"Yang aku nggak nyangka Melisa bisa seliar itu."
"Kenapa memangnya?"
"Aku lihat tadi ada stempel merah di leher Reza. Jadi iri deh aku."
"Hah, kamu itu aneh. Irinya dimana,"
"Aku juga pengen lah kamu bisa seliar seperti Melisa. Ninggalin stempel kayak gitu pas lagi main …"
"Hussst, jangan gitu ah."
Rama larut dalam perbincangannya dengan Alice lewat sambungan video call. Tanpa disadarinya ada Reza di sampingnya membawa berkas yang ingin diserahkan pada Rama, ia sudah mengetuk pintu namun tidak ada sahutan alhasil langsung masuk. Tapi ternyata malah ia dikejutkan dengan topik pembicaraan kakak iparnya itu yang membahas dirinya dan Melisa.
"Khmm." Dehem Reza.
Biarlah dianggap pengganggu pembicaraan orang, lagipula disini ia yang menjadi topik pembahasannya. Bukankah itu tidak sopan mencampuri urusannya dengan sang istri. Terlepas hal yang memalukan yang terjadi padanya hari ini, toh mereka adalah sepasang suami istri, sah saja melakukannya walau tidak pada tempatnya.
Support your favorite authors and translators in webnovel.com