"Pagi Dad, Mom", ujar Xena sambil mencium pipi Adelia bergantian dengan Nathan.
"Pagi cantik. Anak gadis Daddy sudah ada yang minta untuk jadi menantunya", goda Nathan sambil senyum-senyum. Adelia yang sedang melayani makan Nathan pun tersenyum lalu dia duduk di samping Nathan.
"Maksudnya Dad?", tanya Xena tak mengerti yang kemudian duduk disamping Xavier yang sibuk mengoles rotinya dengan selai sambil tersenyum menggoda adiknya.
"Teman Daddy, Agung pagi-pagi sudah telepon Daddy. Dia langsung minta kamu buat jadi menantunya. Dia seneng banget waktu Pras bilang kamu pacarnya makanya dia langsung melamar kamu buat Pras", ujar Nathan.
"Dasar kak Pras besar mulut", gerutu Xena.
"Jangan salahkan Pras. Agung ngga sengaja liat wallpaper di HP Pras yang pasang foto kamu berdua dia, makanya diinterogasi lah si Pras. Waktu Pras bilang kamu pacarnya dan anak Daddy langsung lah papanya semangat, telepon Daddy pagi-pagi padahal di sana masih malam. Emangnya si Pras lagi mudik ya?. Daddy aja kaget waktu terima telepon tadi, anak Daddy ngga omong apa-apa", selidik Nathan.
"Maaf Dad. Aku masih mau kuliah dulu ngga mau terikat. Lagian aku dan kak Pras juga hanya sekedar mengikuti arus, kami juga belum saling mengenal dengan baik kok Dad. Kak Pras kemaren memang chat aku bilang dipanggil Papanya pulang makanya dia langsung pulang kemaren. Kamis dia balik soalnya Jumat kan dia ngajar di kampus aku", ujar Xena.
Tak lama telepon nya berbunyi ada panggilan masuk.
"Panjang umur Dad, orangnya telepon tuh", ujar Xavier menggoda setelah ia melirik ke arah HP Xena. Xena lalu menekan tombol ignore di HP nya lalu melanjutkan makan sarapannya.
"Loh kok ngga di terima ?", tanya Nathan.
"Aku lagi sarapan, ganggu aja", ujar Xena. Kelihatan dari raut mukanya kalau dia kesal sekali.
"Awas loh kecantol bule kalo dia pulkam", goda Xavier.
"Bodo Amat kak. Uda akh aku pergi kuliah dulu ya", ujar Xena lalu mengambil tasnya lalu mencium tangan Daddy dan Mommy nya yang hanya tersenyum melihat anak gadis mereka.
"Aku juga jalan deh. Duluan ya Dad, jemput tuan putri Luna dulu", ujar Xavier juga mencium tangan Nathan dan Adelia.
"Kasian ya Vice Presdir WD Group jadi sopir antar jemputnya Assisten Manager Accounting WD Group", ledek Nathan saat Xavier mencium tangannya.
"Rela kok Dad jadi Bucin nya Luna", ujar Xavier lalu ngeluyur keluar rumah.
Nathan hanya geleng-geleng kepala lalu mencium pucuk rambut Adelia, "Sayang aku juga jalan ya", ujarnya.
"Hati-hati ya", ujar Adelia sambil kemudian membereskan meja makan dibantu seorang pelayan. Tak lama iapun keluar rumah mengendarai mobilnya menuju AN Entertaintment.
Sampai di kampusnya, Xena lalu memarkirkan mobilnya di depan Fakultas Ekonomi. Ia keluar dari mobilnya lalu berjalan menuju ke arah teman-teman nya yang sedang berkumpul di dekat Fakultas nya.
"Hai Xena, pagi cantik", sapa Delon manis sambil berjalan berdampingan dengan Xena. Wilma mendekati lalu segera menarik Xena menjauh dari Delon.
"Delon jangan dekat-dekat Xena, sekarang Xena uda punya pacar, ntar pacarnya marah kalo loe deket-deket", ujar Adriana yang langsung juga memisahkan Xena dari Delon.
