Dipagi hari ke 5, Dokter membawakan kabar bahagia, Adelia sudah diperbolehkan pulang. Wanita cantik itu sedang membereskan pakaiannya, memasukkan ke dalam tas koper warna pinknya, warna kesukaan Adelia.
Semua perlengkapan juga sudah ia rapikan, sekali lagi Adelia melihat sekeliling dan memastikan tidak ada barangnya yang tertinggal. Nathan hanya tersenyum melihat tingkah istrinya, dia tidak berani mengganggu karena dia tau kalau Adelia tidak suka diganggu bila sedang melakukan sesuatu. Tak lama terdengarlah ketukan sopan dan pintu terbuka, tampak Jason memperlihatkan muka tampannya.
"Administrasi RS sudah selesai pak Presdir. Saya akan ambil mobil dulu pak", ujarnya lalu mengambil tas koper pink Adelia dan membawanya serta.
Nathan berdiri dan kemudian berjalan menggandeng Adelia, "Kamu mau pakai kursi roda atau mau aku bopong sampai mobil?", tanya Nathan dengan nada menggoda.
"Aku sudah sehat Bos, jadi aku bisa berjalan sendiri sampai luar. Bahkan aku bisa berlari", ujar Adelia menggerutu.
Nathan tertawa ringan, mereka berjalan berdampingan mesra sekali. Tiba-tiba ada telepon masuk ke HP Nathan, sepertinya telepon penting sekali.
"Aku terima dulu ya", ujar Nathan lalu mengangkat sambungan handphonenya. Adelia tetap berjalan menjauh, taklama Nathan datang menyusul.
"Sayang, kamu aku antar pulang dulu ya, setelah itu aku ke kantor sebentar, ada urusan mendadak", ujar Nathan setelah tiba di sisi Adelia.
Sesaat kemudian mereka sudah keluar lobby utama RS dan sedang menunggu Jason membawa mobil.
"Kalau ngga aku ikut kamu ke kantor ya? Aku kan bisa istirahat di sofa kantor kamu sambil tunggu kamu?", jawab Adelia, dia melihat kegalauan dimuka Nathan.
"Enggak usahlah nanti kamu cape lagi. Aku antar pulang dulu", ujar Nathan tersenyum menyembunyikan kegalauan hatinya.
"Apa aku nggak boleh ya lihat suamiku bekerja?", Rajuk Adelia.
Ragu Nathan menatap Adelia, "Tapi kamu kan baru sembuh, aku ngga mau kamu sakit lagi", ujarnya lembut.
"Aku Uda sehat kok. Aku ikut ya, aku kan ingin lihat kantor suamiku", ujar Adelie merayu.
Nathan benar-benar tidak bisa menolak permintaan istrinya, "Baiklah, tapi janji ya kamu kalau merasa ngga nyaman langsung kasih tau aku ya", ujar Nathan tegas dan disambut anggukan manis Adelia.
Sebuah mobil Alphard hitam berhenti di pintu lobby sebuah gedung perkantoran mewah ditengah kota. Saat pintu terbuka, dari arah kanan mobil keluar CEO PT.WD International, Nathan Utomo, langsung memutari mobilnya ke arah sebelah kiri dan menjulurkan tangannya ke arah dalam mobil. Sebuah tangan putih bersih menyambutnya, lalu keluarlah seorang wanita cantik yang berbaju pink dengan kulit putih bagai pualam, dialah istri Nathan, Adelia Wijaya.
Semua penjaga pintu memberikan hormat kepada keduanya dengan membungkuk, mereka hanya tersenyum lalu berjalan bergandengan mesra menuju ke dalam gedung.
Semua mata memandang ke arah pasangan yang sempurna ini, yang pria berpakaian jas lengkap dengan dasinya dan berwajah tampan namun tatapannya tajam dan dingin sedangkan yang wanita memakai dress bohemian pink yang dari kelihatannya merupakan pakaian mahal dengan wajah cantik yang tersenyum ke setiap orang yang menyapa.
