webnovel

Akhirnya Terbongkar

Ruangan Vice Presdir WD Group mengalami perubahan. Ada 3 meja kerja didalamnya, milik Xavier, Prasetya dan Xena. Meja Pras dan Xena berdampingan sedangkan meja Xavier berada di sisi yang lain menghadap ke arah luar gedung. Posisi meja mereka membentuk huruf L. Dipojok ruangan ada satu set meja meeting kecil dengan dilengkapi Glass Board dan Proyektor. Di sudut ada dua sofa single dengan coffie table.

"Iya sayang, kamu naik saja ke sini. Ini ada si bawel Pras sama Xena, lagi nyempit-nyempitin ruangan", ujar Xavier saat menerima telepon di meja kerjanya.

"Woii yang mau ke sini tuh juga siapa? Males banget liat loe lagi loe lagi. Bosen. Bagusnya kerjaan gw di Lexi beres terus", gerutu Pras kesal. Ia baru selesai Vicall dengan menggunakan Laptop nya dengan Johnny.

"Emang loe berani menentang perintah Daddy?", ledek Xavier.

"Dulu gw berani, sekarang mana gw berani", keluh Pras lemah.

"Iyalah loe takut di boikot Daddy jadi mantu, ngga bisa liat anak loe lahir sama Xena lagi loe", ledek Xavier.

"Nah tuh dia", ujar Pras disambut tawa lepas Xavier.

Sementara Xena yang sedang menandatangani beberapa invoice tagihan WD Group kepada klien mulai mengeluh.

"Pegel ne tanganku, banyak banget lagi invoice nya", ujar Xena.

"Siapa suruh jarang masuk. Ketumpuk kan kerjaannya. Rasain", ujar Xavier.

Terdengar ketukan dari pintu dan pintu dibuka oleh Luna. Dibelakangnya ada seorang Staff accounting yang mengikuti.

"Tumben dikawal segala", ledek Pras.

"Biar kalian bisa liat temuan kami. Ke situ aja Rina, pasang di projector", senyum Luna mengembang. Luna lalu duduk di sebelah Rina yang duduk di ujung meja meeting kecil.

Staff Accounting yang bernama Rina lalu memasangkan kabel ke Laptop yang dibawanya. Xavier lalu duduk disebelah Luna sambil mengusap lembut rambut istrinya. Pras menggandeng Xena yang kelihatan mulai membuncit di usia kandungannya yang memasuki bulan ke 5. Pras dan Xena duduk di depan Xavier dan Luna.

"Rina, kita ngga dikasih nonton blue film kan? Saya lagi puasa ni", ujar Pras nyengir yang dijawab malu-malu oleh Rina.

"Ngga lah pak Prasetya. Laptop saya bersih dari film seperti itu", ujar Rina.

"Kamu harusnya liat Laptop Pras, Rina, banyak koleksi dia, mau yang dari negara mana juga ada", ledek Xavier.

"Ada juga loe kale. Kemaren gw liat di kolong mulu tangan loe", balas Pras meledek.

"Benarkah sayang?", tanya Luna menggoda.

"Kamu tuh, si bawel Pras di dengerin", gerutu Xavier kesal. Terdengarlah tawa lepas Pras berhasil membuat kesal kakak iparnya.

"Aduh", ujar Xena meringis sambil memegang perutnya.

"Kenapa sayang?", tanya Pras cemas sambil ikut memegang perut Xena.

"Kenapa Xena?" tanya Luna dan Xavier juga ikutan cemas.

"Kamu berisik sayang", ujar Xena.

"Astaga, maaf ya little bean, Papa ngga berisik lagi deh", ujar Pras setelah mendapatkan tendangan juga dari calon anaknya.

"Rasain loe diprotes anak loe", tawa Xavier lepas.

Muka Pras begitu berseri-seri saat merasakan tendangan buah hatinya dari dalam perut Xena walaupun masih pelan sekali.

"Uda nih liat dulu ya. Silakan Rina", ujar Luna. Mereka lalu fokus ke glass board melihat data yang tertera.

