webnovel

CHAPTER 4 : PROTAGONIS DAN CUMI-CUMI

"Ah!, Sudah mau senja, ayo bergegas kembali, padang rumput ini saat malam tingkat bahayanya jauh berbeda dengan siang hari"

"Benar kata Jack, ayo kita menjauh dari sini, Goerge berhenti menangis"

"Hhhh, apa boleh buat, nyawa lebih penting dari misi, ayo George cepat berdiri"

"Tunggu Rose, dimana kau menarik ku, Aduh!, Aduh!"

Sepertinya mereka sudah kembali tenang. Mmm, jadi mereka kesini karena ada misi. Ah!, Cambang George seperti mau terlepas, meski penyihir wanita mungkin kekuatan fisik Rose lumayan kuat.

"Baiklah, Joe, George, Rose, ayo kembali"

"Oke"

"Ya"

"Oke"

"Dan kak Hero"

"Hero saja tidak apa-apa"

"Baiklah Hero, kalau kamu tidak keberatan, aku akan antarkan sampai ke kota"

"Terima kasih, sejujurnya aku tidak tahu apa-apa tentang daerah ini"

"Benar juga, menurut ceritamu, kamu secara tiba-tiba di teleportasi dari reruntuhan kesini"

"Joe"

"Rose"

"Ya"

"Apa?"

"Kalian adalah penyihir, apa kalian tahu sesuatu tentang ini"

"Mmm, aku sepertinya pernah mendengar hal seperti itu, Ah!, Kalau tidak salah, didalam dungeon, kata para petualang di guild setelah kamu menaklukkan dungeon akan ada lingkaran teleportasi yang akan memindahkan mu keluar dungeon, dan juga ada jebakan yang secara paksa membuat mu di teleportasikan ke tempat-tempat tertentu"

"Iya, saya pernah membaca hal itu didalam buku, dan Joe, bukankah mempelajari tentang dungeon itu penting, memasuki dungeon itu mempertaruhkan nyawa, ketidaktahuan itu bisa berakibat fatal"

Oh!, Ternyata ada lingkaran teleportasi di dunia ini, hhh, dengan ini peluang ku untuk dicurigai akan berkurang. Juga di dunia ini ternyata juga ada dungeon, seperti yang diharapkan dari dunia fantasi.

"Maaf, setiap kali aku membaca buku, aku entah kenapa tanpa sadar tertidur"

"Hhhh, padahal kamu pakai kacamata dan terlihat seperti orang pintar tapi…, hhh, apakah kacamata itu hanya hiasan"

"Rose, biar ku beritahu, jangan menilai orang dari penampilannya saja, dan bukankah kamu sudah tahu, kalau aku pakai kacamata hanya karena mataku tidak bisa melihat dengan benar tanpa kacamata"

"Haha, maaf, maaf, tapi kesan pertamamu memang terlihat seperti orang pintar yang terpelajar"

Memang benar kata Rose, Joe terlihat seperti orang pintar yang terpelajar, mm, memang penampilan bisa menipu. Juga mereka berbicara seperti belum pernah memasuki dungeon.

"Apakah kalian tidak pernah pergi ke dungeon"

Jack menjawab.

"Haha, iya, kami masih petualang pemula, jadi kami belum menerima izin dari guild petualang"

"Oh, begitu, aku kira kalian adalah petualang yang lumayan terkenal"

"Benarkah, haha, aku senang kamu bilang begitu"

Jack tersenyum dan menggaruk belakang kepalanya.

"Hhh, Jack kamu terlihat seperti anak-anak, jadi hentikan, bikin malu"

"Rose, lidahmu masih tajam seperti biasa"

George tertawa.

