152. Menghindar 3

Di asrama Riana yang menjatuhkan dirinya di atas tempat tidur, rasa lelah yang ia rasakan kini bertambah dengan rasa sesak di hatinya. kini dirinya semakin bertekad untuk pergi jauh dari asrama, Verra yang berada di sampingnya hanya mampu melihat tanpa bisa mencegahnya.

"Riana ... apa kamu sudah memikirkan semuanya? jangan terburu-buru untuk mengambil keputusan." Kata Verra yang kini menahan pergelangan tangan Riana.

"Aku, sudah memikirkannya. lagi pula kita masih bisa bertemu bukan? jangan beritahu kekasihmu, karena mereka bersahabat." Kata Riana. kini duduk dihadapan sahabatnya yang memanyunkan bibirnya membuat Riana tertawa. tanpa di duga Verra Riana menarik hidungnya hingga merah

"Riana. sakitttt!" Teriak Verra yang tidak berhenti mengusap hidungnya.

"Lusa aku akan menemui ibu, setelah aku pindah ke kost yang baru." Kata Riana, di sela helaan nafasnya.