webnovel

Kekaguman

Tepat jam 10, Xena menggandeng Prasetya datang bersama Xavier yang menggandeng tangan Luna ke kantor administrasi.

"Xena, aku jadikan komputermu sebagai server di sini ya biar bisa di received di kantor WD Group", ujar Xavier tegas lalu masuk ke ruangan Direktur.

Xena dengan santainya duduk di sofa dekat dengan karyawannya. Para Karyawan berniat bangun dari duduknya namun Xena dan Luna mencegah mereka.

"Ayolah santai saja. Kalian tidak lagi disidang kok. Duduk saja dulu, ini prosesnya lumayan lama loh", ujar Xena.

Prasetya melihat HP nya lalu dengan tenangnya duduk disamping Xena sambil meletakkan tangannya diatas kepala Xena. Karyawan Resort memandang kagum pada wajah-wajah bersahaja bos mereka, terutama kegantengan Xavier dan Pras. Luna tampak berbincang akrab dengan beberapa teman lamanya.

"Ada berapa karyawan yang memakai komputer?", tanya Xena kepada Wahyu yang tampak mencuri pandang ke arah Luna.

"Ada sepuluh orang Bu, 3 orang accounting, 2 orang administrasi, 1 marketing, 1 supervisor dan 3 front office. Kalau termasuk saya jadi 11 semua Bu. Kebetulan saat pergantian owner kemaren, WD Group menggantikan semua komputer yang kami pakai dengan type terbaru", jelas Wahyu.

"Kerja loe, malah pacaran di sini", ujar Xavier tiba-tiba sambil memukul lengan Pras dengan sebuah documen ditangannya.

"Hei gw cuma volunteer doang. Elo lah yang harus kerja giat sebagai Vice Presdir WD Group", ujar Pras cuek.

"Wah Xena nyari gara-gara ne laki loe. Mau gw aduin Daddy loe", ujar Xavier memanasi.

"Sayang", ujar Xena yang membuat Pras menengok padanya terkejut.

"Iya nyonya, akan dikerjakan", ujar Pras dengan malas bangun dari duduknya. Ia membelai rambut istrinya sebelum berjalan menuju ke meja recepsionis.

"Gw setting bagian front office dulu ya", ujar Pras kepada Xavier yang sedang berdiri di pintu ruangan sambil melihat ke dalam ruangan Accounting dan Administrasi seperti sedang menghitung jumlah komputer yang mau di setting.

"Iya loe bagian front office aja dulu. Oke, ini yang dipojok komputer siapa? Ikuti saya", ujar Xavier lalu seorang gadis bangun dan mengikuti Xavier ke meja kerjanya.

"Yang Front Office berarti ada 3 orang ya? Saya buat tiga account ya. Siapa duluan?", tanya Pras. Seorang gadis belia malu-malu menghampiri Pras.

"Kamu berdiri disini jangan kemana-mana", ujar Pras dan gadis itu menurut berdiri disamping Pras.

Tampaknya gadis itu grogi berada di dekat Prasetya karena beberapa kali dia terlihat menggigit bibirnya. Kawan-kawannya yang melihat berbisik menggoda gadis itu. Xavier sudah selesai dengan Gadis pertama lalu ia berjalan masuk ke ruangan Wahyu.

"Wahyu, saya mulai dari kamu dulu deh. Tadi ngga apa Uda terlanjur. Jadi nanti setiap pagi kamu harus menghidupkan komputer di kamar kerja Direktur karena itu servernya. Kalau itu ngga nyala, komputer kalian ngga akan bisa masuk untuk kerja kecuali komputer front office karena itu kan untuk penerimaan, itu akan terhubung langsung ke server WD Group walaupun komputer di ruangan Direktur tidak hidup", ujar Xavier menjelaskan.

Tak berapa lama ada seorang pemuda keluar dari mobil yang berhenti di depan kantor lalu masuk ke kantor Administrasi itu.

"Selamat siang mba, eh kok rame ya. Saya mau ambil kunci dong, saya sudah booking villa atas nama Setiawan", kata pemuda yang bernama Setiawan.

"Sebentar dulu ya mas, kebetulan komputer nya sedang dipakai", ujar gadis belia yang berdiri disamping Pras. Pras masih sibuk dengan yang ia kerjakan tanpa menoleh ke Setiawan yang baru datang. Xena bangun dari duduknya dan menghampirinya.

"Selamat Siang. Saya Xena. Mas-nya mohon tunggu sebentar ya soalnya kami sedang ada sedikit perbaikan sistem. Tidak akan lama kok. Mohon sabar ya", ujar Xena lembut.

Setiawan terpesona melihat Xena lalu tersenyum sangat manis. "Kalau disuruh nunggu dan ditemani ngobrol sama mba cantik mah, sepuluh jam juga saya mau tunggu", ujarnya.

