webnovel

Ahli Pedang Agung

Editor: AL_Squad

"Berikan aku daftar barang-barang yang dikirim."

"Mengerti, Bos Merlin."

Remy dengan cepat mengambil daftar dari barang-barang. Lebih dari selusin produk menyusun sebuah daftar isi, kebanyakan adalah obat-obatan. Setelah bertanya pada Remy, Lin Yun belajar dari ekspedisi Orang bayaran Bulan Perak di Tepi Retakan tidak berjalan lancar. Mereka sudah banyak memikul banyak korban ketika masih di luar Tepi Retakan, jadi, pesanan baru-baru ini kebanyakan terdiri dari obat-obatan alkimia.

"Obat-obatan alkimia…" Lin Yun sedikit mengerti…

Mungkin ini masalah yang disebabkan oleh Ramuan Harapan…

Jika ini sungguh masalahnya, tidak ada yang perlu di cemaskan, karena Lin Yun yakin kalau pria dari Sarang Ular Berbisa akan muncul sebelum dirinya hadir cepat atau lambat.

Lin Yun menaruh daftarnya dan tidak bertanya apa-apa lagi. Dirinya menunggu dengan tenang di Mawar Emas. Ternyata, Lin Yun tidak perlu menunggu lama sama sekali. Satu jam kemudian, Remy mengetuk pintunya.

"Bos Merlin, Bos Merlin…" Suara cemas Remy datang dari balik pintu.

Lin Yun dengan tenang saat dia bertanya, "Apa? Seseorang datang?"

"I… Iya. Dua orang datang, seorang penyihir dan seorang petarung. Mereka memperkenalkan diri mereka sebagai anggota dari Sarang Ular Berbisa dan ingin bicara dengan pemilik dari Mawar Emas."

"Bagus, Aku mengerti. Sambut mereka dahulu, aku akan segera menyusul."

Lin Yun mengganti pakaian jadi bersih, berjubah hitam sebelum perlahan berjalan ke ruang resepsi. Saat dia mendorong pintu hingga terbuka, dia melihat dua tamu yang menunggu.

Salah satu diantaranya merupakan pria berambut-merah dengan tinggi sedang, dan dia terlihat sekitar empat puluh tahun. Wajahnya rusak karena sebuah bekas luka yang sangat panjang, yang membuatnya terlihat cukup ganas. Dia menggunakan baju besi kulit berwarna-merah. Di tangan kanannya, terdapat pedang besar memancarkan fluktuasi mana yang redup. Terlihat sebagai senjata yang cukup baik.

Dengan sekilas, Lin Yun sampai pada kesimpulan kalau ini merupakan jaman Ahli Pedang Agung, dan seseorang yang baru saja maju.

Hanya Ahli Pedang Agung yang baru saja maju tidak akan bisa sepenuhnya mengontrol pancaran mereka. Dengan pancaran yang selalu terpancar, hal ini cukup mudah untuk memperkirakan kekuatan seseorang.

Hal ini sama dengan seorang Penyihir Agung yang baru-baru ini menghancurkan pusaran mana mereka…

Tapi ini bukan perkara untuk Lin Yun yang sekarang. Di samping rune berkedip di matanya dari waktu ke waktu, orang-orang biasanya tidak mampu untuk memahami kekuatan sesungguhnya Lin Yun lewat fluktuasi sihir, karena dia memiliki kendali yang lebih baik.

Orang yang baru maju ini untuk menjadi seorang Ahli Pedang Agung menemani nya dan terlebih lagi, orang itu merupakan kenalannya. Ini merupakan seorang Penyihir Tingkat Ke-9 yang menemani Fario untuk "menangkap pencuri" dalam rumah Lin Yun, bersama dengan kelompok dari Sarang Ular Berbisa.

Tapi akhirnya mereka tidak pernah menangkap pencuri itu, karena Penyihir Tingkat Ke-9 sendiri di paksa untuk mengikuti Lin Yun di dalam dan di introgasi sekian lama.

"Penyihir Larry, lama tidak berjumpa." Lin Yun mengapanya dengan sangat sopan setelah masuk ke ruang resepsi.

Penyihir Tingkat Ke-9 awalnya duduk disana merasa sangat senang hati, mengistirahatkan matanya saat menunggu seseorang untuk datang menerima mereka. Jadi, saat dia mendengar suara Lin Yun, Larry seketika menjadi tegang. Dia membuka mata dalam ketidakpercayaan sebelum langsung melompat berdiri.

"Pe… Penyihir Merlin!"

"Haha, Penyihir Larry, kita bertemu lagi."

