aku menuju kejalan pejalan kaki disamping jalan raya, bermacam-macam tatapan diarahkan kepadaku, ada yang memandangku seperti orang aneh, ada yang melihatku berlari lalu menertawakan ku, ada yang hanya melihat kepada ku karena penasaran.

"Abaikan, abaikan, abaikan, abaikan, abaikan"

Aku bergumam seperti itu untuk menenangkan diri ku, aku terus berlari tanpa tujuan, dan tiba-tiba berhenti dan kelelahan.

Sepertinya aku kelelahan, dan ini bukan hanya kelelahan fisik tapi juga mental.

"Aku seharusnya tidak melakukan sesuatu yang tidak biasa ku lakukan tapi… entah kenapa perasaan yang tidak menyenangkan didalam diriku telah hilang… meski bayarannya juga lumayan besar"

Ooooooooooooooo, jika diingat kembali, memalukannnnnn, bagaimana ini, padahal itu adalah jalan yang biasa ku lalui saat berangkat kuliah, apa aku nanti akan dipandang sebagai orang aneh saat lewat jalan itu?, Baiklah, untuk sementara aku akan lewat jalan yang berbeda, dari pada itu.

"Aku haus"

Aku berjalan menuju minimarket terdekat, setelah sampai aku masuk kedalam minimarket, berhenti ditempat setelah dua langkah dan melihat para pelanggan yang ada didalam. 

Mmm, 7 orang, entah kenapa hari ini aku tiba-tiba ingin melihat-lihat wajah para pelanggan minimarket ini, kenapa?, …. Dipikirkan sebanyak apapun aku tidak mengerti, baiklah disini akan ku ikuti saja apa yang ku rasakan.

Diarah sebelah kiri ku, dua remaja yang mengenakan seragam sekolah, usia sekitar 16 atau 17 tahun, mereka berdua memiliki wajah yang serupa, mungkin mereka kembar, mereka berdua tertawa didepan tempat menjual minuman.

Lalu, remaja yang jelas-jelas terlihat jarang keluar dari kamarnya, pakaian santai berwarna coklat polos yang terlihat ada noda disana sini, rambut acak-acakan dengan poni yang panjang menutupi wajah, dan wajah yang terus menunduk, berada sekitar 2 meter didekat dua remaja itu, mungkin usianya juga sama dengan dua remaja itu.

"Apa remaja itu ingin beli minuman tapi tidak bisa mendekat, baiklah, kesampingkan saja dulu, selanjutnya"

Mmm… kenapa aku tidak menyadarinya, seorang wanita mengenakan setelan kantor, wanita itu berusia kira-kira sekitar awal 30 tahun, wanita itu sepertinya memperhatikan remaja yang tidak bisa mendekat itu sambil menangis.

"Mmmm, mungkin itu ibunya"

Sisanya berada disebelah kanan ku adalah 3 orang pelanggan yang mengantri, diantrian terdepan ada seorang ibu rumah tangga yang membeli banyak bahan makanan, usianya mungkin sekitar mendekati 30 tahun, diantrian dibelakangnya dua remaja laki-laki yang menggunakan seragam yang sama sedang menunggu, remaja antrian kedua memiliki wajah yang biasa tapi remaja antrian ketiga tampan.

"Cih"

Ops, aku tidak sengaja mendecakkan lidahku, mau bagaimana lagi, aku benci orang tampan, orang yang berwajah tampan adalah orang yang bisa dengan mudah menjadi protagonis dalam kehidupannya, hal yang sangat sulit ku dapatkan meski aku sudah berusaha keras dan hal itu adalah hal yang begitu ku dambakan, dan makhluk seperti itu apabila ingini benar-benar menjadi protagonis, tidak, malah dengan sendirinya tanpa usaha apapun bisa jadi protagonis, dengan membayangkannya saja rasanya seperti harga diriku diinjak-injak sampai hancur.

Remaja diantrian ketiga itu tiba-tiba menggigil dan mulai melirik ke kanan dan ke kiri.

Ops, sepertinya rasa permusuhan ku pada remaja laki-laki tampan itu begitu intens sehingga hal itu sampai pada dirinya, aku harus mengendalikan diriku.

Aku mencoba menenangkan diri dan kembali mengamati.