"Haha, beginilah party kami Hero, maaf kalau mengecewakan mu"

"Tidak, ini party yang bagus"

"Terima kasih, Jack, Rose, sudah saatnya kita pergi, nanti keburu malam"

"Ah!, Maaf"

"Benar, ayo cepat kita cepat pergi, saya tidak ingin berlama-lama berada di padang rumput ini"

Kami berjalan menuju kota, sambil ngobrol dengan santai, dan hari sudah mulai senja. Oh! Benar, aku lupa, untuk mengumpulkan informasi dari mereka, tapi sebelum itu ada sesuatu yang sejak tadi membuat ku penasaran.

"Jack, apakah padang rumput ini seberbahaya itu"

"Ya, padang rumput ini disebut dengan padang rumput pembunu malam"

"Nama yang berbahaya"

"Haha, ya, memang, saat matahari masih terbit padang rumput hanya dihuni oleh slime jadi tidak seberbahaya itu, tapi saat malam level bahayanya tidak bisa dibandingkan"

"Kenapa"

"Sebenarnya, dibawah padang rumput pembunuh malam ada Woodsquid"

"Woodsquid?"

"Apa kamu tidak tahu?"

"Tidak"

"Jack, apa kamu lupa Hero tidak pernah keluar dari desa dan terisolasi selama 6 tahun di hutan kabut"

"Joe benar, Jack, apa kamu sudah lupa?"

"Haha, ya, sedikit"

"Hhhh, masih pelupa seperti biasa, akan lebih baik jika ada obat yang bisa menyembuhkannya"

"Hei, Rose, jangan bicara seperti itu adalah penyakit"

"Jika tidak ingin disebut seperti itu, kamu harus bisa setidaknya, tidak melupakan sesuatu satu hari saja"

Jack memegang dada kiri dengan kedua tangan lalu berjalan sambil menunduk. Melihat Jack seperti itu Rose menggelengkan kepala dalam diam dan lalu berbicara padaku.

"Oh! Ya, Hero, ada suatu yang selalu ingin aku tanyakan, saat mendengar ceritamu"

"Mm, apa itu"

"Kenapa kamu dan keluargamu tidak meninggalkan desa, meski tahu bahwa penduduk desa tidak menyukaimu"

Aku menundukkan kepalaku dan menunjukkan bahwa murung.

Ah! Tidak, ternyata ada celah dalam ceritaku, bagaimana ini, mmm… berfikir, ayo cepat pikiran. Untuk saja secara refleks aku menundukkan kepalaku dan menutupnya dengan akting, dengan ini aku bisa mengulur waktu.

"Ah! Tidak apa-apa, jika tidak ingin memberitahu"

"Ooo, tidak di sangka Rose yang biasanya acuh dengan orang lain bisa panik seperti itu"

"Diam"

"Aduh"

Jack yang kembali pulih terkejut dengan rose dan mengolok-oloknya tapi, Jack menerima tinju Rose dari atas kepala lalu wajah Jack menghantam tanah.

Itu pasti menyakitkan, lebih dari itu seperti yang kuduga, kekuatan fisik Rose ternyata memang besar, biasa kalau di cerita-cerita atau dalam game penyihir itu memiliki kekuatan sihir yang tinggi dan kekuatan fisik yang lemah, tapi sepertinya itu tidak berlaku di dunia ini.

Ah! Tidak, aku lupa memikirkan alasan yang bagus, aku bisa saja tidak menceritakannya karena sepertinya baik-baik saja tapi, aku ingin sebisa mungkin mengurangi peluang dicurigai. Oooooooooo, keluarlah!!!!!, Ide yang bagus. Oh! Sepertinya ini lumayan meyakinkan.

Aku mengeluarkan suara yang lumayan kecil tapi masih bisa didengar.

"Aku dijadikan sebagai sandera"

"Sandera?"

Rose merespon, dan semua diam untuk mendengarkan.

"Iya, seperti yang ku ceritakan, meskipun penduduk desa tidak menyukaiku tapi mereka juga tidak bisa berbuat apapun padaku, karena kedua orang tuaku adalah pedagang khusus satu-satunya yang dimiliki desa"

Jack bertanya kepadaku.