"Ha… Ha… Haha, ya, ya, seperti sebuah kebetulan." Larry tersenyum kaku saat berfikir untuk menampar dirinya sendiri.

'Sial, bagaimana aku lupa kalau pemilik Mawar Emas adalah keluarga itu, Aku benar-benar datang seperti orang idiot,' dengan menyesal dia berfikir demikian. 'Pria ini adalah binatang menakutkan yang mampu menggunakan sihir meta belasan kali tanpa kehabisan napas.'

Ketika dia mengingat kembali adegan itu, Penyihir Tingkat Ke-9 tidak bisa bergerak diam-diam untuk bersembunyi dibalik tubuh seorang pejuang.

"Apa yang terjadi?" Ahli Pedang Agung melempar tatapan aneh pada rekannya, merasa agak bingung. Penyihir Larry, yang terkenal karena kejam dan tak kenal ampun, bersikap sedikit aneh.

"Ti… Tidak ada." Larry mengangkat kepalanya dan melihat Lin Yun yang melihat ke arahnya dan segera mundur, tidak ingin mengatakan sepatah kata.

Untungnya, Ahli Pedang Agung tidak ambil hati. Jika dia tidak mendapat jawaban setelah bertanya, jadi ya seperti itu. Dia tetap melanjutkan urusannya sendiri. Tangannya di ruang resepsi saat dia terus memancarkan pancarannya, memberikan perasaan yang menyesakan napas.

"Kau adalah Mafa Merlin?"

"Betul, Aku Mafa Merlin." Lin Yun mengangguk sebelum duduk di depan Ahli Pedang Agung.

"Bagus, Merlin, Aku datang hari ini untuk bertanya padamu. Mawar Emas di bawah nama kau telah menyusup empat kali pada wilayah Sarang Ular Berbisa. Apa kau mencoba untuk menguji batas kesabaran Sarang Ular Berbisa?"

Sikap Ahli Pedang Agung sangat agresif, jelas memperlihatkan maksud untuk mendominasi percakapan. Seseorang yang kurang berani mungkin ketakutan dengan tampilan ini.

Sayang untuknya, Lin Yun bukan orang yang lemah.

"Hmm, boleh kah aku bertanya sesuatu…" Lin Yun tidak berkedip saat dia melihat secara dekat Ahli Pedang Agung. "Siapa kah kau?"

"Aku…" Ahli Pedang Agung hampir tersedak karena terkejut.

'Aku menanyakan pertanyaan dengan galak, bagaimana kau menanyakan sesuatu yang sepele seperti itu? Dari setiap jawaban yang kau dapat berikan, kenapa kau menanyakan namaku! Okay, tenang, santai…'

Ahli Pedang Agung berhitung sampai sepuluh di fikirannya, memaksakan dirinya sendiri untuk tenang sebelum dengan bangga menjawab, "Aku Rios."

"Eh? Rios? Aku telah mencarimu untuk bertemu sekian lama," Lin Yun berkata perlahan-lahan saat menguap.

"…"

Ketenangan Rios menjadi hancur.

"Mafa Merlin! Jangan menyela aku! Aku datang untuk menanyakan padamu kenapa karfiah kamar dagang Emas Berkilau kau menerobos wilayah Sarang Ular Berbisa empat kali! Apa kau mencoba untuk memprovokasi Sarang Ular Berbisa?"

"Tentu tidak!"

"Itu bagus…" ekspresi Rios sedikit mereda. Meskipun sikap Mafa Merlin tidak disukai, terlihat kalau dia untungnya mengetahui ketakutan dari Sarang Ular Berbisa. Rios merdeham untuk membersihkan tenggorokannya sebelum meletakannya tangannya di meja sekali lagi. Saat memakai ekspresi yang angkuh, dia menuntut, "Sarang Ular Berbisa kami butuh penjelasan."

"Penjelasan apa?"

"Kau harus berfikir tentang penjelasan seperti apa yang harus kau perlihatkan pada kami."

"Apa kau meminta ganti rugi?"

"Hmpf!" mendengus dengan dingin, tapi dalam hari dia girang.

'Terlihat seperti aku punya bakat untuk bernegosiasi. Dengan hanya menakuti secara sederhana, orang ini menjadi ikhlas. Tunggu sampai aku mendapatkan formula Ramuan Harapan, Bos Sauss pasti akan menghadiahkan aku. Sangat di sayangkan kalau si bodoh Larry akan mendapat bagian dari penghargaan ku… Oh benar, berbicara soal Larry…'

Rios berfikir kalau ini sedikit aneh. 'Bagaimana Larry mulai bersikap aneh sejak Mafa Merlin muncul? Dia terlihat seperti seekor tikus yang melihat seekor kucing…'