"Beneran Xena? Ya Abang ngga dikasih kesempatan ne Xena?", tanya Delon memelas.
Xena malah mendekati Delon, "Abang Delon, ayo antar saya ke pasar naik becak Abang", goda Xena lalu diikuti tertawa semua kawan yang mendengarnya.
"Xena, kemanapun kamu mau, Abang antar dengan Limosin Abang", ujar Delon sambil menunjuk sebuah mobil mewah yang terparkir tak jauh dari mereka.
"Widih Delon loe ganti mobil?", tanya Wilma tak percaya.
"Iya dong. Kalo mau mengejar tuan putri Xena harus dengan kuda yang super juga", ujar Delon.
"Tapi beneran tuan putri Xena Uda punya pacar?", tanya Delon memelas.
"Engga Abang. Tenang aja diantara kami berempat, aku yang engga punya pacar", ujar Xena yang membuat muka Delon sumringah.
"Tapi sayangnya aku uda ada yang melamar", celetuk Xena lagi yang otomatis membuat ketiga teman akrab langsung menyerbu ke arah Xena.
"Beneran loe Xena? Loe Uda di lamar dia?", tanya Wilma, Adrian dan Lily bersamaan.
Mereka memang sudah diberitahukan Xena agar tidak menyebut nama Pras di depan kawan-kawannya.
"Papanya telepon Daddy tadi pagi, melamar aku. Menyebalkan tau", gerutu Xena dengan muka kesal.
"Astaga dia gerak cepat juga. BTW dia selain ngajar emang kerja apa si? Penampilan nya bukan orang biasa apalagi seenaknya aja dia bayar makan-makan kita kemaren padahal lumayan mahal juga loh", ujar Lily penasaran.
"Dia CEO Lexi Group. Mereka rencananya mau kerja sama dengan WD Group. Dia sama kak Xavier cocok banget berdua, kalo Uda omongin kerjaan, semua lewat", ujar Xena menjelaskan.
"Astaga ternyata tajir toh dia. Trus kenapa ngajar?", tanya Wilma.
"Dia suka ngajar. Uda yuk masuk, bentar lagi si Mami Ekonomi Makro masuk tuh", ujar Xena lalu menarik Wilma, Lily dan Adriana mengikuti langkahnya naik ke lantai atas ke ruang kelasnya.
Xena berusaha konsentrasi dengan mata kuliah nya hari ini walaupun beberapa chat Pras sama sekali tidak ia baca dan jawab.
Setelah mata kuliah selesai, HP Xena kembali berdering, ada panggilan telepon masuk dari Pras. Xena memberikan HP nya ke Wilma.
"Bantu jawab dong. Bilang aja aku lagi PDKT sama anak Akutansi, HP aku ketinggalan", ujar Xena.
"Ngga, gw ngga berani ntar nilai gw jeblok lagi. Ogah", tolak Wilma begitu juga Lily dan Adriana yang langsung berlari menghindari Xena.
"issshh kalian tidak setia kawan", ujar Xena.
"Halo, iya ini aku. Iya sayang ini baru keluar mata kuliah Makro. Kenapa? Iya Daddy Uda bilang tadi pagi. Ya Uda nanti aja ya. Aku mau ke AN dulu liat audisi buat model iklan. Apa si, aku cuma mau liat audisinya aja kok, kerjaan sayang. Iya, nanti aku angkat kalo kamu telepon lagi. Bye", ujar Xena buru-buru menutup teleponnya.
"Lily, kamu mau ke AN ngga? Aku mau ketemu Mommy, mau audisi model buat iklan WD terbaru", ajak Xena.
"Aku ikut dong Xena, aku mau liat audisinya", ujar Wilma.
"Aku juga ya", ujar Adriana juga.
Akhirnya mereka berempat masuk ke dalam mobil Xena yang kemudian melaju menuju ke kantor PT. AN Entertaintment.
Sampai di kantor AN, Xena menurunkan teman-teman nya di lobby kantor dan kemudian dia mencari parkiran untuk mobilnya. Setelah mendapatkan tempat parkir, Xena lalu keluar dari mobil dan ada sebuah suara yang memanggil nya membuat Xena menoleh ke arah suara.
