webnovel

Masa Lalu dan Masa Kini

Tok Tok Tok ... terdengar bunyi ketukan pintu di luar pintu kamar Xena dan Pras. Kebetulan Xena dan Pras sudah bangun sejak subuh, Xena berjalan ke pintu dan membuka pintu kamar mereka. Terlihat Luna di depan pintu diikuti Xavier.

"Masuklah kak. Ada apa?", tanya Xena lembut.

Luna masuk ke kamar, Xavier juga ikut masuk dan menutup pintu. Xavier bersandar di pintu kamar sementara Xena dan Luna duduk di pinggir tempat tidur. Pras duduk di bangku meja rias.

"Aku ingin kalian mendengarkan ceritaku agar tidak ada salah paham", ujar Luna sambil menatap Xavier tajam. Setelah melihat senyum diwajah Xavier, Luna lalu menarik nafasnya dalam-dalam.

"Aku pernah bekerja di Resort ini lima tahun yang lalu sebelum aku bekerja di WD Group", ujar Luna.

"Aku mengenal Wahyu yang sekarang menjadi GM di Resort ini sejak kelas X karena Wahyu adalah pacarku di SMU dulu", Luna berhenti sambil melihat reaksi Xavier, sementara Xavier masih terlihat tenang di tempatnya berdiri padahal Xena dan Pras pun memandang ke arahnya untuk melihat reaksinya.

"Saat kami lulus SMU, kami berdua sengaja melamar pekerjaan di Resort ini karena kebetulan Resort ini dekat dengan kampung halaman Wahyu, dan saat itu karena kami saling mencintai - begitulah menurutku - kami pun ingin selalu bersama. Kami berdua diterima bekerja di Resort ini, aku dibagian accounting sedangkan Wahyu di bagian Marketing. Kami bekerja sangat rajin sehingga oleh owner kami yang dulu jabatan Wahyu naik menjadi Supervisor yang mengawasi operasional Resort ini", lanjut Luna.

"Kemudian masuklah Deffy sebagai Staff Accounting menggantikan kawanku yang resign karena melahirkan anaknya. Pada mulanya Deffy sangat baik padaku, dia selalu berusaha untuk membantu aku, tapi sebenarnya itu hanya kedok nya saja untuk bisa mendekati Wahyu. Padahal beberapa kawanku ada yang memberitahukan tentang kegenitan Deffy terhadap Wahyu kepada ku, tapi aku percaya mereka berdua jadi aku selalu menepis kabar yang masuk ke telinga ku", ujar Luna.

"Lambat laun Wahyu mulai berubah terhadapku, ia mulai sering marah tidak jelas, mencari-cari alasan untuk tidak bersamaku. Aku mencoba untuk mengalah untuk memperbaiki hubungan kami saat itu, sampai suatu saat aku memergoki mereka berdua berhubungan badan di kamar kos Wahyu. Kebetulan saat itu tidak ada orang di tempat itu sehingga Wahyu memohon agar aku tidak memberitahukan orang lain karena Deffy sudah mengandung anaknya. Aku hancur seketika saat itu", ujar Luna mulai terisak.

Xena mulai mengelus punggung Luna untuk menenangkan diri Luna.

"Aku lari dari Resort ini saat itu juga tanpa pemberitahuan dan pergi membawa lukaku menemui ibuku di kota. Aku bahkan tidak pernah menceritakan hal ini kepada siapapun karena teman-teman ku pun tak ada yang tau sebabnya aku pergi dari sini. Tak lama kepergianku, kawan lamaku memberitahukan Wahyu menikahi Deffy. Deffy selalu merasa aku akan kembali merebut Wahyu lagi, tapi demi Tuhan aku benar-benar sudah tidak mempunyai perasaan apapun terhadap Wahyu. Hatiku mati untuknya saat aku melihat dengan mataku dia berzina dengan Deffy di depan mataku", ujar Luna mulai menangis.

Xavier mendekati Luna lalu duduk disampingnya dan memeluknya erat.