Keduanya memasuki lift bersama lalu naik ke lantai 9 menuju ruang kerja CEO. Langsung heboh lah seisi gedung perkantoran itu, namun mereka tidak akan berani untuk bergosip diluaran karena ini merupakan perjanjian di awal mereka bergabung dengan WD Group tidak boleh ada yang membicarakan mengenai pekerjaan maupun keluarga CEO dengan orang yang bukan merupakan karyawan WD Group karena akan dikenakan denda apabila melanggar.
Sesampainya di depan ruang kerja Nathan, ada meja Ryan sekertaris Nathan dan meja Jason lengkap dengan komputer merk terbaru dan ruangan dengan sofa untuk ruang tunggu. Nathan kemudian membuka pintu ruang kerjanya, dan menggandeng Adelia masuk.
"Wwwwooooow", seru Adelia takjub melihat ruangan Nathan yang hampir 5x lipat ruang kerjanya di kantor.
Di pojok ada sebuah meja kerja lengkap dengan komputer dan ada 2 layar monitor disana, lalu ada sofa kemudian agak diujung ada meja meeting kecil lengkap dengan proyektor dan glassboard untuk meeting. Nathan menengok ke muka istrinya lalu dia mencium bibir Adelia mesra.
"Issh .. kamu kebiasaan", ujar Adelia agak kesal lalu melepaskan tangannya dan duduk manis di atas sofa nyaman.
Nathan tersenyum melihat istri nya lalu dia berjalan ke meja kerjanya dan mulai membuka komputer nya. Tak lama datang seorang OB membawakan minuman dan Snack untuk Adelia dan secangkir kopi dan segelas air putih untuk Nathan.
"Terima kasih ya", ujar Adelia kepada OB tersebut yang membuatnya kaget karena baru kali ini ada yang berterimakasih kepadanya.
"Silakan Bu. Kalau ada yang kurang mohon beritahu saya", ujarnya agak terbata karena kaget.
"Tidak usa, terima kasih", ujar Adelia lembut. Kemudian OB itu pergi keluar dari ruangan.
Adelia lalu melihat ke arah suaminya yang sibuk bekerja. Nathan begitu konsentrasi dengan pekerjaannya sampai tidak menyadari Adelia menatapnya dengan tatapan mata mesranya. Agak lama, Nathan melihat ke arah Adelia, melihat tatapan istrinya lalu berjalan ke arah istrinya sambil membawa tabletnya.
Lalu dia duduk samping Adelia, mencium bibirnya lagi dan berkata, "Adelia, ini kenapa aku tadi ngga mau ajak kamu. Kamu buat konsentrasi ku buyar. Jangan menatapku seperti itu. Ini, kamu lihatlah online shop atau kalau ada yang kamu mau, suruh Jason kirim orang untuk membelinya, jangan ganggu aku dulu".
Adelia tersenyum lalu balik mencium bibir suaminya, "Iya, aku ngga akan ganggu lagi. Uda sana", ujar Adelia sambil mengambil tablet Android dari tangan Nathan.
Kemudian dia melihat wall paper di tablet adalah foto pernikahannya dengan Nathan, dia suka sekali melihatnya hingga Adelina mengambil HPnya lalu mengganti wallpaper dengan foto yang sama.
Taklama Nathan menghubungi Jason meminta petinggi PT.WD untuk kumpul di ruang meeting membahas masalah yang sedang terjadi.
Nathan menghampiri Adelia yang mulai sibuk bermain game di HP nya, mencium kepala istrinya dan berkata, "Aku meeting sebentar ya. Kamu jangan kemana-mana. Kalau perlu apapun, suruh Jason ambilkan, atau hub HP aku. Aku meeting diatas di lantai 10".
Setelah mendapatkan anggukan manis Adelia, Nathan berjalan keluar ruangan lalu menginstruksikan Jason untuk siaga bila diperlukan Adelia dan Ryan sekertaris Nathan yang lain mengikuti Nathan ke ruang meeting.