"Sedang apa di sini Xena?", sapa Andrew tersenyum. Dia berjalan mendekati Xena.
"Ini lagi mau ketemu Mommy. Aku sama Lily juga kok datangnya, mereka menunggu di Lobby", ujar Xena. Akhirnya mereka berdua berjalan menuju ke arah Lobby.
"Kamu anaknya Bu Adelia ya Xena? Pantas cantiknya sama", puji Andrew.
"Cantikan juga Lily", jawab Xena.
"Cantikan kamu kok Xena. Coba saya kenal kamu duluan ya", ujar Andrew. Xena hanya diam tak menjawab.
Saat Xena dan Andrew memasuki Lobby, Lily yang melihat Xena berjalan dengan Andrew merasa heran lalu dia mendekati kekasihnya.
"Kok kamu bisa sama Xena si Honey?", tanya Lily.
"Ketemu di tempat parkir tadi. Aku ke recepsionis dulu ya", ujar Xena.
"Ngapain, langsung naik aja ke ruangan Mommy kamu", ujar Lily sombong.
"Biar aja, ngga enak kantor orang", ujar Xena lalu berjalan mendekati ke tempat recepsionis dan sebentar kemudian Xena kembali ke tempat teman-teman nya.
"Ayo kita naik", ajak Xena sambil menggandeng Wilma dan Adriana.
Andrew tersenyum ke arah Xena sementara Lily mulai merasa risih melihat pandangan mata Andrew yang tidak lepas memandang ke Xena.
"Kamu lagi ada apa datang ke sini?", tanya Lily berusaha mengalihkan perhatian Andrew.
Mereka sekarang sedang menunggu lift dan setelah lift terbuka mereka kemudian naik ke lantai 3 tempat ruangan Adelia.
"Lagi kosong syuting, jadinya aku iseng aja datang ke sini. Malah ketemu kamu di sini", ujar Andrew.
Sampai di depan ruangan Adelia, Wilma dan Adriana langsung duduk di sofa depan Heru dan kemudian Andrew juga duduk di dampingi Lily yang memegang lengannya erat.
"Om Heru, Mommy ada ngga? Modelnya yang kemaren aku minta jadi kan audisi hari ini?", tanya Xena sopan.
"Jadi Xena, sebentar aku kasih tau Bu Adelia dulu ya", ujar Heru sambil mengangkat telepon nya menghubungi Adelia. Tak lama Adelia keluar dari ruangan kerjanya.
"Kamu yang datang sendiri? Mommy kira kamu sama Xavier ke sini", ujar Adelia.
"Itu aku bawa pasukan", ujar Xena sambil menunjuk ke arah teman-teman nya yang sedang duduk di sofa.
"Siang Tante Adel", salam Lily, Wilma dan Adriana kompak.
"Siang. Ayo kita ke ruang audisi. Andrew kamu ikut aja untuk bantu Xena audisi model", ajak Adelia yang disambut Andrew senang.
Ia melepaskan pegangan tangan Lily kemudian bangun dan berjalan mendekati Xena. Xena malah berjalan ke arah teman-temannya lalu menggandeng Wilma dan Adriana mengikuti langkahnya. Lily dengan muka cemberut malah di gandeng Adelia yang kemudian tersenyum terpaksa. Andrew dan Heru berjalan di paling belakang. Kemudian mereka naik lift naik ke lantai 4 ke ruang Audisi.
Sampai di ruang Audisi, Xena duduk di bangku tengah lalu disampingnya Andrew dan Lily. Wilma dan Adriana duduk disamping Adelia sementara Heru di depan microphone memperkenalkan satu persatu model yang akan di audisi.
Xena memperhatikan semua gerak-gerik model dengan seksama sekali-kali dia berdiskusi dengan Adelia ataupun dengan Andrew yang memberikan masukan kepadanya. Sepanjang Audisi, Lily tampak cemberut melihat betapa akrabnya Andrew dengan Xena