"Lupakan lukamu sayang. Aku ada disini untukmu. Seorang wanita yang baik untuk seorang pria yang baik demikian pula sebaliknya. Tuhan menjodohkanmu untukku, kamu meninggalkan lukamu disini agar kamu bisa lari ke dalam pelukanku yang akan menutup semua lukamu dan menggantinya dengan senyum di wajahmu. Jadi sekarang angkat kepalamu, kamu adalah calon menantu keluarga Utomo sekarang. Jangan biarkan orang berani menindas mu lagi", ujar Xavier tersenyum.

Luna mengangkat kepalanya dan menatap tajam ke mata Xavier yang hanya cinta yang dalam untuk Luna yang ia temukan disana.

"Wahyu adalah masa laluku dan kamu Xavier Arkaan Utomo adalah masa depanku. Aku akan selalu menggenggam tanganmu erat dan tak akan pernah menengok ke belakang", ujar Luna mantap.

"That's my woman. That's Utomo's Woman. You'll be as strong and gently as Mommy and Xena because you're Utomo's woman", ujar Xavier mantab. Xena memeluk Luna dari belakang dan Pras hanya tersenyum di tempatnya duduk.

Beberapa waktu setelah Luna dan Xavier meninggalkan kamar Xena dan Pras, Prasetya turun dengan santainya menuju ke dapur. Kawan-kawannya bersantai di ruang bawah saat ia bertemu mereka. Pras membakar roti dan kemudian mengoleskan selai diatas roti bakarnya lalu membuat secangkir kopi untuk dirinya sendiri.

Viola bermain HPnya duduk dekat dengan Anthony yang selalu mengobrol dengan Lily sementara Riri duduk tidak pernah jauh dari kakaknya.

Michael selalu berdua dengan Wilma sementara William sibuk main gadget nya ditemani Adriana. Luna tampak menyendiri dengan earphone ditelinga nya sambil duduk di teras.

"Xena mana kak Pras?", tanya Lily saat melihat Pras yang membawa roti bakar dan kopinya duduk dekat mereka.

"Meeting", ujar Pras singkat sambil menaruh cangkir kopinya diatas meja dan mengambil roti bakarnya lalu mengunyahnya santai.

"Meeting? Yang bener aja? Sama kepiting?", goda Adriana.

"Beneran, Abang Ade tuh lagi pada Vicall sama karyawan mereka di WD Group. Kasian gw sama karyawan nya, hari libur harus lembur", gerutu Pras kesal.

Taklama terdengar langkah Xena menuruni tangga masih dengan Handphone ditangannya dan earphone ditelinganya.

"Xena liat-liat dong turunnya jangan liat HP terus", teriak Pras mengingat istrinya.

"Ok. Kak kamu yang teruskan ya", ujar Xena lalu mematikan HP nya. Xena mencabut earphone ditelinganya dan memegang HP ditangannya.

Xena berjalan ke arah Pras yang masih duduk dengan santainya sambil mengunyah roti bakarnya. Xena mengambil roti yang tersisa di tangan Pras lalu memasukkan ke mulutnya.

"Kamu mau? Aku buatkan lagi?", tanya Pras.

Xena menggelengkan kepalanya dan dengan cueknya duduk dipangkuan Pras yang langsung mengunci tubuh Xena.

"Hei Pengantin jangan pamer mulu", tegur Adriana.

"Siapa yang pamer si. Kalian juga biasa liat aku duduk dipangku kak Xavier cuek aja, giliran aku duduk dipangku kak Pras malah dibilang pamer", ujar Xena ngomel.

"Lain kale Xena. Kalo kak Xavier kakakmu sedangkan kak Pras kan suamimu, beda kale Xena liatnya", omel Wilma.

Tiba-tiba Xavier membuka pintu kamarnya dan berteriak pada Xena.

"Xena balik bentar, we need your approval", teriak Xavier diambang pintu.

Xena langsung memasang earphone nya lagi dan menyambung kan sambungan Telepon nya. Xena menghadap HP ke mukanya tetap dalam pangkuan Pras.