Walaupun aku tidak tahu untuk apa aku mengamati para pelanggan di minimarket ini, rasanya aku memiliki firasat bahwa aku harus mengamati mereka atau tidak nanti aku akan menyesal, baiklah, dengan ini semua pelanggan telah diamati dan sebagai tambahan, pegawai minimarket ini juga perlu ku amati.

Pegawai itu mungkin mendekati usia 40 tahun dengan wajah yang keriput serta wajah yang kelelahan dan kantung mata dibawah matanya.

Baiklah, sekarang aku sudah selesai mengamati mereka. Aku tidak tahu apa gunanya melakukan hal ini tapi biarlah, akan aku simpan hasil pengamatan ini didalam otakku untuk jaga-jaga.

Setelah selesai mengamati semuanya, aku sadar kembali bahwa aku haus jadi aku berjalan menuju tempat menjual minuman, saat tinggal beberapa langkah lagi mendekati sang ibu yang mengamati anaknya sesuatu terjadi.

Cahaya menyilaukan tiba-tiba muncul dan diikuti dengan suara gemuruh tetapi anehnya tidak ada gelombang kejut, karena cahaya yang menyilaukan ini muncul begitu tiba-tiba mataku menjadi kabur, setelah beberapa saat, aku bisa melihat lagi tapi pemandangan yang sangat tidak bisa di percaya terbentang didepan mataku, ada sebuah kawah yang panjangnya sekitar 5 meter dan dalamnya mungkin sekitar 2,5 meter, aku tidak tahu pasti tapi yang lebih penting dari pada itu semuanya seperti terhapus, tanah, lantai, dan atap. Bangunan itu sendiri terhapus mengikuti lingkaran dari kawah ini juga 3 remaja dan seorang ibu yang ada didepan ku juga menghilangkan tanpa jejak sedikit pun.

Aku yang saking terkejutnya membeku ditempat tidak bisa mencerna apa yang terjadi lalu.

"Kyaaaaaaaa"

Mendengar teriakan ibu rumah tangga itu, aku kembali tersadar mungkin bukan cuma aku tapi semua orang yang ada di minimarket ini, tapi, sudah terlambat sesuatu seperti retakan muncul, retakan ini  bukan retakan pada bangunan, terlihat jelas sekali bahwa ruang itu sendiri yang retak, lalu secara tiba-tiba retakan menyebar begitu cepat pada seluruh minimarket.

Ini bahaya, aku harus lari, lari, lari, lari, lari.

Saat aku mencoba untuk berbalik, tiba-tiba aku menyadari sesuatu yang sangat penting.

Bukankah ini adalah kesempatan, mungkinkah ini adalah pertanda sesuatu yang kuharapkan akan terjadi, tapi… kalau retakan ruang ini menyebabkan kematian bagaimana?.

"..... aku tidak peduli, ini adalah pertaruhan sekali seumur hidup"

Aku menghentikan tubuh ku untuk berbalik, dan merentangkan kedua tanganku ke depan seperti menyambut datangnya sesuatu.

"DATANGLAHHHHHHHHHHHHHHHHH"

aku berteriak keras, mungkin ini adalah teriakan terkeras dalam hidupku, apakah aku tersenyum? Aku tidak tahu, aku tidak tahu tapi jantungku berdetak begitu kencang, ini bukan karena rasa tegang atau takut, justru detak jantung ini adalah detak jantung ketidaksabaran seakan menunggu datangnya sesuatu yang sudah ditunggu begitu lama, entah kenapa aku memiliki firasat bahwa ini akan menjadi momen yang akan menghancurkan semua hal membosankan yang terjadi dalam kehidupanku, bagaimana kalau firasatku salah?, Bagaimana kalau retakan ruang ini akan merobek-robek diriku sampai mati?, Atau mungkin aku akan tersedot kedalam lubang hitam dan terjebak diruang gelap tanpa cahaya dan suara?.

Lalu, ruang retak sepenuhnya dan aku mulai tersedot kedalamnya.

"Hahahahahahahahaha"

Aku tertawa, entah bagaimana secara alami aku tertawa, dirobek-robek sampai mati?, Terjebak dalam ruang gelap tanpa cahaya dan suara?, AKU TIDAK PEDULI, mau apapun itu, aku tidak peduli, ini adalah pertaruhan sekali seumur hidupku dan aku akan menerima akibat dari apapun yang terjadi pada pertaruhan ini.

Diriku tersedot dengan sangat cepat dan entah kenapa kesadaranku mulai menghilang.