1 Pertemuan

kulangkahkan kakiku menaiki pesawat ini, meninggalkan sedikit kenangan yang masih tersisa di kota ini. Aku akan pergi sejenak ke New York untuk melanjutkan S2 ku disana. Namun, aku tak menyangka di pesawat yang ku naiki, aku kan bertemu lagi dengan dia dan semuanya menjadi semakin tragis dimulai dari sini.

        Kisah ini berawal 6 tahun yang lalu. saat pertama aku memasuki bangku kuliahku di salah satu Universitas Negeri di Ibukota. aku tergolong anak yang pintar dalam sastra, sehingga tidak heran aku masuk jurusan teater dengan mudah. Jurusan yang bagi sebagian orang kurang diminati karena hanya berurusan dengan tukar-menukar peran dan lakon di atas panggung. Atau mungkin nanti setelah tamat tidak ada pekerjaan yang pasti di luar sana.

        aku masuk pada tahun 2014, dimana pertama kali aku lihat wajahnya yang sangat manis ketika tersenyum, dengan lesung pipi dibagian kiri menambah nilai kecantikan wanita itu. Ajeng sebut saja namanya begitu. karena sampai sekarang pun aku tak tau nama aslinya. selama aku mengenalnya tak sekalipun aku tahu latar belakangnya. yah.. bagiku itu tidak terlalu penting. Toh.. yang penting kan adalah rasa nyaman.

       Di acara pengenalan lingkungan kampus aku mulai tertarik dengannya. Dia adalah salah satu kakak tingkatku di jurusan yang sama. Matanya tajam dan alisnya tebal. wanita yang penuh dengan aura misterius. bagi laki-laki semakin banyak tanya pada seorang wanita maka semakin menarik wanita itu dihadapannya. Atau mungkin itu hanya bagiku saja.

"Theo!Theo, ada yang namanya Theo!"

"oh iya kak ,ada. saya Theo dari SMA Bhakti Guna, asal dari Malang," terkejutnya aku dengan panggilan berulang nan keras itu.

aku terlalu asyik memandang wanita itu. Dengan baju hijau dan celana jeans hitam, dia duduk di antara tangga menuju lantai dua. dia terasa sangat menawan bagiku. Atau mungkin hanya bagiku saja. karena dari tadi mungkin hanya aku yang termenung memandangnya.

      Tak kusangka dia sesekali melihat ke arahku, mungkin karena sikapku tadi yang gelagapan atau karena namaku yang disebut berulang kali dan aku tak mendengarnya. ah sudahlah setidaknya dia menatapku.

        setelah peristiwa tatat menatap itu terjadi , tak kusangka hubungan kami akan semakin jauh. dan yang lebih membuatku senang ketika pulang dia yang mengirim SMS singkat kepadaku lebih dulu.

kira-kira isinya seprti ini.

hi.

iya ini siapa ya?

aku Ajeng, kakak tingkatmu satu jurusan, kamu Theo kan.

oh iya kak, hmm..kakak dapat nomor aku darimana, kok bisa tau nama aku.

iyalah aku tau, dari awal ospek sampai selesai kamu ngeliatin aku terus,hehe.

ohh....aduh maaf kak ya, kakak yang tadi pakai baju hijau dan duduk di tangga itu y?

emang ada orang lain lagi yang kamu perhatiin?

ehh..gak ada kok kak,cuman kakak,heheh

percakapan kami pun mulai agak intens dengan sedikit rasa malu-malu. Namun, aku tak menyadari kalau itu akan menjadi sebuah kisah cinta yang tragis. seharusnya aku tak memandang dia waktu itu. seharusnya aku juga tak membalas SMS nya, atau mungkin seharusnya aku menyelidiki latar belakangnya terlebih dahulu sebelum aku memutuskan dekat dengannya. Kisah ini mulai terasa sedikit misteri tapi mungkin ada sedikit hal indah yang aku alami terlebih dahulu. setidaknya aku pernah merasakan menjadi orang yang paling bahagia.

(prolog)

avataravatar
Next chapter