"Ok, You all get my fully Approval. We need that spot. Thanks Dad Untuk dukungannya kali ini. Kak, Kamu langsung jalankan atau kita tunggu team? Tunggu sebentar. Sayang kamu bisa kan bantu kak Xavier, we need IT buat seeting komputer di sini?", tanya Xena kepada Pras yang langsung diangguki Pras tanda setuju.

"Ok yang setting dari sini kak Xavier dan kak Pras. Kalian yang setting dari WD Group ya. Kita mulai jam 10 ya. Ok. Thank you all. Love you Dad", Ujar Xena mengakhiri Vicall nya dan mematikan HP nya.

Xavier keluar dari kamarnya dan terlihat santai.

"Eh Uda pada Sarapan?", tanya Xavier.

Teman-teman Xena hanya bengong melihat Xena dan Xavier, karena tadi mereka baru melihat keduanya bekerjasama dengan serius sekali berbeda dengan saat ini yang tampak cuek tanpa beban. Xavier melihat Luna menyendiri di luar dan menghampirinya. Xavier mencium pucuk rambut Luna lalu duduk disebelahnya.

"Sayang kenapa sendiri disini", tegur Xavier. "Aku iseng hanya ingin dengar lagu-lagu", ujar Luna sambil memberikan satu earphone nya ke telinga Xavier. Mereka berdua menikmati lagu-lagu dari HP Luna sambil berangkulan dengan mesranya. Beban Luna seakan terangkat semua saat ia selesai menceritakan masa lalunya kepada Xavier dan Xena tadi. Semakin mantap langkahnya untuk menjadi bagian dari keluarga Utomo dan tidak akan pernah ia berpaling untuk melihat masa lalunya lagi.

Sementara di dalam, semua kawan Xena penasaran apa yang akan dilakukan oleh Xena dan Xavier sehingga saat liburan pun mereka tetap bekerja.

"Hei kalian sedang apa si kok serius banget?", tanya Wilma penasaran.

"Itu mau setting komputer disini biar masuk database di WD Group jadi kami bisa pantau dari WD Group kegiatan di sini", ujar Xena sambil melepaskan pelukan Pras dan bangun dari pangkuannya.

"Mau kemana?", tanya Pras.

"Ambil minum, aku haus", ujar Xena lalu berjalan ke arah kulkas dan mengambil susu kemasan lalu meminumnya dengan gelas.

"Kita hari ini barbeque ya. Itu uda disiapkan sama si mba kemaren di rumah, jadi nanti tinggal bakar. Aku bawa panggangan nya di mobil kak Pras sama arangnya. Siapa yang bisa siapkan bara?", tanya Xena lalu berdiri disamping Pras.

Pras menarik tangan Xena dan menyuruhnya duduk lagi diatas pangkuannya tapi Xena malah duduk disamping Pras.

"Ntar gw sama Willy yang buat Baranya" kata Michael percaya diri.

"Nanti jam 10an aku tinggal sebentar ya. Kalian langsung Barbeque aja", ujar Xena.

"Aku ikut boleh ngga kak", ujar Viola lembut.

"Boleh sayang, Viola boleh ikut kak Xena kok. Tapi kalau cape bilang ya, nanti kak Xena antar lagi ke sini ya. Kita cuma ke kantor Administrasi di depan doang kok", ujar Xena.

"Viola kalo ngga sama Anthony aja ya. Nanti sebentar minta balik lagi" ujar Pras.

"Ngga kok kak. Aku beneran mau ikut" ujar Viola.

"Iya, nanti Viola ikut kak Xena ya", ujar Xena lembut dan Viola tampak tersenyum.

Pagi itu bagi Luna, Xavier, Xena dan Pras, terungkap satu rahasia yang membuat luka dihati Luna namun saat ini hal itu malah membuat mereka bisa tersenyum karena mereka tahu kalau mereka adalah satu keluarga yang akan selalu saling mendukung satu sama lain.