Tidak terasa hari ini adalah hari Sabtu dimana pesta pernikahan antara Rama dan ALice digelar. Setelah dua minggu mereka mengurusi dan mempersiakan segala sesuatu yang berhubungan dengan pesta pernikahannya disela-sela kesibukan kerja. Mulai dari pemilihan dan pengukuran gaun pengantin, pemilihan makanan yang akan disiapkan untuk menjamu para tamu undangan, memilih siapa aja yang akan datang ke pesta pernikahan mereka dan masih banyak lagi semua itu dilakukan mereka sendiri.
Kemarin saat mengurusi itu semua perasaan ALice memang tengah dirundung rasa bimbang. Pikiran dan hatinya masih dibayang-bayangi sosok Panji. Namun itu semua ia rahasiakan, hanya dirinya seorang yang tahu. Malahan hari ini rasa bimbang itu semakin memuncak didirinya. Dirinya tidak bisa berhenti memikirkan Panji. Perasaan bersalah menguasai dirinya.
Dia tidak mungkin terus mengharapkan Panji disaat orangtuanya sudah setuju dengan hubungannya bersama Rama. Semakin kesini juga Alice mulai nyaman pada Rama akan perhatian dan sayang yang selalu diberikan Rama tulus padanya. Cuma perasaannya tidak bisa dibohongi.
Jujur sampai sekarang perasaan pada Panji jauh lebih besar daripada perasaannya pada Rama. Sekarang dia berada di antara dua pilihan yang membingungkan. Tapi dia berusaha yakin akan pilihannya untuk memilih Rama karena orangtuanya memang sudah setuju dan cocok dengan Rama. Apalagi Rama juga sangat sayang dan perhatian dengannya. Walaupun hubungan mereka harus diam-diam agar tidak diketahui orang-orang kantor.
Kemarin selama proses menuju hari pernikahannya Alice masih mengharapkan kedatangan Panji. Walaupun pada akhirnya dia harus mengakhiri hubungannya bersama Panji. Supaya dia tidak memikirkan Panji lagi dan perasaannya menjadi tenang akan kejelasan hubungannya dengan Panji berakhir. Akhirnya dia sudah menganggap kalau hubungannya dengan Panji telah selesai.
Hingga pada puncak moment sakral saat Rama mengikrarkan janji sucinya kepada Alice melalui ijab kabul diucapkannya di depan orangtua dan para tamu. Rama mengikrarkan dengan lancar dan tegas, membuat banyak orang langsung mengucapkan rasa syukur. Perasaan Rama kini campur aduk: Senang, bahagia, lega, puas menjadi satu setelah mengucapkan ijab kabul dengan lancar. Sekarang dia telah sah menjadi suami ALice wanita yang sangat dicintainya sejak kecil itu. Alice juga tidak bisa menutupi rasa bahagianya saat tahu Rama mengucapkannya dengan lancar dan kedua orangtuanya sangat senang mendengarnya sampai-sampai meneteskan air mata. Selama Rama mengikrarkannya Alice tidak henti-hentinya memandangi wajah orangtuanya. Hingga akhirnya tetesan air mata orangtuanya jatuh setelah Rama melafalkannya dengan lancar pertanda mereka sangat senang dan lega sekali. Alasan utama Alice menerima Rama menjadi suaminya adalah orangtuanya yang sudah yakin kalau Rama merupakan sosok laki-laki yang bertanggung jawab dan penyayang. Memang benar sih apa yang dibilang orangtuanya itu, terbukti Rama yang selalu perhatian dan sayang padanya walupun Rama dulu pernah harus menunggu lama jawaban ALice ketika Rama mengungkapkan perasaannya pada ALice. Walaupun Rama juga sudah tahu kalau ALice sudah punya pacar. Dengan sabarnya Rama menunggu ALice.Hingga kini tibalah waktu penantian Rama berakhir setelah menikahi ALice secara sah dihadapan orang banyak.