"Begini pak Xavier, pak Pras dan Bu Xena. Saya beberapa bulan ini mengaudit pemasukan dari Resort A yang ada dibawah pimpinan Bu Xena. Pada bulan pertama dan kedua saya tidak menemukan apapun yang aneh. Pada bulan ketiga dan seterusnya ada keanehan yang menurut saya janggal banget. Jadi didata front office ada kamar-kamar di weekend yang disewakan tetapi saat saya mencari bukti pembayaran ternyata ada cancel untuk sewa kamar tersebut. Saya tidak menaruh curiga karena saya pikir wajar kalo ada cancel reservasi, sampai Minggu lalu kakak saya menginap di Resort A. Saat dia check out dikasih kwitansi manual, dikatakan server down. Padahal mereka kan tau kalau program kwitansi WD seharusnya bisa cetak dari front office yang terhubung langsung ke WD Group. Saya iseng selidik nomor kamar yang dipakai kakak saya, ternyata dia ngga dapat kwitansi yang print out karena status kamarnya di cancel jadi ngga bisa ada pembayaran makanya ngga keluar kwitansi. Ini buat saya makin penasaran, saya cek semua kamar yang cancel rata-rata di weekend. Ini data-data dan tanggal yang cancel untuk masing-masing kamar", ujar Rina sambil memberikan hard copy kepada Xena, Xavier dan Pras.

"Pras loe jangan buat bungkusan gorengan tuh data", ujar Xavier meledek Pras.

"Loe juga jangan buat ganjel meja kerja loe tuh kertas", balas Pras.

Rina sempat bengong melihat kedua bosnya malah bercanda disaat diskusi itu berbeda saat meeting dengan Nathan Utomo, dimana mereka akan berdebat dengan serius sambil memperlihatkan bukti-bukti.

"Uda akh, becanda aja. Kasian tuh si Rina jadi bingung liat kelakuan kalian", gerutu Xena.

"Tau ni kalian berdua", ujar Luna ketus.

"Maaf sayang", ujar Xavier dan Pras berbarengan yang membuat senyum mengembang di bibir Rina.

"Fokus", ujar Xena.

"Lanjutkan ya pak, Bu. Ini kamar-kamar yang cancel, liat tanggal yang ada di data kita samakan dengan rekaman CCTV yang saya minta ke bagian IT yang menarik dari data di Resort A", ujar Rina.

Pras, Xena dan Xavier melihat data di tangan mereka lalu melihat rekaman CCTV, terlihat bahwa kamar-kamar itu jelas-jelas ada yang menginap tetapi statusnya di cancel.

"Siapa yang buat status cancel? Wahyu kan? Karena yang punya wewenang itu kan dia", ujar Xena mulai kesal.

"Lihat IP nya dari komputer yang mana yang buat status cancel?", ujar Xavier.

Rina menanyangkan 1 buah rekaman CCTV dan terlihat ada seseorang yang duduk di meja kerja Wahyu. Dilihat dari penampilannya, itu seorang wanita bukan Wahyu.

"Ayo tebak siapa itu dan tebak siapa kasir di Resort A ?", tanya Luna.

"Deffy", Pras, Xavier dan Xena serempak menjawab.

"BINGGO", ujar Luna tersenyum.

"Aku akan hubungi pengacara kita. Ini Uda tindakan kriminal, ngga bisa didiamkan", ujar Xavier lalu berjalan ke meja kerjanya dan mengangkat teleponnya menghubungi pengacara WD Group.

"Terima kasih ya Rina untuk intuisi kamu yang jenius. Bonus kamu tahun ini akan saya tambahkan", ujar Xena.

"Terimakasih banyak Bu Xena", ujar Rina gembira.

"Kamu kembali aja duluan ya Rina, saya masih mau diskusi dulu sama bos-bos ini", ujar Luna. Rina lalu permisi keluar dari ruangan Vice Presdir WD Group.

Tampak setelah Xavier berkonsultasi dengan pengacara mereka, Xavier juga berdiskusi dengan Luna, Xena dan Prasetya.