Pras yang sedang konsentrasi bekerja melirik sebentar ke arah Setiawan. Lalu kembali ia mengerjakan tugasnya.

"Mas-nya darimana? Wah kena macet ya jam segini baru sampai", ujar Xena lagi lembut.

"Iya nih mba Xena, cape banget kalau macet dijalan. Itu gara-gara teman saya lama dandannya", ujar Setiawan mengeluh. Tak lama ada dua gadis yang ikutan masuk menegur Setiawan.

"Pantesan aja lama, ternyata ngelaba dulu ya. Eh kenapa ngga loe bilang ada pemandangan indah disini", bisik seorang gadis kepada Setiawan saat melirik ke arah Prasetya yang sedang sibuk mengerjakan tugas nya.

"Ngapain kasih tau loe. Tunggu sebentar, mereka lagi ada maintenance sistem mereka jadi belum bisa kasih kunci kita. Turun aja dulu atau mau tunggu di mobil?", tanya Setiawan.

"Nunggu disinilah mumpung ada pemandangan indah", kata gadis itu lagi.

"Mba Xena boleh minta nomor HP nya ngga ya? Siapa tau bisa ketemuan lagi nanti. Kayanya mba Xena bukan orang sini ya", goda Setiawan lagi.

"Hmmm", suara deheman Pras terdengar dan Xena sudah mengerti maksud suaminya.

"Mohon maaf ya mas, saya sudah menikah jadi ngga boleh sembarang kasih nomor HP sama sembarang orang", ujar Xena sambil memperlihatkan cincin kawinnya.

"Beneran mba kalau situ sudah menikah? Kelihatan masih seumuran kita kok", ujar Setiawan menggoda.

"Kalau mas nya boleh ngga kita minta nomor HP nya?", tanya sigadis tadi.

"Kalau itu saya yang tidak membolehkan ya mba cantik", ujar Xena lembut.

"Loh kenapa mba Xena? Lagian si masnya ngga protes kok. Mba Xena, suaminya lagi ngga ada disini kan? Ngga mungkin lah kerja bawa suami", ujar Setiawan dengan PD nya.

"Ini suami saya", ujar Xena sambil menunjuk ke arah Prasetya.

"Oh Uda ada yang punya. Maaf ya mba", ujar gadis tadi malu lalu berbalik menarik temannya masuk ke mobil.

"Ok Kamu masukkan password kamu dulu disini", ujar Pras memberikan keyboard kepada gadis belia yang menjadi recepsionis. Pras tidak bangun dari duduknya sehingga gadis itu mengetikkan password nya dekat sekali dengan tubuh Pras. Tampak gadis itu makin grogi sehingga beberapa kali password yang ia masukkan tidak berhasil.

"Pelan-pelan aja mba masukkin password nya. Tolong yang lain juga siapkan Password untuk kalian sendiri ya jangan sampai diketahui yang lain", ujar Pras tenang.

Setelah sekian kali, berhasil juga gadis belia itu memasukkan passwordnya. Pras kemudian mengetikkan sesuatu lalu ia bangun dari duduknya.

"Kamu layani dia dulu deh baru nanti saya setting orang kedua", ujar Pras santai lalu mengusap lembut rambut Xena lalu menarik tangan Xena mengikuti langkahnya.

"Saya mulai dari yang di dalam deh, siapa yang duluan. Dan cantik kamu ngga boleh jauh dari aku ya", ujar Pras lalu masuk ke ruangan sambil menggandeng tangan Xena.

Seorang gadis mengikuti Pras lalu menujukkan komputer nya dan Pras kemudian mensetting komputer gadis itu sambil tetap menyuruh Xena duduk disampingnya. Setiawan yang melihat berbisik ke Gadis belia yang menjadi front office.

"Itu siapa mba? Gayanya bos banget", ujar Setiawan.

"Iya mas, itu yang suami ibu Xena. Ibu Xena owner dan dia Vice Presdir WD Group", ujar sigadis belia.

"Oh itu Xena Utomo ya? berarti suaminya Prasetya Bismarck CEO Lexi Group mba. Waduh orang besar tuh mereka berdua. Hebat kalian, ternyata bos kalian bos-bos hebat itu. Oke makasih ya mba", ujar Setiawan sambil kemudian keluar dari kantor membawa satu set kunci villa.

Teman-teman gadis itu mengerubungi gadis itu menanyakan apa yang dibicarakan. Semakin kagum mereka pada sosok bos mereka dan sebagian makin iri terhadap Luna, teman mereka yang sekarang menjadi bagian dari lingkungan bos-bos hebat itu. Luna masih dengan santainya berbincang dengan kawan-kawan lamanya.