webnovel

Pertama

"Gue di telpon nyokap, gue harus pulang besok !" katanya panik

"Gilaa ! lo baru nyampe sore ini dan langsung ngomongin pulang?! Mending lo gausah kesini !" Bentak perempuan itu tidak terima. "Serah lo !" Lanjutnya pasrah

🌱🌱🌱🌱🌱🌱

Perempuan itu sangat senang, terlihat dari raut wajahnya sudut sudut bibirnya yang terangkat, Bersenandung Ria. Bahkan jika ia lupa pada tempat, saat ini mungkin sudah loncat loncatan. Kegirangan. Walaupun sedikitnya ia juga sangat kesal pada laki laki dihadapannya. Ia terus memainkan ponselnya mencari tiket kereta. Tentu saja untuk laki laki menyebalkan ini. Ia sudah berdoa dalam hatinya semenjak laki laki itu mengatakan akan langsung pulang kembali.

"Ada?" Tanyanya sambil mengacak ngacak rambutnya

"Ngga.. Kalo naik bus rencana balik jam berapa ?" menoleh kearah laki laki itu. Terlihat jelas lelah diraut wajahnya. Ini memang masing pukul 11 pagi, tapi rasanya tidak rela jika nanti sore ia sudah ditinggal kembali.

Raefal menarik nafas kasar. "Sore paling. Ayoo jalan !! mau kemana?" Tanyanya sambil berdiri menarik lengan Davira.

"Terserah lo! Kalo gue tentuin nanti kejauhan" Jawabnya acuh, Davira memang sangat ingin kepantai. bukan hal yang tidak mungkin untuk Raefal untuk tidak menurutinya. Tapi membayangkan jarak dan posisinya seperti ini membuat Davira mengurungkan niatnya pergi kesana. "Pleaseee... waktu kita dikit! sempet aja mikirin main !" Dengusnya kesal.

Akhirnya.. Mereka pergi kesalah satu mall hanya untuk bermain timezone sampai sore. Dan kembali lagi ke Pusat oleh oleh terdekat dari stasiun.

"Ngga ikut masuk?" Tanya Raefal saat beberapa langkah masuk dan menyadari Davira tidak mengikutinya, malah jauh dibelakangnya. Davira hanya menoleh dan menggeleng, Ia langsung duduk didepan kursi coklat panjang yang tersedia di depan toko tersebut. "Gue mau cari oleh oleh dulu yaa sebentar, Tolong cekin tiket lagi yaa.. siapa tau ada yang nongol"

"Hemmmm" Hanya itu jawabannya. Davira benar benar tidak ikhlas !

Saat Raefal pergi, Sempat ada satu atau dua tiket muncul tapi hilang kembali. Sampai rasanya Davira tidak ingin sekalipun, bahkan semisal ada satu tiketpun untuk sore ini atau malam ini.

Setelah selesai Raefal, Ikut bergabung dengan Davira. Duduk berdua disebelahnya.

"Terpaksa deh, gue naik bus" gumam Raefal sambil melurus luruskan kakinya yang tidak pegel.

Davira menoleh "perlu gue anter sampe terminal?"

Raefal tersenyum. Manis. "Ngga usah. mending lo dirumah aja. kalo gue naik kereta, lo wajib ikut!"

Davira langsung mengambil handphonenya lagi. Mengecek kembali tiket yg dicarinya. Dan, kalian tau apa yang terjadi? MUNCULLLL !!! ada satu tiket yang kosonggg. Ia bingung, hanya selang satu jam setengah dengan keberangkatannya. Tentu saja perasaannya campur aduk saat ini

Davira menarik nafas panjang "paall..... " Rengeknya sambil menggelayut manja dengan di lengannya.

"Kenapa sayang ?" Tanya Raefal bingung, kemudia mengelus pucuk rambut Davira

"Tiketnya ada" sambil menunjukan handphone

Tubuh Raefal menegak, membuat Davira hampir terjatuh "Peseninnnn!!! Peseninnnn !!! Buruannn!! buruann !!!" heboh sekali dia, layaknya emak emak baru saja mendapet arisan. Raefal langsung mencari cari handphonenya ditas "Aduh!!" (Dia langsung cek dari handphonenya) mampuss !! mampusss !!! gue yangg dapettt!!! gue yang dapettt !!!" ucapnya kalang kabut. Davira hanya mendengus melirik dari ujung matanya.

"Gue ikhlasin lo pergi" gumam Davira

"Pantes aja dari tadi ngga dapet dapet tiketnya. lo belum ikhlaskan gue tinggal?" merangkul davira

"Hemmmmmmm"

"Ahhh sayaaaaaaaaaaaaaaaaanggggg" ucapnya gemas pada Davira sambil goyang goyangkan kepalanya, mengacak ngacak gemas rambutnya seperti adonan! "Ayo ayoo kita ke stasiun" Ajak Raefal dengan senyum yang tak hilang daei sudut bibirnha sambil ngedip ngedipin mata.

🌱🌱🌱🌱🌱

"15 menit lagi gue masuk ya. Keretanya udah datang"

"kalo lo mau masuk sekarang juga gapapa" bohong! Rasanya bohong sekali Davira mengucapkan itu, Aslinya ia sangat Kesal, Marah, dan ingin sekali mengamuk padanya. Tapi apa boleh buat?

"Selama ngga ada gue, hati hati yaa disini. Jaga hati. Jangan kangen" ucap Raefal menenangkan

"Iyaa" Davira hanya menunduk rasanya air matanya mau tumpah. malu sekali jika Raefal melihatnya.

"Liat gue ! gue didepan lo bukan dibawah lo" sambil menarik wajah Davira agar berhadapan dengannya.

"Jangan nangis. Tadi ngusir. kenapa sekarang jadi cengeng? Kangen kangenannya belum selesai ya ?"

Yaaa tuhaannn lagi sedih gini masih aja nyebelin. tapi dia terus menggenggam tangan Davira. Erat ! Seperti ia takut jika Davira diculik om om, mas mas atau abang abang yang pasti bakal jadi saingan dia. -Apaan si thor-

"Pengen meluk" Ucapnya lirih.

Tapi kaya gamungkin pelukan di tempat ramai seperti ini. sinting! Tapi.. Tidak sampai 5 detik, Raefal langsung ngerangkul Davira dengan posisi yang benar benar berhadapan. Seolah olah berpelukan. Davira mendadak speechless!

"Gue sayang lo. Jaga hati gue" Bisiknya