"Ya, kami sudah mendengar tentang itu, karena hanya mereka yang bisa berhitung dan baca tulis, tapi bukankah penduduk desa yang lain tinggal belajar dari ayah atau ibumu"

"Haha, itu cerita yang sedikit rumit"

Aku menggaruk belakang kepalaku dan mencoba untuk mengulur sedikit waktu.

Jackkkkk, kenapa kau menanyakan hal itu, gara-gara kamu sekarang aku perlu memikirkan jawaban dari pertanyaan itu.

"Karena terlalu rumit jadi aku akan meringkasnya"

"Desa tempat tinggalku dulu membenci kontak dengan orang luar, alasannya desa dulu pernah ditipu dan mengalami kerugian besar, setelah itu mereka menutup kontak dengan orang luar desa, setelah menutup kontak desa mulai mengalami kesulitan lalu mengirim kakekku untuk belajar di kota, kakekku menerimanya dan belajar ke kota, setelah kembali ke desa kakekku menjadi pedagang desa, lalu pekerjaan itu diwariskan ke ayahku dan rencananya akan diwariskan kepadaku, jadi Alasan mereka tidak belajar pada orangtuaku adalah karena mereka merasa tidak perlu untuk melakukannya"

"Ooo jadi, menjadi pedagang desa adalah pekerjaan turun-temurun"

"Ya, penduduk desa juga percaya bahwa keturunan ayah akan mewarisi pekerjaan keluarga tapi…"

"Ah!"

Jack sepertinya memahami sesuatu, Joe dan Rose terdiam, dan George mulai ingin menangis lagi.

"Haha"

Aku tertawa kecil.

"Seperti itulah, aku yang terlahir"

George mulai menangis.

"Penduduk desa awalnya dengan keras kepala memaksa orangtuaku untuk setidaknya membuangku, tapi mereka tidak menyerah dan bahkan bilang akan meninggalkan desa, mereka bernegosiasi dan menjelaskan kerugian apa saja yang didapatkan desa apabila mereka meninggalkan desa"

"Mereka adalah keluarga yang baik"

"Ya"

Aku tersenyum dan meneteskan air mata. Tentu saja itu hanya akting. Ah, George menangis semakin keras.

"Penduduk desa setuju tapi, mengeluarkan satu syarat, syarat itu adalah melarang orangtuaku untuk membawaku saat berdagang keluar desa, itu untuk mencegah kami kabur, mereka juga mengawasi ku dan orangtuaku"

"Mmm, mereka ingin menyingkirkan mu tapi malah tidak membiarkan mu keluar dari desa, sungguh kontradiksi"

"Ya, akupun juga berfikir seperti itu. Juga seperti yang ku ceritakan, ayah dan ibu tidak memiliki kemampuan bertarung dan bakat dalam sihir, jadi meski kami kabur dari desa, peluang untuk tidak tertangkap hampir mendekati nol"

Joe berbicara

"Mmm, jadi bisa dibilang kedua kubu mengalami kebuntuan"

"Ya, dan hasilnya aku berakhir menjadi sandera tapi mereka tidak bisa macam-macam"

"Ooo, tidak disangka Joe mengerti"

"Rose, hanya karena aku payah dalam membaca buku bukan berarti aku ini bodoh"

Oh!, Aku melihat urat muncul didahi Joe.

"Haha, maaf, aku cuma bercanda"

"Cih, dasar lidah belati Mithril"

"Mmm.. apa katamu"

Rose memelototi Joe, lalu Joe berkeringat deras dan memalingkan muka.

"Tidak, bukan apa-apa"

"Hahaha"

Aku tertawa. Lalu Jack ikut tertawa, dan George berhenti menangis lalu juga ikut tertawa. Kami berjalan sembil mengobrol dengan damai lalu Rose menjadi panik.

"Ah! Ini Bahaya, sudah mulai malam semua ayo lari sekarang"

Aku bertanya.

"Ada apa?"

