webnovel

Hari-hari Tanpa Nathan

Hari-hari selanjutnya dilewati Adelia dengan biasa saja, rutinitas nya hanya bertambah satu, menemani Andika di rumah sakit sepulang kerja dan menjadi penjaga Naomi saat Andika pulang kerumahnya untuk berganti baju ataupun istirahat sebentar. Adelia menjalaninya dengan ikhlas karena kedua orang tersebut sudah ia anggap saudara nya sendiri.

Seminggu sudah sejak kepergian Nathan dinas ke Singapore, tak sekalipun pria tampan itu menghubungi nya atau mengirimkan pesan ke HP Adelia. Demikian pula Adelia, dia seakan enggan menghubungi Nathan. Naomi mulai membaik, suasana hatinya pun makin membaik melihat betapa tulusnya Andika kepadanya.

Naomi sekarang mulai tersenyum, walaupun tangannya masih terdapat perban yang mengingatkan pada kejadian seminggu lalu dimana ia dengan sadar mengiris nadi ditangannya untuk melakukan bunuh diri. Naomi hamil tapi bukan anak Andika, dia melakukan perselingkuhan dengan pria lain. Andika sempat marah besar saat tau kenyataan nya namun sekarang dia tidak bisa berbuat apapun untuk menghindari Naomi.

Adelia berusaha menjadi penyangga tubuh lunglai sahabatnya, dia selalu memberikan semangat agar Andika dapat tegar menghadapi cobaan. Namun tanpa mereka sadari, hubungan mereka ternyata disalah artikan orang-orang disekitar mereka.

Saat Adelia dan Andika duduk berdampingan di depan ruang rawat inap Naomi, ada paparazi yang memotret mereka, mengambil setiap moment kebersamaan mereka berdua yang memang terlihat intim untuk beberapa orang yang tidak mengenal mereka.

Keesokan nya kaget lah Andika dan Adelia melihat berita yang ada di halaman depan majalah gosip nasional. Direktur dan Wakil Direktur PT. AN ternyata berpacaran, begitu bunyi headline berita tersebut. Ada lagi orang-orang yang keluar jadi saksi yang membenarkan hal tersebut. Saat membaca saksi-saksi, Adelia dan Andika malah tertawa lepas. Mereka kawan-kawan lama yang sudah lama sekali tidak berjumpa.

"Kamu ngga mau ambil tindakan ne", ujar Adelia kepada Andika sore itu di halaman depan rumah sakit.

"Engga akh. Males banget nanggepin berita kaya gitu. Aku juga suka kok di beritakan seperti itu, la kamu nya juga cantik", tawa Andika lepas.

"Hadeh. Kamu ya bukannya cari solusi takutnya nanti Naomi lihat dan bikin ulah lagi", ujar Adelia menepuk jidatnya sendiri.

"Aku dan Naomi sepakat akan berpisah. Naomi akan kembali ke Jepang setelah pulih sementara aku akan jadi bujangan lagi", kata Andika cuek.

" Kalian sudah putuskan? Apa yakin dengan keputusan kalian?", ujar Adelia menyelidik. Andika mengangguk.

"Naomi sadar kesalahan nya tak akan mungkin termaafkan. Tapi aku tidak mendendam. Kami sepakat berpisah, itu sudah keputusan bulat", ujar Andika lagi. Dia merentangkan tangannya lalu memeluk pundak Adelia.

"Jadi bagaimana? Kita pacaran beneran", goda Andika.

"Hah? In your dream ya mister", ujar Adelia bangun dari duduknya. Saat bangun dia menemukan sosok pria tampan yang sedang menatap tajam ke arah nya.

"Aduh mati deh aku", ujar Adelia pelan. Nathan tersenyum membunuh, sambil berjalan mendekati mereka berdua.