webnovel

Chapter 1: Kelulusan

Akademi Sihir Elysium adalah salah satu sekolah sihir di dunia ini. Akademi ini telah menghasilkan penyihir-penyihir hebat. namun di halaman depan akademi ber-prestisius ini, puluhan penyihir berjuang demi hidup mereka.

"hyaah lenyaplah kau ({Pengaktifan garis keturunan: Vulpes}-{Roar}-{Full-moon strike}) !!!"

"Ikat dia ([Ensnare]-[Thorn of Combustion]-[Foreign Mana Implosion])!!!"

"<Sylph> berikan aku kekuatan, Kumohon lindungi mereka semua!

Teriakan dan Mantra yang diikuti dengan ledakan saat beragam senjata dan proyektil sihir bertabrakan dengan sesosok raksasa di depan mereka. raksasa setinggi gedung 3 tingkat, diselubungi sisik kokoh bak plat baja , duri-duri tajam dan sepasang tanduk yang menggambarkan kekuatannya. warna hitam mengkilap memenuhi sosok ini. Monster ini adalah monster skala 7 <dusk drake>.

Tubuh moster ini sekarang telah dipenuhi luka dan hanya bisa mengibaskan ekornya dengan putus asa.

Seseorang diantara penyihir ini meluncur ke langit sambil menjunjungkan pedangnya tinggi ke arah matahari, bersiap untuk mengakhiri perlawanan sengit dengan serangan terkuat yang dia punya.

"Ini lah akhirnya!!! [Infernal Enhancement] -[Lightning Enhancement-{mengaktifkan garis keturunan: Phoenix Emperor}-{One strike: Flash}!!!"

Serangan yang dilancarkan bagaikan lidah matahari Mengenai tepat di tengah <dusk drake> membelahnya jadi dua dan <dusk drake> pun tergeletak tak bernyawa.

Melihat jasad naga yang tidak bergerak ini, mereka pun bersorak merayakan kemenangan. Beberapa dari mereka bersorak-sorai, beberapa berpelukan merayakan keselamatan hidupnya, dan beberapa justru terlalu lelah, memilih untuk tidur dengan wajah lega. Mereka telah bertarung sejak pagi dan berhasil menjatuhkan lawannya sebelum matahari terbenam.

Di atas bangunan akademi, beberapa orang melayang di langit mengawasi jalannya pertarungan yang telah berlangsung.

Melihat kemenangan dan wajah ceria dari para ahli sihir muda ini, wajah mereka turut menjadi tenang, beberapa bangga dengan hasil pengajaran mereka.

Diantara pengawas ini, seseorang menghilang tanpa mengucapkan mantra apapun.

.

.

.

Akademi Sihir Elysium dikelilingi oleh lembah yang ditanami berbagai bunga. Ladang Bunga ini telah menjadi dinding pelindung Akademi Sihir Elysium, terbukti dengan bang- 'pupuk' makhluk - makhluk raksasa yang sekarang telah bersatu dengan lapangan bunga ini.

Bianca Vilhelmina Elysium keluar dari portal yang digunakannya dan mendarat di salah satu area dari ladang bunga tersebut. Memastikan bahwa tidak ada dampak

Di depan Bianca adalah sosok pria yang berbaring di ladang bunga. Beberapa bunga tumbuh tinggi dan berkerumun seolah menaungi dirinya dari teriknya sinar matahari. Saat Bianca menghampirinya, bunga-bunga tersebut langsung menyebar seolah-olah telah merasakan kedatangan Bianca.

Pria ini memiliki kulit yang cerah bak mutiara namun masih menunjukkan sedikit warna merah muda seperti buah persik. Badannya ditutupi oleh jubah berwarna putih memberikan kontras pada rambut hitamnya yang mencapai pundak. Matanya ungu bagaikan permata yang mengeluarkan aura mistis.

"Apakah mereka telah melenyapkan 'kadal' itu?"