"Woodsquid sebentar lagi bangun"

"Ah! Aku lupa bertanya tentang itu"

Jack mulai menjelaskan.

"Woodsquid adalah monster-"

Rose memotong pembicaraan dengan panik.

"Jack ini bukan waktunya untuk menjelaskan ayo-"

Tiba-tiba 2 akar pohon raksasa muncul dari tanah dibelakang kami atau mungkin tentakel kayu, panjangnya mungkin sekitar 7 meter. Aku berbicara.

"Hei, bukankah ini berbahaya"

"Jelas bahaya, semuanya lari dengan sekuat tenaga, kita hampir sampai menuju perbatasan"

Meski lumayan jauh, tidak salah lagi, didepan ada jembatan kayu yang lumayan luas, menghubungkan sisi padang rumput dan hutan.

Kami berlari sekuat tenaga, lalu tiba-tiba tentakel kayu disisi kanan mulai jatuh kearah Jack dan Rose, tapi Jack dan Rose dengan lincah menghindari tentakel kayu, Jack menghindar kesisi kanan dan Rose menghindari kesisi kiri, meski ada gelombang kejut, Jack dapat menahan gelombang kejut tanpa terhempas, dan yang lebih membuatku terkejut adalah Rose yang yang dapat melakukan hal yang sama. 

Mmm, sekarang aku yakin, kekuatan fisik Rose memang kuat, kenapa Rose menjadi penyihir?.

Gelombang kejut juga mengenai kami tapi George melindungi aku dan Joe.

Tentakel yang jatuh kebawah diangkat kembali, dan tanah di bagian bawah tentakel juga ikut terangkat. Jack berteriak.

"Hero hati-hati jangan sampai kamu terkena bagian bawah tentakel itu, kamu tidak akan bisa melepaskan diri"

"Tidak, tidak, Jack, sebelum itu, belum tentu tubuhku akan utuh setelah tertimpa tentakel itu"

Jack tersenyum dan menjawab.

"Benar juga"

Joe menegur kita.

"Kalian berdua ini bukan waktunya untuk bercanda"

"Kami tidak bercanda"

Rose juga ikut.

"Jack, diam saja, fokus untuk melarikan diri, atau kamu mau saya tinju dengan sekuat tenaga"

Jack menjadi pucat.

"Memikirkannya saja sudah mengerikan, baiklah"

"Apa katamu"

"Bukan apa-apa"

Tinju sekuat tenaga Rose, apa sampai segitunya sampai membuat Jack takut. Aku akan bilang sekali lagi, kenapa Rose menjadi penyihir?.

Tentakel disisi kiri akhirnya juga jatuh, tapi sepertinya meleset.

"Sepertinya kita lumayan beruntung, woodsquid itu seperti belum bisa sekuat tenaga karena baru bangun"

Aku bertanya.

"Apakah memang begitu"

"Entah"

"Hhhh, Jack"

Rose memelototi Jack, tapi Jack hanya mengalihkan mata. Kami berlima terus berlari lalu berkumpul.

"Tinggal sedikit lagi"

Lalu rumput menjerat kaki kami dan tentakel disisi kanan diayunkan menyamping.

"Ah!, Ini sihir manipulasi tanaman woodsquid, Rose"

"Maaf semuanya, Hero tahanlah, 'Fire' "

"Panas!"

Api mengenai kakiku. Panas, panas, sepertinya Rose sudah mengatur daya api yang dikeluarkan meski begitu ini masih panas. Joe berbicara.

"Maaf, Hero nanti akan ku sembuhkan"

"Baiklah"

"Awas"

George berdiri didepan dan menghadang dengan perisai lalu.

" 'Wall' "

Membentangkan perisai sihir. Dan tentakel menghantam perisai sihir, perisai sihir hancur lalu mengenai perisai George, George menahan dengan sekuat tenaga.

"AAAAAAAA"

dan George terlempar lalu menabrak kami, kami terlempar dan mendarat di sungai didekat jembatan.