Rama dan ALice terlihat serasi sekali dengan balutan kemeja dan gaun warna senada yaitu putih. Rama memakai kemeja dan celana warna putih terlihat gagah dan tampan sekali bersanding dengan Alice yang memakai gaun cantik berwarna senada juga terlihat cantik nan memesona. Melihat pasangan tersebut membuat banyak tamu terpesona. Sampai-sampai semua orang memuji keserasian mereka.
Untuk tamu sendiri yang hadir di pernikahan mereka hanya dari keluarga besar Rama dan Alice saja. Terlihat juga ada beberapa karyawan perusahaan Rama juga datang kesana sebagai perwakilan kantornya . Suasana pernikahan mereka terasa intim sekali. Rama sengaja mengundang sedikit tamu karena sebagian besar teman-temannya ada di Jakarta. Sedangkan pesta pernikahannya kini digelar di Bandung tepatnya di rumah ALice. Alice sebenarnya ingin mengundang teman-teman kantornya seperti Rini dan Rina tapi diurungkannya karena itu akan menjadi berita panas yang bisa membuat suasana kantor menjadi gaduh. Siapa yang tahu kalau ALice yang notabennya karyawan baru diperusahaan Rama adalah wanita yang bakal jadi istri Rama, pemilik PT. Karunia Alam. Seperti yang banyak orang tahu, banyak wanita diluaran sana telah menunggu dan mengidolakan Rama untuk menjadi suami mereka.
Setelah Rama mengikrarkan ijab kabul disamping Alice membuatnya lega sekali. Rama mengucapkan ijab kabul dengan lancar dan mantap sekali. Alice mendengar suaminya itu membuatnya terharu. Saking semangat dan cintanya membuatnya begitu lancar sekali mengucapkannya.
"Akhirnya kita sudah sah jadi suami istri."Rama berbicara pelan menatap Alice dengan tersenyum.
"Ya mas."Alice berusaha tersenyum di depan Rama.
"Cieee cieee."suara gemuruh orang-orang yang melihat keduanya setelah sah menjadi suami istri.
"Alice."Rama menarik kepala Alice mendekat lalu mencium dahinya agak lama. Pandangan semua orang mengarah ke mereka.
Setelah mengikrarkan ijab kabul, Rama dan Alice berjalan bergandengan menuju taman terbuka di rumah Alice. Mereka tidak lupa mengabadikan moment romantis mereka dengan berpoto bersama. Banyak orang yang antre meminta foto bersama dengan mereka. Dengan sabar mereka melayaninya. Semua tamu tidak henti-hentinya memberikan ucapan selamat atas pernikahannya,memenjatkan doa untuk pasangan baru itu dan ada juga yang masih tidak percaya kalau Rama telah menikah dengan wanita pujaan hatinya di usianya yang masih tergolong muda.
Rama dan Alice tidak henti-hentinya bergandengan tangan terus. Bahkan Rama sempat ingin mengajak Alice untuk berdansa, namun Alice tidak mau. Lantaran dia malu dilihat banyak orang. Rama tidak pernah memaksakan keinginannya bila Alice tidak bisa menurutinya. Rama typical cowok yang sangat pengertian terhadap cewek. Dia sangat menghargai segala pendapat pasangannya.
Tiba-tiba Alice merasa capek sekali setelah seharian bersalaman dan melayani para tamu. Itu bisa dilihat dari ekspresi wajahnya. Rama yang sudah paham dengan kebiasaan Alice yang mudah kecapekan, langsung mengajak istrinya masuk ke kamarnya untuk istirahat.
"Kamu pasti capek."Rama menggandeng tangan Alice menuju kamar Alice.
"Hmm."Alice pasrah karena sudah lemas telah bersalaman dan melayani semua tamu untuk berfoto dengannya.
"Kamu istirahatlah disini. Biar aku aja yang diluar."Rama merebahkan tubuh Alice di atas kasur.
"Makasih mas."Alice menatap wajah Rama dengan lesu.
"Apa kamu mau minum?"Rama melepaskan tangan Alice hendak mengambilkan air putih.