Pria tersebut bertanya sambil melirik ke arah sang kepala sekolah berjubah hitam.

"ya, mereka semua lulus. Beberapa bahkan melewati ekspektasiku. "

Ungkap Bianca dingin. Pertarungan yang berlangsung tadi memang merupakan bagian dari serangkaian ujian yang harus murid-muridnya jalani sebelum lulus dari Akademi Sihir Elysium. Kini mereka telah lulus dan siap untuk memenuhi panggilan hidupnya, entah bekerja sebagai penyihir kerajaan dan berbakti bagi negara atau berpetualang dan mengungkapkan misteri-misteri dunia.

Bianca tidak meletakkan ekspektasi tinggi bagi siapapun diantara muridnya periode ini karena Sejujurnya kebanyakan dari mereka memiliki kemampuan yang sedang diambang rata-rata. Bahkan sang murid bintang tahun ini Roi Soleil, tidak bisa dibandingkan dengan murid-murid bintang yang telah lulus sebelumnya.

'Haah… Satu-satunya cara bagi mereka agar dapat mengagumkan dirimu adalah dengan cara membuat pakta dengan iblis.'

" walaupun Kamu tahu aku bisa mendengar isi hatimu, Kamu masih berani berkata demikian Andrian? "

Bianca berkomentar tajam. Perkataan pria yang sekarang kita ketahui bernama Andrian ini seolah-olah telah membuka aib masa lalunya.

"Karena kutahu engkau bisa melakukannya, aku tidak perlu menahan pikiranku. "

Jawab Andrian dengan sambil kadang mengeluarkan tertawa kecil.

Bianca pun tidak berbicara lagi dan justru mengerutkan keningnya. Bahkan tertawa kecil tersebut tidak dapat meringankan suasana. Melihat reaksi ini, Andrian pun berusaha untuk mengubah topik pembicaraannya.

"Ah… Ah…Tidak terasa, sekarang telah 20 tahun sejak aku datang ke dunia ini "

Andrian mencoba menggunakan nostalgia sebagai upaya untuk mencerahkan suasana.

"Haah…Ya sudah banyak hal terjadi"

Menghela nafasnya Bianca akhirnya mau kembali menyahut pembicaraan

Keduanya berbicara mengenang masa lalu bagaimana Andrian pertama kali muncul dan berusaha beradaptasi dengan dunia sihir ini. Pada kala itu, Andrian masih dikenal dengan nama lain.

<Iblis Bunga: Incubus>

.

.

.

Keduanya berbicara sampai petang, melihat matahari yang akan terbenam, Andrian dan Bianca pun berdiri Beberapa kelopak bunga berjatuhan dari tubuh mereka dan bunga yang sebelumnya layu telah mulai tumbuh kembali dalam sekejap seakan-akan mereka bukanlah makhluk biologis..

"Haah.., sepertinya kita harus bersiap-siap untuk perayaan kelulusan malam ini. Bianca, apakah kamu bisa membawa kita kembali ke akademi? "

Ungkap Andrian. Ladang bunga dimana mereka berada saat ini berjarak lumayan jauh dari akademi. Bahkan jika dia terbang lurus, Andrian masih akan perlu terbang selama 10 menit sebelum mencapai gedung utama.

Menyadari kesempatan untuk membalas Andrian, Bianca pun tersenyum dengan licik sebelum menjulurkan lidahnya dan langsung berteleportasi meninggalkan Andrian sendirian.

*bweh~*

Tercengang dengan tingkah kekanak-kanakan Sang Penyihir tinggi Bianca Vilhelmina Elysium, Andrian hanya bisa tertawa kecil sebelum ikut mengaktifkan sihir teleportasi- nya sendiri untuk mencapai gedung akademi.

Karena keahlian sihir ruang-nya yang masih belum cukup, Andrian pun masih harus mengucapkan mantra yang setidaknya telah dipendekkannya menjadi satu kata

"[[Teleport]]"