Setelah mengambil air putih, Alice langsung bangunkan dari tidurnya. Rama membantu Alice meminum air putih karena sudah lemas sekali.
"Sini. Kamu pasti kecapekan."Rama menarik tubuh Alice dan memeluk tubuh istrinya.
"Iya pasti aku kecapekan ini."Alice tidak menolak dan membalas pelukan suaminya.
Rama terlihat menikmati pelukannya bersama Alice. Seakan-akan tidak mau melepaskan tubuhnya yang telah menempel dengan istrinya. Malam ini akan menjadi malam yang sangat bahagia untuknya. Tidur bersama perempuan yang telah ia cintai sejak kecil.
"Kamu tidur dulu aja."Rama melepaskan pelukannya dan membantu merebahkan tubuh istrinya diatas kasur.
"Makasih."Alice menikmati rebahannya dikasur.
"Selamat istirahat sayang."Rama mengecup dahi Alice dengan manis. Alice menjawabnya dengan tersenyum manis kearah Rama.
Rama keluar dari kamar dan mengunci pintunya. Rama kembali berkumpul dengan tamu-tamunya diluar. Banyak tamu yang menanyakan keberadaan istrinya itu. Rama menjawabnya dengan santai dan menjelaskannya dengan jujur kalau Alice sedang capek sekali dan butuh istirahat di kamar. Beberapa tamu memakluminya dan tidak lupa memberikan ucapan selamat kepada Rama.
Waktu sudah semakin malam banyak tamu yang sudah pulang masing-masing. Beberapa tamu mulai meninggalkan rumah Alice. Rama menemui orangtuanya dan mertuanya yang terlihat sedang berkumpuldi halaman samping rumah. Mereka sudah tahu kalau Alice kelelahan setelah melayani foto bersama tamu-tamunya. Karena sudah larut malam Rama memutuskan untuk kembali ke kamar.
"Pah mah aku mau ke kamar dulu?"Rama berpamitan dengan orangtuanya dan mertuanya. Rama sudah memanggil orangtua Alice dengan panggilan Papah dan mamah. Orangtua ALice senang mendengarnya.
"Ya silahkan kalian berdua istirahat di kamar."Bu Amira senyum-senyum ke arah Bu Zubaidah berniat menggoda Rama.
"Semoga cepat dikasih momongan ya nak."pesan Bu Amira dengan semangat.
"Siap."Rama juga ikut tersenyum menatap mertuanya dan mamah Alice. Rama juga memang tidak sabar untuk memiliki anak dari Alice.
Setibanya di kamar, betapa terkejutnya Rama melihat Alice sedang terlelap tidur di atas kasur. Ternyata dia telah mengganti gaun pengantinnya tadi dengan piyama berwarna merah muda. Terlihat sekali istrinya itu cantik alami ketika memakai piyama tersebut dan tanpa make up. Sebelum tidur ALice menyempatkan untuk mengganti gaunnya dan membersihkan make upnya. Ini kali pertamanya Rama melihat wajah Alice yang cantik tanpa polesan make up dan tidur di ranjang bersamanya.
Kebetulan posisi tidur Alice saat itu telentang yang memperlihatkan dua gunung kembar menonjol. Rama melihat pemandangan tersebut terlihat senyum-senyum sendiri sambil beradu dengan nafsunya. Nafsu yang wajar dimiliki seorang laki-laki di malam pertama dengan istrinya. Dia mendekati tubuh Alice dan menatap dengan dekat tubuh istrinya itu.
"Istriku."Rama mencium dahi Alice yang masih tertidur. Alice tidak merespondnya.
Sebenarnya malam ini adalah malam pertama mereka. Rama ingin menghabiskan malam pertamanya dengan Alice dengan penuh cinta yang sudah dinanti-nantinya sudah lama. Tapi karena Alice sudah tertidur, Rama mengurungkan niatnya karena tidak tega membangunkannya. Akhirnya dia hanya memandang wajah istrinya saja yang masih terlelap tidur itu. Melihatnya saja sudah membuatnya senang dan puas apalagi kalau melakukannya bersama ALice.